Obat dekongestan tersedia dalam sediaan jenis hirup, tablet, kapsul, sirup, dan bubuk. dekongestan hirup lebih sering digunakan dan ditemui di pasaran. Beberapa macam dekongestan yang beredar di Indonesia adalah oxymetazoline, pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, dan phenylephrine.
Bahan yang paling sering ditemukan di dalam obat ini adalah pseudoefedrin, oxymetazoline, fenilefrin, dan xylometazoline. Cara bekerja dekongestan adalah meredakan pembengkakan pembuluh darah di hidung. Hal ini membantu untuk membuka jalan napas hidung, membuat Anda bisa bernapas dengan lebih mudah.
Meskipun dekongestan dapat membantu Anda melegakan hidung Anda, kerja obat tersebut tidak bisa menyembuhkan penyebab hidung tersumbat, seperti pilek atau alergi.
Mengenai Obat Dekongestan
Golongan
Obat resep
Kemasan
- Obat hirup
- Kapsul
- Tablet
- Syrup
- Bubuk
Kandungan
Pelega pernapasan
Manfaat Obat Dekongestan
Dekongestan adalahobat untuk melegakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh flu, sinusitis, atau alergi dalam jangka pendek. Obat ini bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di hidung, sehingga membantu untuk membuka jalan napas hidung dan membuat pernapasan lebih mudah.
Kontraindikasi
Obat dekongestan tidak boleh digunakan untuk orang-orang dengan kondisi berikut:
- Memiliki hipersensitivitas terhadap kandungan obat.
- Pasien yang sedang menggunakan obat MOA atau baru berhenti pengobatan dalam 14 hari.
- Penderita glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, dan hipertiroid.
- Anak usia di bawah 12 tahun.
Dosis Obat Dekongestan
Untuk jenis dekongestan hirup, dosis yang dianjurkan biasanya 5-7 x sehari. Dekongestan hirup tidak boleh digunakan lebih dari 7 kali dalam sehari.
Terapi dekongestan diberikan paling lama seminggu. Pemakaian dekongestan yang lebih dari 1 minggu dapat memperparah penyakit yang diderita.
Sedangkan pada jenis dekongestan oral, dosis yang biasanya dianjurkan adalah sebagai berikut:
- Anak usia 6-12 tahun: 4-6 x sehari 30 mg
- Anak usia > 12 tahun: 4-6 x sehari 60 mg
Dosisnya bisa berbeda-beda sesuai keparahan penyakit dan usia penderita. Dosis maksimal tidak boleh melebihi 75 mg per hari (dewasa) dan 37,5 mg perhari (anak 6-12 tahun).
Petunjuk penggunaan
- Gunakan obat dari dosis yang paling kecil. Jika gejala hidung tersumbat sudah hilang, segera hentikan pemakaian.
- Kombinasikan dengan antihistamin golongan kedua. Antihistamin adalah obat untuk menghalangi kerja histamin, senyawa penyebab alergi. Pada kategori kedua, antihistamin tidak lagi menimbulkan efek kantuk tapi dapat menghilangkan bersin, gatal, dan ingus yang meler. Adapun dari sisi dekongestan, gejala hidung tersumbatnya langsung hilang.
- Kepala tetap datar ketika memakai obat semprot, karena posisi lubang hidung itu mendatar dan rata. Kalau ketika menyemprot posisi kepala mendongak, cairan malah akan masuk ke kerongkongan. Untuk obat tetes, masukkan dengan kepala yang agak miring dan teteskan sedikit saja.
Efek samping Obat Dekongestan
Efek samping ringan yang mungkin terjadi di antaranya:
- Iritasi pada lapisan hidung
- Mulut terasa kering
- Mual
- Sakit kepala
- Tremor atau gemetar
- Merasa gelisah
- Sulit buang air kecil (pada pria)
- Sulit tidur
- Ruam (reaksi alergi)
- Jantung berdebar
Efek samping yang lebih serius seperti halusinasi dan syok anafilatik bisa juga terjadi, tetapi kasusnya sangat jarang terjadi.
Interaksi Obat Dekongestan
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan obat dekongestan adalah:
- Obat antidepressant, monoamine oxidase inhibitor: menyebabkan tekanan darah naik secara ekstrim (hypertensive crisis).
- Digitalis: meningkatkan aktivitas ektopik pacemaker.
- Ketokonazol, eritromisin, atau simetidin: meningkatkan konsentrasi plasma loratadin.
- Antasida: meningkatkan absorpsi pseudoefedrin.
- Kaolin: menurunkan absorpsi pseudoefedrin.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat dekongestan adalah sebagai berikut:
- Penggunaan dekongestan untuk jangka panjang tidak dianjurkan karena bisa mengganggu fungsi mucosal ciliary: kondisi atrophic rhinitis dan anosmia (kehilangan fungsi penciuman) bisa terjadi karena kondisi vasokonstriksi dalam waktu lama.
- Dekongestan hanya boleh digunakan untuk anak usia 6 tahun ke atas.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan ginjal atau hati, gangguan jantung, gangguan sirkulasi, hipertensi, diabetes, pembengkakan prostat, glaukoma, dan hipertiroidisme.
- Dekongestan merupakan campuran dari kombinasi obat untuk mengatasi gejala flu, yang dikombinasikan dengan obat penurun suhu tubuh saat demam, ataupun obat anti-alergi serta obat analgesik sebagai penghilang rasa sakit. Penting untuk Anda agar berhati-hati membaca komposisi obat yang digunakan.
- Penggunaan tidak boleh lebih dari 7 hari, karena dapat memperparah penyumbatan hidung dari sebelumnya.
Penggunaan Obat Dekongestan pada ibu hamil dan menyusui
Sebaiknya jangan menggunakan obat ini saat hamil dan menyusui, kecuali atas anjuran dokter. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Artikel terkait: