Air ketuban memang memegang peranan penting untuk kehidupan janin selagi ia masih berada dalam kandungan. Dengan adanya cairan ini, maka janin seolah menyelam di dalam rahim. Ketika jumlahnya cukup, maka janin dapat bergerak dengan bebas. Namun, ketika air ketuban sedikit, maka tentu saja akan memengaruhi kondisi janin.
Awal mulanya, air ketuban mulai diproduksi sejak 12 hari setelah pembuahan, tepatnya setelah kantung ketuban terbentuk. Ketika kehamilan masuk trisemester ke-2, bayi juga mulai menelan air ketuban. Dan dalam waktu 6 bulan, komponen cairan ini akan digantikan dengan urin bayi.
Air ketuban selalu ditelan oleh bayi, dan dikeluarkan dalam bentuk urin. Normalnya, meknisme ini berjalan seimbang sehingga jumlah air ketuban dipertahankan pada taraf normalnya.
Sayangnya, beberapa ibu hamil hanya menghasilkan air ketuban sedikit. Kondisi air ketuban kurang ini biasa disebut dengan oligohidramnion, sedangkan polihidramnion adalah istilah untuk kondisi berlebihnya air ketuban.
Ciri-ciri air ketuban kurang alias sedikit
Sayangnya, tak ada gejala pasti yang dapat menandakan air ketuban sedikit. Seorang ibu hamil bisa saja tidak mengalami gangguan fisik apapun saat air ketubannya kurang. Oleh karenanya, pemeriksaan kehamilan rutin sangat penting dilakukan, apalagi ketika bunda mengalami masalah, maka harus segera menemui dokter.
Lain halnya ketika bunda mengalami pecah kantung ketuban (ruptur membran), maka kondisi yang jelas-jelas bisa menurunkan jumlah cairan ketuban ini mudah diamati. Bunda mungkin terus-menerus merasa basah akibat merembesnya air ketuban melalui jalan lahir, dan tentu saja ini berbeda dengan air seni. Ketahui perbendaannya disini: Ketuban Pecah? Seperti Ini Warna Air Ketuban & Baunya
Tanda lain ketika air ketuban sedikit yaitu merasakan bahwa fundus uteri (besarnya rahim) lebih kecil dari yang seharusnya (tergantung dari usia kehamilan). Janin mungkin juga kurang bergerak sehingga bunda tidak bisa merasakan tendangan atau pergerakannya.
Sekali lagi, bahwa air ketuban sedikit tidak selalu dapat dirasakan. Untuk memastikan apakah air ketuban kurang atau tidak, maka pemeriksaan oleh dokter atau bidan dengan menggunakan perangkat seperti USG mutlak diperlukan.
Apa penyebab air ketuban sedikit?
Ada berbagai faktor yang menyebabkan air ketuban kurang. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bayi cacat lahir
Kemungkinan pertama adalah karena bayi tidak berkembang dengan baik dalam rahim. Jika sistem urin dan ginjalnya bermasalah, maka janin hanya akan menghasilkan sedikit urin saja. Padahal urin merupakan komponen utama dari cairan ketuban saat usia kehamilan menginjak 6 bulan.
2. Gangguan plasenta
Penyebab air ketuban sedikit yang kedua adalah gangguan plasenta. Bila ada masalah dengan plasenta, maka suplai nutrisi dan darah untuk si kecil akan terhambat. Ini menyebabkan tubuhnya berhenti ‘mendaur ulang’ cairan sehingga menghentikan produksi urinnya. Dengan demikian, volume air ketuban juga akan berkurang.
3. Kantung ketuban pecah atau bocor
Sedikit saja robekan pada kantung ketuban bisa menyebabkan cairannya merembes keluar dari rahim. Bocornya kantung ini juga dapat membuat air ketuban merembes keluar perlahan atau dalam skala besar. Jika dibiarkan, otomatis air ketuban akan berkurang atau bahkan habis.
4. Persalinan tertunda
Tidak kunjung melahirkan hingga 42 minggu lebih juga bisa membuat plasenta kehilangan fungsinya sehingga mengurangi kadar air ketuban dalam rahim. Kondisi inilah yang lebih sering terjadi, sehingga dokter selalu mengantisipasi agar buah hati segera dilahirkan ketika sudah mencapai tanggal taksiran persalinan.
5. Komplikasi kehamilan
Beberapa gangguan kesehatan yang muncul saat hamil juga bisa memengaruhi kadar air ketuban dalam rahim. Beberapa komplikasi kehamilan yang dimaksud adalah tekanan darah tinggi, diabetes, preklampsia, dehidrasi, lupus, hipoksia kronis, dll. Semuanya bisa membuat air ketuban sedikit dibanding seharusnya.
6. Bayinya kembar
Risiko turunnya kadar air ketuban juga meningkat kalau ibu mengandung lebih dari seorang bayi. Bila ibu hamil mengalami twin to twin transfusion syndrome (TTTS), maka kecenderungan mengalami polihidramnion juga meningkat. Karena bayi kembar harus berbagi plasenta, maka salah satunya mungkin hanya menerima sedikit air ketuban, sedangkan lainnya lebih banyak.
Apa bahaya air ketuban kurang bagi janin?
Jika air ketuban sedikit terdeteksi pada paruh pertama kehamilan, komplikasi bisa lebih serius, meliputi:
- Kompresi organ janin yang mengakibatkan cacat lahir.
- Meningkatnya kemungkinan keguguran atau lahir mati.
Jika kekurangan air ketuban terdeteksi pada paruh kedua kehamilan, komplikasi dapat meliputi:
- Intrauterine Growth Restriction (IUGR).
- Kelahiran prematur.
- Komplikasi persalinan seperti kompresi tali pusat, air ketuban kerus dan keharusan untuk sesar.
Bagaimana cara mengatasi air ketuban sedikit?
Cara untuk menangani rendahnya kadar air ketuban tergantung dari usia kehamilan. Kalau sudah mendekati waktu persalinan, dokter biasanya mengusulkan agar bayinya segera dilahirkan.
Namun kalau kondisi air ketuban sedikit ini terjadi pada pertengahan usia kehamilan, maka bunda perlu menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk tes non-stres dan kontraksi untuk memeriksa janin dan aktivitasnya. Jenis perawatan lain yang mungkin juga perlu dijalani adalah:
1. Infusi amnion
Infusi amnion melalui kateter mungkin diperlukan menjelang atau sewaktu persalinan untuk menambah kadar air ketuban dalam rahim agar bayi tetap terlindungi. Cara ini juga dapat menurunkan risiko melahirkan lewat operasi caesar.
2. Injeksi cairan
Amniosentesis tidak hanya dilakukan untuk mengambil cairan dari kantung kehamilan, tetapi juga bisa memasukkan cairan ke dalam rahim. Metode ini membuat dokter bisa mengamati bentuk tubuh janin. Namun karena sifat perawatan ini sementara saja, maka ada kemungkinan oligohidramnion kambuh lagi dalam seminggu pasca perawatan.
3. Hidrasi maternal
Bunda juga bisa menambah cairan dalam rahim dengan cara banyak minum atau menggunakan infus.
4. Vesico-amniotic shunts
Metode ini dapat menyembuhkan oligohidramnion dengan cara menetralkan uropati obstruktif janin. Kondisi ini menyebabkan tersumbatnya kandung kemih janin sehingga menghalangi keluarnya urin. Metode ini bekerja dengan cara mengarahkan urin janin langsung ke rahim.
5. Istirahat total
Bed rest atau istirahat total membuat ruang intravaskuler (pembulu darah) bertambah besar sehingga merangsang produksi air ketuban. Dengan berisitirahat, bunda juga bisa terhindar dari dehidrasi sehingga masalah air ketuban sedikit lebih cepat teratasi.
( ! ) Dari sekian cara penanganan tadi, ada 1 yang paling memprihatinkan. Beberapa kasus oligohidramnion terpaksa mengharuskan ibu hamil untuk menggugurkan kandungannya, terutama bila usia kandungan baru masuk trisemester pertama.
Cara mencegah air ketuban sedikit
Sayangnya, abnormalitas kadar air ketuban tak bisa dicegah jika penyebabnya tidak diketahui pasti. Akan tetapi ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan untuk meminimkan terjadinya air ketuban kurang, yaitu:
- Berolahraga secara teratur.
- Pola makan seimbang.
- Berhenti merokok.
- Minum banyak air.
- Berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum minum obat atau vitamin apapun, termasuk yang herbal sekalipun.
Jadi, meskipun ancaman air ketuban sedikit tidak dapat kita cegah sepenuhnya, namun rutin melakukan pemeriksaan kehamilan adalah upaya maksimal agar terindar dari bahayanya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.