Banyak orang yang rela mengocek saku dalam untuk biaya perawatan tubuh mereka, salah satunya untuk memutihkan warna gigi. Sekarang sudah banyak beredar bahkan dijual bebas produk-produk pemutih gigi yang diyakini ampuh dan efektif untuk memutihkan gigi, baik dalam bentuk strip, pasta gigi, hingga bleaching. Bagi Anda yang tertarik dengan bleaching, baiknya pahami dulu risiko efek samping memutihkan gigi dengan bleaching.
Apakah pemutih gigi itu?
Banyak orang yang menginginkan warna giginya menjadi lebih putih dengan menggunakan pemutih gigi. Pemutih gigi memang dapat menjadikan warna gigi lebih putih, tapi hasilnya bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Booking Klinik Bleaching Gigi via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket bleaching gigi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Gigi dengan warna yang kecokelatan akan lebih sulit menjadi putih dibandingkan gigi yang kuning. Sedangkan gigi yang berwarna keunguan, abu, atau kebiruan akan lebih sulit lagi diputihkan dengan pemutih gigi.
Maka dari itu, sebelum Anda melakukan pemutihan gigi, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter gigi Anda agar hasilnya lebih optimal.
Hasil dari pemutihan gigi dapat berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor berikut ini :
- Produk pemutih gigi yang dipakai;
- Kondisi gigi;
- Noda yang ada pada gigi;
- Konsentrasi pemutih yang digunakan;
- Durasi waktu;
- Sistem prosedur pemutihan yang dilakukan.
Apakah pemutih gigi efeknya permanen?
Warna putih gigi dapat bertahan lama, tapi kembali lagi pada gaya hidup Anda. Sebaiknya hindari makanan dan minuman seperti kopi, teh, soda, makanan manis, dan makanan yang mengandung asam agar warna gigi putih Anda bisa bertahan hingga satu tahun--bahkan lebih.
Karena makanan dan minuman tersebut dapat mempengaruhi perubahan warna gigi, sehingga gigi putih Anda mungkin tidak akan bertahan lama hingga lebih dari satu bulan jika sering mengonsumsinya.
Apa yang bisa saya lakukan untuk mempertahankan gigi yang sudah diputihkan tersebut?
- Hindari makanan dan minuman yang dapat meninggalkan noda di gigi. Jika harus mengonsumsinya, gunakan sedotan supaya tidak terkena gigi Anda secara langsung;
- Segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan dan minuman tersebut;
- Jagalah kebersihan gigi Anda dengan selalu sikat gigi minimal dua kali sehari dan gunakan dental floss (benang tipis untuk membersihkan sela gigi) minimal sekali sehari. Anda juga bisa menggunakan pasta gigi yang mengandung pemutih gigi untuk menjaga warna putih gigi Anda setidaknya 1-2 kali seminggu;
- Kontrol rutin gigi Anda minimal 6 bulan sekali ke dokter gigi.
Apakah ada efek samping jika memutihkan gigi dengan bleaching?
Setelah memutihkan gigi dengan bleaching, ada dua kemungkinan efek samping yang terjadi yaitu:
Bleaching (Pemutihan Warna Gigi) Di Tooth's Kingdom Dental Care
Bleaching Gigi merupakan salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk membuat gigi lebih putih dan cerah
- Gigi menjadi sensitif pada awalnya;
- Terjadi iritasi di dinding mulut
Kedua hal ini hanya terjadi sementara sekitar 1-3 hari saja. Apabila gigi menjadi sensitif, berikut tips untuk mengurangi gejalanya:
- Gosok gigi memakai pasta gigi khusus gigi sensitif, yang mengandung kalium nitrat (mampu mengurangi ketegangan saraf pada gigi);
- Hentikan sementara penggunaan obat pemutih gigi selama 2-3 hari agar gigi bisa beradaptasi terhadap obat tersebut;
- Anda dapat menggunakan produk dengan kandungan fluoride tinggi 4 menit sebelum memutihkan gigi, untuk meremineralisasi gigi Anda.
Apakah pemutih gigi dapat merusak enamel gigi?
Enamel gigi merupakan lapisan email gigi atau lapisan terluar gigi. Pemutih gigi yang mengandung carbamide peroxide dapat merusak lapisan ini, namun biasanya dokter memberikan dengan kadar hanya 10%, jadi akan lebih aman.
Apakah proses memutihkan gigi dapat merusak saraf gigi?
Hingga sekarang belum ada studi yang membuktikan adanya dampak jangka panjang akibat proses pemutihan gigi.
Studi yang dilakukan selama 4,5-7 tahun hanya menunjukkan jika melakukan proses pemutihan gigi maka memerlukan perawatan saluran akar guna mencegah berbagai gangguan gigi yang dapat muncul ke depannya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.