“Wah, jangan-jangan ada sesuatu yang salah dengan rahimku!”
“Aduh, kira-kira kapan, ya, darahnya keluar? Malas harus pakai pantiliner terus.”
“Benaran hamil enggak, ya?!”
Keluhan mengenai telat datang bulan di atas pasti tak asing bagi perempuan yang siklus haidnya teratur atau yang sedang mengusahakan kehamilan. Ya, telat menstruasi memang bikin penasaran sekaligus harap-harap cemas.
Faktanya, bukan cuma kehamilan yang membuat terlambat datang bulan. Ada penyebab telat haid lainnya yang juga perlu dipertimbangkan. Apa sajakah itu? Yuk, kita simak bersama-sama!
1. Kehamilan
Hanya karena Anda sudah dan selalu menggunakan kontrasepsi, bukan berarti kehamilan tak mungkin terjadi. Faktanya, Anda tetap bisa hamil bahkan bila alat kontrasepsinya sudah dipakai dengan benar. Ingat, tak ada satupun alat kontrasepsi yang 100% mampu mencegah kehamilan.
Oleh karena itu, perempuan yang aktif secara seksual dan mengalami telat datang bulan, sebaiknya segera melakukan tes kehamilan. Jangan sampai Anda benar hamil, tetapi tidak mengetahuinya. Jika hasil tes negatif dan menstruasi belum datang juga, segera periksakan diri ke dokter, ya.
Baca juga: Apa yang Perlu Dilakukan pada Masa Awal Kehamilan?
2. Stres
Stres berkepanjangan ternyata memiliki dampak signifikan terhadap siklus datang bulan. Stres mampu membuat siklus mens lebih panjang, pendek, atau bahkan berhenti sama sekali. Pada beberapa wanita, stres juga membuat kram haid terasa lebih menyakitkan.
Untuk mengatasi penyebab telat haid yang satu ini, tentu harus mengatasi sumber stresnya lebih dulu. Selain menjauhi dari penyebab stres, Anda dapat berolahraga teratur, cukup tidur, relaksasi, atau yoga. Tak ada salahnya juga pergi ke dokter atau konselor jika beberapa cara mengatasi stres tadi belum berhasil.
Baca juga:
- 18 Makanan Penghilang Stres yang Bikin Anda Ngences
- Cara Ampuh Menghilangkan Stres Tanpa Membuat Kantong Kempes
3. Perimenopause
Sebelum memasuki masa menopause yang umumnya terjadi di usia 52 tahun, Anda biasanya mengalami perimenopause. Fakta menyebutkan bahwa gejala perimenopause dapat dialami bahkan 10-15 tahun sebelum mati haid. Artinya, pada usia 37-42 tahun, hormon estrogen bisa mulai berfluktuasi.
Ketidakstabilan kadar estrogen tersebut yang menyebabkan wanita usia perimenopause mengalami telat atau tidak menstruasi sama sekali. Jika haid tidak datang selama 12 bulan berturut-turut atau setahun penuh, artinya Anda sudah masuk masa menopause.
4. Berat badan turun drastis
Berkurangnya berat badan secara signifikan atau olahraga intens juga bisa jadi alasan telat menstruasi. Pasalnya, kondisi underweight (terlalu kurus) mampu menurunkan produksi hormon yang bertanggung jawab dalam proses ovulasi dan menstruasi. Solusi untuk kondisi ini adalah dengan menemui dokter atau berkonsultasi dengan pakar gizi untuk menaikkan berat badan.
5. Obesitas
Sama seperti underweight berpengaruh pada siklus haid, begitu pula kondisi overweight atau obesitas. Obesitas dan telat datang bulan malah sering menjadi gejala penyakit tertentu, seperti sindrom polikistik ovarium (PCOS). Guna memastikannya, dokter biasanya melakukan tes darah atau USG untuk mengamati ovarium sehingga penyebab terlambat datang bulan dapat diketahui.
6. Alat kontrasepsi
Beberapa jenis alat kontrol kehamilan, khususnya yang melibatkan hormon, memang mampu membuat haid terlambat datang. Selain mengandung kombinasi estrogen dan progesteron yang harus diminum dalam jangka waktu tertentu, pil KB biasanya terdiri dari plasebo (pil tanpa hormon) yang mesti dikonsumsi selama beberapa hari. Tidak-adanya hormon yang diterima tubuh selama periode inilah yang memicu terlambat datang bulan.
Seringkali hormon dalam alat kontrasepsi seperti pil, koyo, suntikan, dan implan juga membuat lapisan dinding rahim terus tipis sehingga tak ada darah haid yang perlu dikeluarkan. Pada umumnya, efek alat kontrasepsi tersebut tidak berbahaya. Namun, kalau Anda khawatir, silakan berkonsultasi dengan dokter.
7. Ketidakseimbangan hormon
Beberapa hormon seperti prolaktin atau tiroid dapat menyebabkan telat menstruasi. Kondisi ketidakseimbangan hormon ini bisa dengan mudah dideteksi melalui tes darah.
Penyebabnya ada bermacam-macam, mulai dari faktor genetik hingga kondisi medis serius, seperti tumor otak. Pada kebanyakan kasus, selama penyebabnya bukan penyakit serius, minum obat dapat membantu membuat siklus haid kembali normal.
8. Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
PCOS merupakan salah satu gangguan hormon paling umum di antara wanita usia subur. Meski gejalanya bisa berlainan antarperempuan satu dengan lain, penderita umumnya memiliki kadar hormon yang abnormal.
Di samping telat atau berhenti mens, abnormalitas tersebut seringkali menyebabkan:
- Beberapa kista kecil di indung telur;
- Jerawat;
- Rambut berlebih pada wajah dan tubuh;
- Kebotakan;
- Obesitas.
Jika mengalami gejala di atas, segeralah temui dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Jangan abaikan hal ini karena jika tak dirawat dengan benar, berhentinya haid selama usia subur dapat memicu kanker endometrium.
Selain itu, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami:
- Tidak menstruasi beberapa kali berturut-turut;
- Hasil tes kehamilan positif;
- Gejala PCOS;
- Berat badan naik atau turun drastis;
- Stres berlebih.
Baca juga: Ciri-ciri dan Gejala Kanker Serviks
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.