Penyakit asma adalah penyakit yang disebabkan oleh alergi yang tergolong penyakit yang tidak bisa 100% sembuh. Hal ini karena begitu seseorang terpapar suatu zat yang membuatnya alergi, maka orang tersebut akan kambuh kembali.
Pengobatan asma secara garis besar terdiri dari dua cara, yaitu pengobatan untuk meredakan serangan dan pengobatan untuk mengontrol perburukan asma agar tidak semakin parah. Pengobatan Asma identik dengan alat hisap yang terbuat dari tabung logam yang disambungkan dengan inhaler.
Salah satu kandungan dalam alat hisap tersebut adalah albuterol (salbutamol). Albuterol adalah salah satu contoh obat yang dapat meredakan serangan asma.
Mengenai Albuterol
Golongan
Resep dokter
Kemasan
- Larutan nebulasi
- Tablet
- Sirup
Kandungan
Albuterol
Manfaat Albuterol
Albuterol adalah agonis beta short-acting (disingkat: SABA). Obat ini bisa dikatakan sebagai penyelamat bagi orang yang menderita serangan asma, termasuk yang usianya 4 tahun ke atas.
Albuterol juga dapat digunakan untuk mencegah asma yang disebabkan oleh olahraga. Albuterol digunakan melalui inhaler dosis terukur.
Saat ini, albuterol dipasarkan sebagai tiga produk dengan merek dagang:
- ProAir, dibuat oleh Teva Respiratory, LLC;
- Proventil, dibuat oleh Merck & Co, Inc;
- Ventolin, dibuat oleh GlaxoSmithKline;
Albuterol juga hadir sebagai larutan nebulasi, tablet, dan sirup. Dibandingkan sediaan oral (diminum), Albuterol yang dihirup bekerja lebih cepat, efektif, dan minim efek samping.
Lembaga Jantung, Paru, dan Darah Nasional merekomendasikan penggunaan SABA untuk semua pasien yang mengalami serangan asma. Tiga dosis SABA cukup untuk mengobati 60-70% pasien yang datang ke gawat darurat karena serangan asma.
Albuterol bekerja dengan melemaskan otot polos pada saluran udara yang spasme akibat serangan asma. Dengan begitu, saluran udara menjadi lebih terbuka dan membantu melancarkan pernapasan.
Albuterol mempengaruhi seluruh saluran udara, dari trakea besar ke bronkiolus yang sangat kecil. Obat ini bekerja sekitar 5-8 menit dan efeknya bisa bertahan 3-6 jam.
Kontraindikasi
Orang dengan masalah jantung harus berhati-hati mengonsumsi albuterol. Pasalnya, albuterol dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, detak jantung, dan gejala penyakit jantung lainnya. Maka itu, sebelum menggunakan albuterol untuk mengobati asma, beri tahukan dokter jika Anda memiliki penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.
Bagi Anda yang memiliki masalah tiroid, kejang, diabetes, atau kadar kalium rendah, tidak disarankan untuk menggunakan albuterol. Alih-alih bermanfaat, obat asma yang satu ini justru dapat memperburuk kondisi tersebut.
Jika Anda alergi terhadap albuterol atau bahan lainnya pada kemasan, Anda tidak boleh mengonsumsi obat ini.
Efek samping Albuterol
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan albuterol dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Salah satu efek samping albuterol yang terjadi adalah bronkospasme yang muncul tepat setelah menggunakan inhaler. Biasanya, hal ini kerap terjadi saat awal-awal Anda menggunakan tabung baru. Jika itu terjadi, segera konsultasikan ke dokter.
Untuk sediaan oral, albuterol dapat menyebabkan efek samping berupa:
- Pusing
- Nyeri dada
- Perasaan berdebar-debar
- Detak jantung meningkat
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Masuk angin
- Sakit tenggorokan
- Pilek
Jika efek samping berlanjut atau semakin memburuk, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Albuterol
Dosis albuterol bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Setiap inhaler memiliki sedikit perbedaan. Pastikan untuk membaca instruksi yang tertera pada kemasan. Tanyakan lebih lanjut pada dokter mengenai cara menggunakan inhaler Anda dengan benar.
Sebelum menggunakan salah satu produk albuterol, sebaiknya utamakan sediaan inhaler. Caranya, kocok inhaler selama beberapa detik, lalu tekan canister ke bawah dan lepaskan satu puff ke udara.
Ulangi cara ini 2-3 tiga kali lagi, tergantung pada instruksi yang tertera pada kemasan inhaler. Anda harus mengulangnya lagi jika Anda tidak menggunakan inhaler tersebut selama 2 minggu.
Agar lebih jelas, begini cara menggunakan albutamol inhaler dosis terukur;
- Kocok inhaler sebelum menggunakannya;
- Hembuskan napas sampai paru-paru Anda kosong;
- Letakkan corong di mulut dan jangan biarkan ada udara yang bocor dari sela-sela bibir;
- Mulailah bernapas dalam-dalam dan perlahan melalui mulut, lalu tekan canister untuk melepaskan “puff” saat Anda menarik napas. Tekan sampai tabung berhenti bergerak;
- Tahan napas Anda selama 10 detik, lalu buang napas perlahan. Untuk beberapa inhaler, Anda harus melepas inhaler dari mulut Anda sebelum mulai menahan napas;
- Jika dokter meminta Anda untuk mengambil lebih dari 1 kali hisapan, berikan jeda sekitar 1 menit. Kocok inhaler kembali dan ulangi cara tersebut.
Interaksi Albuterol
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan albuterol adalah:
- Obat asma lain
- Obat hirup lainnya
- Beta-blocker
- Diuretik
- Digoksin
- MAOI (monoamine oxidase inhibitor)
- TCA (antidepresan trisiklik)
Kemungkinan ada obat lain yang juga dapat bereaksi dengan albuterol, tapi belum dicantumkan dalam daftar di atas. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Apa yang harus saya lakukan jika saya lupa untuk menggunakan Albuterol?
Albuterol adalah obat pereda, artinya obat ini dapat diambil sesuai kebutuhan untuk mengobati serangan asma atau mencegah asma yang disebabkan oleh akitivitas berat. Ketika penghitung pada inhaler menunjukkan bahwa tersisa 20 kali hisapan lagi, maka sudah saatnya untuk mengisi ulang inhaler Anda.
Albuterol tidak boleh digunakan secara teratur. Studi menunjukkan bahwa mengambil albuterol secara teratur dapat menyebabkan gangguan fungsi paru-paru.
Anda tidak disarankan untuk menggunakan albuterol lebih dari 2 hari per minggu untuk menghilangkan gejala asma. Konsultasikan ke dokter jika Anda ingin mengganti obat asma agar disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Anda.
Penggunaan albuterol pada ibu hamil
Belum ada studi yang menemukan keamanan albuterol pada ibu hamil atau menyusui. Lembaga Jantung, Paru, dan Darah Nasional menyatakan bahwa albuterol adalah SABA yang bisa digunakan pada waktu kehamilan. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu sebelum Anda menggunakan albuterol saat hamil atau menyusui.
Artikel terkait: