Sudah bukan rahasia lagi bahwa puasa Ramadhan memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Meskipun Anda harus berjuang menahan lapar dan haus, puasa telah terbukti dapat menurunkan gula darah, menormalkan tekanan darah, hingga meningkatkan daya tahan tubuh.
Namun di sisi lain, perubahan pola makan terkadang juga membuat tubuh lebih rentan terkena penyakit saat puasa. Lantas, apa saja penyakit yang sering muncul saat puasa dan bagaimana mengatasinya? Mari simak hasil survei Honestdocs berikut ini, yuk!
Penyakit saat puasa yang paling sering muncul
Puasa memang terbukti dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Namun faktanya, tidak jarang juga mangakibatkan gangguan kesehatan untuk banyak orang saat puasa.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena tubuh merasa 'kaget' dengan perubahan pola makan selama puasa. Dari yang biasanya makan 3 kali sehari namun sekarang Anda hanya boleh makan saat sahur dan buka puasa saja.
Selain itu, salah pilih makanan ketika sahur dan buka puasa juga dapat memicu berbagai penyakit saat puasa. Entah itu diare, sembelit, atau asam lambung naik. Kebiasaan itulah yang membuat manfaat puasa jadi tidak optimal bagi tubuh.
Berdasarkan survei yang dilakukan secara khusus oleh tim Honestdocs, ada 6 jenis penyakit yang paling sering muncul saat puasa. Apakah Anda sedang mengalami salah satunya?
Source: Honestdocs
1. Bau mulut
Walaupun bukan termasuk penyakit, bau mulut telah menjadi masalah yang umum terjadi selama puasa Ramadhan. Beberapa orang bahkan tidak hanya puasa makan dan minum, tapi juga sampai 'puasa' bicara karena merasa tidak percaya diri dengan bau mulut.
Berdasarkan survei terhadap 11.740 responden, sebanyak 25% di antaranya mengeluh mengalami bau mulut saat puasa. Hal ini cukup membuktikan bahwa bau mulut tak sedap menjadi keluhan paling utama bagi masyarakat selama puasa.
Kurangnya asupan cairan selama puasa menyebabkan jumlah air liur berkurang, sehingga mulut terasa kering. Akibatnya, sel-sel mati dan sisa-sisa makanan kian menumpuk di mulut dan memicu bau mulut saat puasa Ramadhan.
Untuk mengatasinya, pastikan Anda rutin menyikat gigi sehabis sahur dan berbuka puasa. Perhatikan juga menu makanan yang Anda santap saat sahur. Hindari berbagai makanan pemicu bau mulut tak sedap, seperti bawang, makanan pedas, dan makanan manis.
Baca Juga: 5 Cara Menghilangkan Bau Mulut Saat Puasa Dengan Mudah
2. Asam lambung naik
Asam lambung naik menduduki peringkat kedua sebagai penyakit saat puasa yang paling banyak bermunculan. Hal ini telah terbukti melalui survei internal yang telah dilakukan, bahwa 2.091 dari 11.740 responden atau sekitar 17,8% responden mengalami asam lambung naik saat puasa.
Perut yang kosong seharian karena berpuasa sering kali memicu naiknya asam lambung. Penyakit saat puasa ini bisa diperparah jika Anda melewatkan makan sahur, makan terlalu banyak saat buka puasa, hingga kebiasaan langsung tidur setelah sahur.
Baca Juga: Sehabis Sahur, Apakah Boleh Langsung Tidur?
Asam lambung naik umumnya ditandai dengan perut mulas dan mual. Untuk mengatasinya, sebaiknya hindari berbagai makanan asam atau pedas saat sahur dan buka puasa.
Ketika waktu berbuka tiba, makanlah sedikit demi sedikit dan berikan kesempatan bagi perut Anda beradaptasi setelah seharian kosong. Setelah itu, perut akan terasa nyaman dan aktivitas di bulan Ramadhan pun jadi lebih lancar tanpa terganggu dengan naiknya asam lambung.
3. Dehidrasi
Dehidrasi sebetulnya memang bukan jenis penyakit, melainkan masalah kesehatan yang umum terjadi pada saat puasa. Pasalnya, sekitar 17% responden dalam survei mengungkapkan bahwa mereka sering mengalami dehidrasi saat puasa.
Dehidrasi terjadi karena tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup selama berjam-jam berpuasa. Terlebih lagi, aktivitas yang padat di bulan Ramadhan membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan, sehingga pada akhirnya memicu dehidrasi saat puasa. Bila dibiarkan terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan mulut kering, mual, pusing, hingga kelelahan.
Supaya Anda terhindar dari penyakit saat puasa, terutama dehidrasi, pastikan untuk memperbanyak minum air putih saat sahur. Sebaiknya hindari juga makanan asin dan pedas saat sahur karena dapat membuat Anda lebih cepat dehidrasi saat puasa.
4. Sakit kepala
Sakit kepala juga termasuk salah satu penyakit saat puasa yang cukup umum di masyarakat. Buktinya, ada sekitar 1.567 dari 11.740 responden (13.3%) yang mengeluh sering sakit kepala saat puasa.
Penyebab sakit kepala saat puasa dapat berbeda-beda pada setiap orang. Namun biasanya, kondisi ini terjadi bersamaan dengan dehidrasi, kelelahan, atau kurang tidur selama bulan Ramadhan.
Selama berpuasa, tekanan darah mengalami penurunan karena tubuh tidak mendapatkan pasokan gula dari makanan. Akibatnya, tubuh menggunakan cadangan gula sebagai energi supaya tubuh tidak mudah lemas saat puasa. Namun pada saat yang bersamaan, otak juga kekurangan nutrisi sehingga memicu sakit kepala saat puasa.
Supaya Anda tidak mudah terkena sakit kepala saat puasa, pastikan Anda mendapatkan cukup tidur minimal 7-8 jam setiap malam. Seimbangkan juga dengan konsumsi makanan bergizi supaya tubuh tetap fit selama bulan Ramadhan.
5. Mual
Pernahkah Anda mengalami mual saat puasa? Jika iya, Anda tidak sendirian. Mual atau sensasi eneg memang termasuk keluhan atau penyakit yang umum terjadi saat puasa.
Dari total 11.740 responden yang mengikuti survei, 1.009 responden atau sekitar 8,6% di antaranya mengeluh mual selama puasa. Biasanya, sensasi mual muncul bersamaan dengan dehidrasi atau asam lambung naik saat puasa.
Sebagai solusinya, perbanyaklah minum air putih saat buka puasa untuk meredakan rasa mual. Berbukalah dengan makanan yang lunak dan mudah dicerna, misalnya pisang atau roti panggang, supaya pencernaan Anda terasa lebih nyaman.
6. Diare
Salah pilih makanan saat sahur dan buka puasa dapat mengundang berbagai penyakit saat puasa. Salah satunya yang paling sering terjadi adalah diare.
Menurut survei terhadap 11.740 responden, sebanyak 290 responden atau 2,5% di antaranya mengalami diare saat puasa. Meskipun tampak sedikit, diare tetap tidak bisa disepelekan dan perlu segera diatasi supaya ibadah puasa Anda tetap berjalan lancar.
Diare biasanya terjadi jika Anda sering makan makanan pedas saat sahur maupun berbuka. Kondisi ini juga bisa terjadi ketika Anda membeli makanan di pinggir jalan saat mendekati waktu buka puasa. Alih-alih membatalkan puasa dengan makanan yang lezat, salah pilih makanan justru membuat Anda diare.
Oleh karena itu, berhati-hatilah saat Anda membeli makanan atau minuman di luar. Pastikan makanan yang Anda beli berasal dari wadah tertutup dan terhindar dari paparan lalat atau debu. Jangan lupa cuci tangan Anda hingga bersih sebelum makan untuk mencegah risiko diare saat puasa.
7. Lainnya
Selain keenam penyakit di atas, sebanyak 1.858 responden mengalami beberapa gangguan kesehatan lainnya seperti kurang kalium, mudah lelah, nyeri dada, susah BAB, alergi kulit dan sakit perut.
Berbagai manfaat puasa bagi kesehatan
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa puasa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Mulai dari menurunkan gula darah, mengatasi peradangan, menormalkan tekanan darah tinggi, sampai meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Baca Selengkapnya: 12 Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Manfaat puasa tersebut tentu bukan asal-asalan. Survei yang dilakukan secara khusus oleh tim Honestdocs pun memberikan hasil nyata.
Berikut ada 3 manfaat puasa yang paling utama berdasarkan survei milik Honestdocs, di antaranya:
Source: Honestdocs
1. Menurunkan berat badan
Dari total 7.012 responden yang terlibat dalam survei, sebanyak 43,3% responden merasakan manfaat puasa dalam menurunkan berat badan. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi Anda yang sedang diet demi mencapai berat badan ideal.
Karena tidak mendapatkan asupan makanan selama berpuasa, tubuh akan menggunakan cadangan lemak sebagai energi supaya Anda tetap fit saat puasa. Semakin banyak lemak tubuh yang digunakan, maka hal ini dapat membantu menurunkan berat badan Anda selama puasa.
Namun ingat, puasa bukanlah satu-satunya cara untuk menurunkan berat badan. Supaya hasilnya maksimal, perbanyaklah makan sayur dan buah-buahan yang kaya vitamin dan mineral. Batasi juga asupan lemak dan gula supaya berat badan Anda tetap stabil selama di bulan Ramadhan.
2. Gula darah turun
Sebanyak 1.698 responden atau sekitar 24,2% responden merasakan manfaat puasa dalam menurunkan gula darah. Manfaat puasa yang satu ini tidak hanya dirasakan oleh para penderita diabetes saja, orang dengan gula darah normal pun juga bisa merasakan manfaatnya.
Selama puasa, tubuh menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi. Hal inilah yang membuat kadar gula darah yang semula melonjak naik jadi berangsur-angsur turun dan normal selama puasa.
3. Tekanan darah turun
Berdasarkan survei internal yang telah dilakukan, sebanyak 12,7% responden merasakan manfaat puasa dalam menurunkan tekanan darah. Semakin normal tekanan darah Anda, maka semakin kecil pula risiko Anda mengalami aterosklerosis.
4. Lainnya
Responden yang menjawab manfaat lainnya sebanyak 19.8% atau 1.388 orang menyatakan manfaat kesehatan yang dirasakan ketika menjalani puasa meliputi meningkatnya konsentrasi, melancarkan pencernaan, dan detoksifikasi tubuh.
Pentingnya minum vitamin selama puasa
Source: Honestdocs
Tidak hanya membahas soal penyakit saat puasa dan manfaat puasa saja, responden juga memberikan tanggapan mengenai perlu atau tidaknya minum vitamin saaat puasa.
Hasil survei membuktikan bahwa dari total 7.257 responden, sekitar 81% responden tidak minum suplemen saat puasa. Hanya ada 19% responden yang rutin minum vitamin saat puasa.
Mengosumsi vitamin saat menjalani ibadah puasa mungkin belum menjadi pilihan untuk Anda, namun jika dirasa asupan gizi yang diterima saat sahur dan buka puasa kurang, Anda dapat mempertimbangkan tambahan sumplemen makanan.
Kekurangan gizi dapat ditandai dengan pusing, mual, kelelahan, hingga susah fokus saat puasa, saat itulah Anda mungkin perlu suplemen vitamin tambahan. Minum vitamin selama puasa dapat membantu menjaga daya tahan tubuh, sehingga Anda dapat beraktivitas di bulan Ramadhan dengan lancar dan sehat.
Baca Selengkapnya: Perlukah Minum Vitamin Saat Puasa?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.