Tahukah Anda bahwa untuk menurunkan tekanan darah, ada cara lain selain menggunakan obat yang diresepkan dokter, kita bisa menerapkan cara alami dengan mengonsumsi buah untuk menurunkan darah tinggi. Ya, ini bisa menjadi pelengkap dalam mengelola hipertensi yang Anda alami.
Penyakit darah tinggi yang dalam istilah medis disebut sebagai Hipertensi adalah suatu penyakit dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas nilai normal. Tekanan darah tinggi ditandai dengan tekanan sistolik (bacaan atas) > 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik (bacaan bawah) > 90 mmHg. Tekanan darah tinggi akan menyebabkan jantung menjadi harus bekerja lebih berat dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.
Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh asupan garam yang tinggi. Terlalu banyak garam atau natrium akan menyebabkan air lebih banyak yang tertahan di dalam tubuh. Hal ini akan meningkatkan volume darah dan meningkatkan tekanan pada dinding arteri yang pada akhirnya akan mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Bagaimana buah bisa untuk menurunkan darah tinggi?
Penelitian yang dilakukan oleh NIH (National Institutes of Health) menyimpulkan bahwa diet tinggi kalium berhubungan dengan tekanan darah yang lebih rendah. Hal ini dapat terjadi karena kalium dapat menyeimbangkan elektrolit dan mengurangi efek natrium pada tekanan darah. Konsumsi kalium yang rutin 4.100 mg/hari dapat menurunkan tekanan darah (sistol / diastol) rata - rata 2.8 /1.1 mm Hg pada mereka yang mempunyai tekanan darah normal dan dapat menurunkan tekanan darah (sistol / diastol) rata -rata 7.2 /2.8 mm Hg pada mereka yang mempunyai darah tinggi. Oleh karena itu NIH merekomendasikan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yaitu suatu diet untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang memasukkan buah - buahan yang tinggi kalium sebagai buah penurun tekanan darah tinggi.
6 Macam Buah untuk Darah Tinggi
Adapun buah – buahan penurun darah tinggi yang direkomendasikan dalam DASH adalah sebagai berikut :
1. Aprikot
Aprikot merupakan sumber kalium dan vitamin A yang sangat baik. Aprikot mungkin merupakan salah satu buah terbaik yang memiliki kalium di dalamnya karena dalam 100 gr aprikot kering terdapat 1.850 mg kalium.
2. Alpukat
Alpukat kaya akan berbagai macam vitamin dan tinggi lemak tak jenuh tunggal dan kalium. Alpukat juga memiliki lemak yang unik yang disebut avocadene, yang memiliki efek penyembuhan terhadap sejumlah penyakit termasuk tekanan darah tinggi. Alpukat sangat rendah kolesterol dan merupakan buah untuk darah tinggi yang direkomendasikan karena dalam 100 g alpukat terdapat 485 mg kalium
3. Pisang
Pisang merupakan buah serbaguna. Pisang dapat dimakan sebagai camilan atau dapat ditambahakan sebagai irisan untuk sereal pagi ataupun pada salad buah. Sebagai buah obat darah tinggi, satu pisang berukuran sedang mengandung 422 mg kalium. Selain itu pisang juga dapat memberikan rasa kenyang untuk waktu yang lama.
4. Jeruk dan lemon
Buah jeruk terkenal karena kandungan vitamin C mereka yang tinggi. Jeruk yang tinggi nutrisi dan rendah kalori. Dengan kandungan kalium 326 mg dalam satu buahnya, jeruk merupakan salah satu buah untuk menurunkan darah tinggi yang terbaik.
5. Blewah
Blewah atau timun suri merupakan sumber vitamin A, vitamin C dan kalium yang sangat baik. Blewah termasuk buah untuk darah tinggi yang baik dan bisa menjaga kesehatan jantung karena dalam 100 gr blewah terdapat 309 mg kalium.
6. Melon
Melon merupakan sumber vitamin A, vitamin C, thiamin, magnesium, folat dan kalium yang sangat baik. Melon merupakan buah penurun tekanan darah tinggi yang baik karena dalam 100 gr melon terdapat 280 mg kalium.
Konsumsi garam atau natrium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih berat dari biasanya. Sedangkan peningkatan konsumsi kalium akan membantu menurunkan tekanan darah. Pemilihan buah yang tepat yang mengandung banyak kalium dapat menjaga tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.