Imunisasi Polio: Jadwal, Manfaat, Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 2 menit
Imunisasi Polio: Jadwal, Manfaat, Efek Samping

Imunisasi polio begitu penting karena dapat mencegah penyakit polio yang merupakan penyakit infeksi oleh virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Ini merupakan program wajib yang canangkan oleh pemerintah Indonesia, selama bertahun-tahun menjalankan program ini akhirnnya pada tahun 2014 Indonesia dinyatakan bebas polio.

Lebih lanjut mengenai penyakit ini, silahkan baca: Penyakit Polio

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Pengertian Imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah upaya untuk membuat seseorang kebal terhadap virus polio dengan cara memasukkan vaksin polio ke dalam tubuh yang mengandung virus yang telah dilemahkan. Dengan demikian, virus yang lemah tidak dapat menginfeksi tubuh, namun itu sudah cukup untuk merangsang tubuh membentuk antibodi sebagai respon imun untuk melawannya.

Ketika antibodi sudah terbentuk, maka apabila virus polio datang menyerang di kemudian hari, maka akan langsung dibunuh dan tidak sampai menimbulkan penyakit polio.

Manfaat Imunisasi Polio

Tujuan imunisasi polio adalah untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis. Oleh karena itu sudah jelas bahwa manfaat imunisasi polio adalah mencegah penyakit polio atau lumpuh layu. Baik perindividu maupun secara luas pada masyarakat. Karena apabila sebagian besar terimunisasi maka yang lain juga akan terlindungi dari penularan.

Pemberian Imunisasi Polio

Terdapat dua macam vaksin polio, yaitu vaksin virus polio oral (OPV = Oral Polio Vaccine) dan Incativated Polio Vaccine (IPV). Di Indonesia yang sering digunakan adalah OPV.

Cara Pemberian

Vaksin polio OPV yang mengandung virus yang sudah dilemahkan diberikan secara oral atau diteteskan langsung pada mulut anak sebanyak 2 tetes secara langsung atau dicampur dengan gula pada sendok. Sedangkan vaksin polio IPV yang mengandung virus yang sudah dimatikan diberikan melalui suntikan.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Vaksinasi via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket vaksinasi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Jadwal Pemberian

Sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi polio diberikan minimal sebanyak empat kali dengan selang waktu minimal empat minggu. Jadwal standar yaitu usia 0, 2 bulan, 4 bulan, dan 6  bulan bersamaan dengan jadwal pemberian vaksin DPT.

Mengenai jenisnya boleh dipilih salah satu OPV atau IPV jadwalnya sama. Pemberian vaksin akan diulang saat bayi pada usia 18-24 bulan, dan 5-6 tahun. Lebih lengkap silahkan lihat Jadwal Imunisasi IDAI

Efek Samping Imunisasi Polio

Biasanya tidak terdapat efek samping yang berati. Jarang sekali terjadi kelumpuhan akibat vaksin polio ini dengan perbandingan 1 / 1.000.000 dosis. Sebagian kecil anak setelah mendapatkan imunisasi bisa mengalami gejala pusing, diare ringan, nyeri otot.

Khusus pada vaksin polio IPV efek samping yang bisa muncul berupa:

  • Sedikit bengkak dan kemerahan di tempat suntikan.
  • Pengerasan kulit pada tempat suntikan, yang biasanya cepat hilang.
  • Kadang-kadang terjadi peningkatan suhu (demam) beberapa jam setelah injeksi.

Kontraindikasi

Jika anak sedang mengalami hal-hal dibawah ini, maka tidak boleh diberikan imunisai polio:

  • OPV tidak boleh diberikan pada saat anak diare, jika sudah terlanjur maka itu tidak dihitung sebagai bagian dari jadwal imunisasi, dan harus diberika ulang setelah sembuh.
  • Anak yang mengalami infeksi akut yang disertai demam.
  • Anak yang memiliki masalah defisiensi sistem kekebalan tubuh (lemahnya sistem imun).
  • Anak yang sedang menjalani pengobatan imunosupresif (obat yang dapat menekan sistem imun).

19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Henry, J. L., Jaikaran, E. S., Davies, J. R., Tomlinson, A. J., Mason, P. J., Barnes, J. M., Beale, A. J. (1966). A study of poliovaccination in infancy: excretion following challenge with live virus by children given killed or living poliovaccine. The Journal of Hygiene, 64(1), 105-120 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2134687/)
What is polio? (n.d.) (https://www.cdc.gov/polio/about/)
Vaccine timeline. (2016, June 14) (http://www.immunize.org/timeline/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app