Fraktur atau patah tulang dapat terjadi pada setiap jenis tulang dalam tubuh, termasuk tulang rusuk. Patah tulang rusuk umumnya terjadi akibat kecelakaan atau benturan yang keras pada dada. Sebetulnya, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya tetapi bila salah penanganan justru bisa memicu risiko komplikasi yang membahayakan kesehatan. Lantas, bagaimana cara mengobati patah tulang rusuk yang benar?
Tanda dan gejala patah tulang rusuk
Patah tulang rusuk adalah cedera umum yang terjadi ketika salah satu tulang pada tulang rusuk mengalami retak atau patah. Penyebab yang paling sering adalah adanya trauma pada dada, misalnya jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau benturan saat olahraga.
Gejala patah tulang rusuk yang paling utama adalah timbulnya rasa nyeri di bagian dada. Rasa sakit ini biasanya terasa semakin parah ketika:
- Menarik napas dalam-dalam;
- Ada tekanan di area yang cedera;
- Memutar atau memiringkan tubuh.
Beberapa pasien juga mengalami bengkak hingga memar pada kulit di sekitar area cedera. Terlebih jika Anda pernah mendengar suara ‘krek’ seperti retakan, maka Anda perlu waspada sebab itu bisa menjadi pertanda tulang rusuk retak atau bahkan patah.
Kasus patah tulang rusuk sebetulnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 bulan. Akan tetapi, jangan tunda periksa ke dokter jika rasa nyerinya terasa sangat menusuk atau disertai gejala berikut:
- Kesulitan bernapas;
- Rasa penuh atau nyeri di bagian tengah dada selama beberapa menit;
- Nyeri meluas dari dada hingga bahu atau lengan.
Gejala-gejala tersebut bisa menjadi sinyal bahwa patah tulang rusuk telah mengenai organ lain di sekitar atau bahkan gejala serangan jantung. Segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Kenali Penyebab Nyeri Dada yang Anda Alami
Risiko patah tulang yang dibiarkan tidak segera ditangani
Kebanyakan kasus patah tulang rusuk yang terjadi hanya retak. Meskipun tetap terasa sakit, tulang rusuk yang retak tidak seberbahaya tulang rusuk yang pecah menjadi beberapa bagian.
Namun, hati-hati, ujung patah tulang yang bergerigi dan tajam dapat merusak pembuluh darah utama bahkan hingga ke organ dalam seperti paru-paru. Itulah mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau kemampuan pernapasan pasien dan menghindari risiko komplikasi paru-paru, seperti pneumonia.
Potensi komplikasi bisa berbeda-beda pada setiap pasien, tergantung dari jumlah tulang rusuk yang patah dan seberapa parah kondisinya. Sejumlah komplikasi patah tulang rusuk yang bisa terjadi antara lain:
- Pembuluh aorta tertusuk atau sobek: Bisa terjadi jika ada patahan tajam pada salah satu atau tiga tulang rusuk pertama bagian atas;
- Paru-paru tertusuk: Bisa terjadi jika tulang rusuk yang patah di bagian tengah sehingga menyebabkan paru-paru sobek dan kolaps;
- Luka pada limpa, hati, atau ginjal: Bisa terjadi jika tulang yang patah adalah tulang rusuk bagian bawah;
Baca selengkapnya: Pertolongan Pertama pada Patah Tulang
Pengobatan patah tulang rusuk yang aman
Sebagian besar kasus patah tulang rusuk bisa sembuh dengan sendirinya, paling cepat dalam waktu 6 minggu. Untuk membantu mengurangi nyerinya, batasi aktivitas Anda dan kompres area cedera dengan es secara teratur.
Jika Anda merasakan nyeri di bagian dada, terutama saat bernapas dalam, dokter biasanya akan meresepkan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen. Bila obat oral tak juga membantu, dokter mungkin akan menyuntikkan anestesi di sekitar saraf tulang rusuk.
Ketika nyerinya mulai terkendali, Anda dianjurkan untuk melakukan latihan pernapasan secara rutin. Anda akan belajar menarik napas lebih dalam guna menghindari risiko pneumonia. Anda tidak perlu takut jika ingin batuk, justru itu akan membantu membersihkan lendir di paru-paru dan mencegah risiko infeksi.
Selama dalam masa pemulihan, hindari mendorong atau mengangkat alat berat karena ini bisa memperparah rasa nyerinya. Jika berbaring membuat nyerinya semakin parah, cobalah duduk dengan posisi paling nyaman sambil berlatih napas dalam.
Patah tulang rusuk memang bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, bukan berarti gejalanya boleh disepelekan, apalagi jika rasa nyerinya semakin memburuk dan menyebabkan sesak napas. Selain dengan minum obat pereda nyeri dan kompres dingin, penting juga untuk berkonsultasi secara rutin ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi dan kebutuhan Anda.
Baca juga: Baca juga: Mengenal Fungsi dan Masalah yang Paling Sering Terjadi Pada Tulang Rusuk
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.