Gangguan bipolar merupakan gangguan mood sehingga penderitanya memiliki suasana perasaan yang labil, terkadang naik dan terkadang turun. Maka tak heran, jika ciri-ciri bipolar paling umum adalah moody.
Mereka yang mengidap bipolar bisa tampak sangat gembira pada satu waktu, lalu kemudian tampak sedih (depresi) dalam kurun waktu tertentu. Jadi, ciri-ciri bipolar secara umum terbagi menjadi 2 episode: mania atau naiknya mood (senang - energik) dan depresif atau turunnya mood (sedih - lemah).
Setiap episode dapat terjadi dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan perilaku berbeda. Munculnya pun bisa beriringan dalam waktu singkat. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami bagikan ciri-ciri bipolar berdasarkan tipenya (mania, depresif, atau keduanya).
Ciri-ciri Bipolar Tipe Mania
Inilah beberapa gejala ketika penderita bipolar masuk episode mania/ naiknya mood:
1. Euforia
Nah jika penderita bipolar masuk episode mania, maka ia akan mengalami euforia (perasaan gembira berlebihan). Ini membuatnya merasa sangat bersemangat dalam melakukan apapun, dan rasanya tak ada yang bisa menghentikannya untuk mencapai hal yang diinginkan (meski pada saat itu, perhatiannya juga tetap mudah teralihkan).
Beberapa penderita bipolar menggambarkan sensasi ini seperti ‘di awang-awang’. Tak peduli bagaimana situasinya, mereka tetap merasa senang. Sayangnya, perasaan ini bisa berubah seketika menjadi sebaliknya (depresif).
2. Bicara terlalu cepat
Salah satu indikasi kalau seseorang sedang berada dalam episode mania adalah bicaranya terlalu cepat dan itu bisa berlangsung dalam jangka waktu lama. Namun saat berbicara, mereka rata-rata jarang membahas 1 topik saja. Sebaliknya, mereka bisa 'lompat' dari 1 topik ke topik lainnya sehingga membuat bingung pendengar di sekitarnya.
Tentunya ciri-ciri bipolar ini merupakan efek dari semangat serta energi yang sedang memuncak tadi. Tak kenal istirahat dan menilai diri sendiri terlalu tinggi juga termasuk pertanda bahwa seseorang sedang mengalami episode mania.
3. Pikiran terus on
Tak hanya saat berbicara, dalam pikirannya pun - penderita bipolar yang berada dalam episode mania seringkali susah fokus pada 1 hal saja. Hal ini dikarenakan pikiran mereka seolah dipenuhi dengan banyak hal. Sayangnya, kondisi susah fokus ini membuatnya terhambat untuk mencapai target terpenting saat itu.
Namun selama fase hipomania, penderita bipolar biasanya mampu mengendalikan pikiran mereka yang kacau. Oleh karenanya pada tahap ini, mereka biasanya lebih produktif.
4. Meningkatnya aktivitas fisik
Seringkali, respon kelebihan energi pada episode mania seperti terlihat bersemangat atau berbicara cepat saja tidak cukup mampu jadi pelampiasan penderita bipolar. Untuk itu, mereka juga sering 'lari' kepada olahraga atau aktivitas fisik lainnya.
Jadi bila Anda mengenal seseorang yang tiba-tiba bersemangat olahraga, bahkan berlebihan saat melakukannya, maka bisa jadi ia mungkin mengidap bipolar.
Di samping olahraga, penderita bipolar yang berada dalam episode mania juga bisa berlebihan dalam hal aktivitas seksualnya. Ia mungkin jadi lebih giat berhubungan intim tanpa memikirkan dampaknya (terinfeksi penyakit menular seksual atau kehamilan yang tak diinginkan).
5. Ceroboh saat memakai obat-obatan atau alkohol
Kadangkala, penderita bipolar juga bisa lari ke obat-obatan dan alkohol dengan begitu mudahnya. Mereka tak lagi memikirkan masak-masak konsekuensi dari penggunaan kedua barang tersebut.
Yang lebih parah lagi adalah, konsumsi keduanya justru semakin membuat mood tidak stabil. Lebih dari itu, obat-obatan dan alkohol juga dapat meningkatkan kegelisahan, yang mana ini bisa memperparah ciri-ciri bipolar.
Karenanya tak heran jika berhenti minum alkohol dan obat-obatan merupakan bagian dari program perawatan gangguan bipolar.
6. Tak butuh banyak tidur/ istirahat
Seperti disebutkan tadi, episode mania sarat dengan luapan energi, semangat, dan kebahagiaan. Perasaan bergairah terus-menerus semacam ini tentulah membuat seseorang sulit atau enggan tidur. Meski jam tidurnya berkurang, namun penderita bipolar jarang merasa lelah atau mengantuk.
Sayangnya lagi, gejala ini sering dianggap sebagai insomnia belaka. Padahal keduanya berbeda sebab penderita insomnia pastilah kerap merasa letih dan mengantuk, namun tidak demikian dengan penderita bipolar.
Baca juga:
- Penyebab Insomnia yang Membuat Anda Susah Tidur
- 23 Cara Mengatasi Insomnia Bagi Anda yang Susah Tidur
Ciri-ciri Bipolar tipe Depresif
Gangguan bipolar saat berada dalam episode depresif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mudah lelah
Kebalikan dari gejala mania, seseorang yang masuk episode depresif justru seringkali merasa tak berdaya dan lelah. Inginnya sih pergi tidur saja, tetap tidur, dan rasanya malas melakukan apapun sepanjang hari itu.
Selain lelah secara fisik, penderitanya juga kerap merasa down secara mental sehingga membuat mereka tak ingin melakukan apapun termasuk hobi yang disukainya.
2. Mengalami sakit kronis tanpa penyebab yang jelas
Penderita bipolar juga bisa merasa sakit pada tubuhnya, entah itu sakit kepala berat, nyeri otot, atau ketidaknyamanan di bagian tubuh lainnya. Kadangkala penyebab sakitnya memang sungguh ada, namun itu dilebih-lebihkan.
Untuk mengatasi sakit yang dirasakannya, penderita bipolar biasanya dianjurkan untuk minum obat antidepresan. Baca juga: 15 Penyebab Badan Sakit Semua dan Tips Mengatasinya
3. Sedih atau hilang harapan
Ciri-ciri bipolar pada episode depresif berikutnya adalah perasaan sedih atau tanpa harapan yang mendalam. Ini membuat penderita tak hanya depresi, namun juga kehilangan minat terhadap hal yang disukainya, termasuk berhubungan intim dengan pasangan.
4. Sering berpikir untuk bunuh diri
Pada kasus berat, penderita bipolar yang berada dalam episode depresif bisa berpikir untuk bunuh diri. Hal ini tentunya sangat berbahaya apalagi gangguan ini sering membuat penderitanya bertindak kompulsif.
Ciri Bipolar Tipe Mania dan depresif
Kedua episode pada gangguan bipolar bisa terjadi bersamaan, berikut ciri-cirinya:
1. Moody
Seperti disebutkan di awal tadi, mood yang berubah-ubah merupakan ciri-ciri bipolar paling umum. Penderitanya bisa merasa senang selama beberapa hari hingga berbulan-bulan lamanya, tapi begitu juga dengan kebalikannya (depresif).
Seringkali penderita bipolar juga mengalami fase hipomania, episode mania ringan yang tak terlalu memengaruhi perilaku sehari-hari. Ini membuat mereka tampak seperti orang biasa - hanya saja tetap, pada akhirnya nanti mereka bisa menghasilkan perilaku berbeda.
Selain itu, normal juga untuk penderita bipolar mengalami ketidakstabilan mood yang membawanya masuk dari 1 episode ke episode lainnya.
2. Mudah terluka/ tersinggung
Penderita bipolar juga memiliki kecenderungan mudah tersinggung terhadap topik atau situasi yang sebenarnya biasa saja. Karenanya cara merawat gangguan bipolar ini seringkali berfokus pada terapi menstabilkan mood.
Seberapa parahnya tingkat moody seringkali dipakai para ahli sebagai tolok ukur untuk mencari tahu berhasil-tidaknya perawatan yang diterapkan pada penderitanya.
3. Sering bolos sekolah atau kerja
Ciri-ciri bipolar lainnya adalah tidak mampu mengikuti jadwal/ rutinitas yang sudah ada, entah itu di sekolah, pekerjaan, dalam komitmen, atau lainnya. Ketika berada dalam episode mania, penderita bipolar bisa bolos kerja dengan alasan sepele, misalnya karena terlalu sibuk melakukan hal lain yang dianggapnya lebih penting atau hanya karena mereka tidak bisa fokus pada tugasnya saat itu.
Sebaliknya selama episode depresif, seseorang bisa merasa sangat malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Pada saat itu, ia bahkan bisa menganggap segala sesuatu (termasuk karirnya) tidak penting.
Jika ada kenalan maupun anggota keluarga yang mengalami ciri-ciri bipolar tadi, jangan remehkan gangguan satu ini. Segeralah mencari pertolongan dari dokter psikiatri agar gangguan bipolar tak sampai mengganggu aktivitas dan merusak masa depan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.