Batu empedu merupakan deposito cairan empedu yang mengeras atau membatu yang terbentuk dalam kantong empedu. Kantong atau Kandung empedu (gallbladder) adalah organ kecil berbentuk seperti buah pir yang terletak di perut bagian kanan, tepat di bawah hati.
Secara normal, kantong empedu memiliki cairan pencernaan yang disebut empedu untuk dilepaskan ke usus kecil. Namun ketika cairan itu membatu maka proses normal akan terganggu sehingga muncullah gejala batu empedu atau penyakit batu empedu yang akan kita pelajari lebih lanjut nanti.
Batu empedu memiliki berbagai ukuran mulai dari yang kecil seperti sebutir pasir hingga berukuran besar sebesar bola golf. Beberapa orang yang sakit hanya memiliki satu batu empedu, namun tidak menutup kemungkinan batu empedu yang terbentuk berjumlah banyak pada saat yang sama.
Gejala penyakit batu empedu
Banyak yang memiliki batu empedu namun tidak menimbulkan gejala apapun, gejala batu empedu akan dirasakan ketika batu menyumbat saluran empedu dan menimbulkan peradangan. Pada kebanyakan kasus, gejala utama batu empedu adalah sakit perut, sakit di daerah uluhati, meskipun beberapa orang juga mengalami gejala lain jika penyumbatan lebih parah atau penyumbatan berkembang di bagian lain dari sistem pencernaan.
Gejala utama batu empedu yaitu rasa sakit pada perut yang tiba-tiba, sakit perut biasanya berlangsung 1-5 jam (meskipun kadang-kadang bisa berlangsung hanya beberapa menit), dikenal sebagai kolik bilier.
Rasa sakit bisa dirasakan:
- Di bagian tengah perut, antara tulang dada dan perut (ulu hati)
- Tepat di bawah tulang rusuk sebelah kanan, rasa sakit akan menjalar ke samping dan belakang (punggung)
Rasa sakit terkadang dipicu oleh makan makanan berlemak, namun dapat juga terjadi pada setiap saat sepanjang hari dan dapat membangunkan penderitanya saat tidur di malam hari. Selain rasa sakit kolik bilier, beberapa orang juga mengalami periode berkeringat berlebihan (keringat dingin) dan merasa mual atau muntah.
Batu empedu dapat menyebabkan masalah yang lebih serius jika sampai menghalangi aliran empedu dalam waktu yang lama atau pindah ke organ lain (seperti pankreas atau usus kecil). Jika hal ini terjadi, maka akan menimbulkan gejala-gejala berikut:
- Demam dengan suhu tinggi 38 ° C atau lebih
- Sakit perut lebih hebat
- Kulit dan mata menjadi kuning (jaundice)
- Kulit gatal
- Diare
- Menggigil
- Kebingungan
- Tidak nafsu makan
Baca Juga: Gejala Batu Empedu
Segera hubungi dokter jika mengalami:
- Ikterus (Kuning)
- Nyeri perut yang berlangsung lebih dari delapan jam
- Demam (suhu tinggi) dan menggigil
- Sakit perut yang begitu kuat yang tak reda dengan posisi apa pun
Apa penyebab batu empedu?
Belum begitu jelas apa sebenarnya yang menjadi penyebab terbentuknya batu empedu, namun telah diketahui bahwa batu empedu terjadi oleh karena hal-hal sebagai berikut:
1. Cairan empedu yang mengandung kolesterol tinggi
Normalnya, cairan empedu mengandung bahan kimia yang cukup untuk melarutkan kolesterol yang diekskresikan oleh hati. Tapi jika jumlah kolesterol terlalu banyak daripada kemampuan empedu untuk melarutkannya, maka kolesterol berlebih dapat membentuk menjadi kristal dan akhirnya menjadi batu (Batu empedu kolesterol). Ini merupakan jenis batu empedu terbanyak.
2. Cairan empedu yang mengandung terlalu banyak bilirubin
Bilirubin adalah zat kimia yang dihasilkan dari sel darah merah yang rusak. Kondisi tertentu pada hati ada yang menyebabkan terlalu banyak produksi bilirubin, termasuk sirosis hati, infeksi saluran empedu dan kelainan darah tertentu. Kelebihan bilirubin berkontribusi dalam pembentukan batu empedu (Batu empedu pigmen).
3. Gangguan pengosongan kantong empedu
Jika kantong empedu tidak mengosongkan diri sepenuhnya atau rutin, maka cairan empedu dapat terkonsentrasi (mengendap) sehingga mempermudah terbentuknya batu empedu.
Faktor-faktor risiko penyebab batu empedu antara lain:
- Perempuan
- Usia 60 tahun atau lebih
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Banyak anak
- Makan makanan yang tinggi lemak
- Makan makanan tinggi kolesterol
- Makan makanan rendah serat
- Memiliki riwayat keluarga batu empedu
- Memiliki diabetes
- Kehilangan berat badan sangat cepat
- Mengambil beberapa obat penurun kolesterol
- Mengambil obat yang mengandung estrogen, seperti obat terapi hormon
Baca Selengkapnya: Penyebab Batu Empedu
Pengobatan penyakit batu empedu
Seperti telah disinggung di atas, ada batu empedu yang tidak menimbulkan gejala, namun ada pula yang menimbulkan gejala sakit. Oleh karena itu, pengobatan batu empedu juga digolongkan atas dua kondisi tersebut.
1. Pengobatan batu empedu yang tidak menyebabkan tanda dan gejala
Batu empedu yang tidak menyebabkan tanda dan gejala, namun terdeteksi dengan USG atau CT scan yang dilakukan saat cek up rutin atau untuk penyakit lain, biasanya tidak memerlukan pengobatan.
Namun Anda harus waspada, jika timbul rasa sakit di perut bagian kanan atas dan jika tanda-tanda dan gejala batu empedu lainnya terjadi di kemudian hari, maka segeralah periksakan ke dokter.
2. Pengobatan batu empedu dengan tanda dan gejala yang nyata
Pilihan pengobatan untuk batu empedu antara lain:
Pembedahan (operasi)
Prosedur operasi dilakukan untuk mengangkat kandung empedu (kolesistektomi). Dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat kandung empedu, jika batu empedu sering kambuh.
Setelah kantong empedu diangkat, empedu mengalir langsung dari hati ke dalam usus kecil. Jangan khawatir, meskipun kandung empedu telah diangkat, pasien masihh tetap bisa hidup normal. Karena tidak akan mempengaruhi kemampuannya untuk mencerna makanan, tetapi dapat menyebabkan diare, itupun bersifat sementara.
Obat penghancur batu empedu
Obat yang digunakan berupa obat minum yang dapat membantu melarutkan batu empedu. Tapi mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk melarutkan batu empedu dengan cara ini. Bahkan terkadang obat ini tidak bekerja dengan efektif. Obat penghancur batu empedu ini tidak umum digunakan dan disediakan hanya untuk orang-orang yang tidak bisa menjalani operasi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.