Keliru jika kita mendefinisikan syok hanya sebatas perasaan kaget. Betul syok ditandai dengan perasaan kaget. Akan tetapi, kondisi ini merupakan rasa kaget luar biasa dari sisi psikologis. Selain itu, syok berpengaruh pada aspek fisik. Dua hal inilah yang membuat syok dikategorikan sebagai kondisi medis.
Baca juga:
- Langkah-langkah Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
- Langkah-langkah Pertolongan Pertama pada Sesak Napas
Memahami syok
Syok adalah kondisi yang terjadi saat tidak terdapat cukup darah dan oksigen yang mengaliri organ serta jaringan di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tekanan darah menjadi sangat rendah dan fungsi organ-organ akan terganggu.
Ada beberapa jenis syok. Namun, semua jenis tersebut akan bermuara pada satu risiko yang sama: Mengancam jiwa. Gejala-gejala yang menyertai syok adalah:
- Detak jantung yang tidak beraturan;
- Napas yang cepat, tetapi pendek;
- Denyut nadi cepat, lemah, atau bahkan tidak terasa sama sekali;
- Keringat dingin;
- Sensasi seperti melayang-layang;
- Kebingungan;
- Nyeri dada;
- Mata sayu;
- Mual;
- Muntah;
- Pupil mata membesar;
- Jumlah urine yang sedikit;
- Rendahnya kadar gula darah;
- Tekanan darah rendah;
- Kehilangan kesadaran atau pingsan.
Baca juga: Ketahui Apa Saja 5 Penyebab Kematian Mendadak
Jenis-jenis syok
1. Syok obstruktif
Seseorang mengalami syok obstruktif ketika darah tidak bisa beredar ke bagian-bagian tubuh tertentu. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada aliran darah, misalnya karena emboli paru. Penumpukan udara atau cairan dalam rongga dada akibat pneumothorax, hemothorax, dan tamponade jantung juga dapat memicu syok obstruktif.
2. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik berawal dari kerusakan jantung yang membuat aliran darah dalam tubuh seseorang berkurang. Pada umumnya, syok kardiogenik disebabkan oleh detak jantung yang tidak beraturan, detak jantung yang sangat pelan, dan kerusakan otot jantung.
3. Syok distributif
Syok distributif terjadi saat pembuluh darah tidak mampu mengalirkan darah dengan benar. Kondisi demikian berimbas pada gangguan aliran darah dan oksigen ke organ-organ vital. Syok distributif dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis, yakni:
- Syok anafilaktik. Kondisi ini diklasifikasikan sebagai komplikasi reaksi alergi yang sangat parah (anafilaksis). Reaksi ini biasanya dipicu oleh makanan, sengatan atau gigitan serangga, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
- Syok septik yang disebabkan oleh sepsis. Secara sederhana, sepsis diartikan sebagai komplikasi infeksi bakteri yang sangat parah sehingga membuat bakteri masuk ke dalam aliran darah dan memicu kerusakan serius pada organ-organ dalam.
- Syok neurogenik akibat kerusakan sistem saraf pusat. Umumnya, penyebab kerusakan ini adalah cedera saraf tulang belakang.
4. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik muncul ketika organ-organ vital kekurangan asupan darah dan oksigen. Kondisi ini mengakibatkan organ-organ tersebut takkan bisa berfungsi dengan normal. Syok hipovolemik bisa dipicu oleh perdarahan hebat saat seseorang mengalami cedera. Selain itu, dehidrasi parah dapat menyebabkan syok hipovolemik.
Baca juga: Apa Itu Reaksi Alergi Anafilaksis?
Pertolongan pertama pada syok
Hal pertama yang harus digarisbawahi adalah syok merupakan kondisi darurat sehingga harus ditangani dengan pertolongan cepat dan tepat. Terlambat sedikit saja, syok dapat menyebabkan kematian.
Nah, berikut merupakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada orang yang mengalami atau dicurigai syok:
- Baringkan penderita secara perlahan;
- Jangan gerakkan tubuh penderita jika tidak diperlukan;
- Kendurkan atau buka pakaian yang ketat;
- Periksa denyut nadi dan jantung;
- Jika penderita tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi, lakukan resusitasi jantung-paru (CPR);
- Untuk menghindari ketakutan dan kedinginan yang dapat memperburuk kondisi, selimuti pasien;
- Jangan beri pasien minum atau makan;
- Jika syok disebabkan oleh alergi (syok anafilaktik), segera berikan epinephrine dalam bentuk autoinjector atau suntikan otomatis. Biasanya, pengidap alergi parah selalu membawa suntikan ini;
- Jika pasien mengalami perdarahan, tutup dan sumbat area yang berdarah dengan kain;
- Jika pasien mengalami muntah atau mengeluarkan darah dari mulut, ubah posisinya menjadi menyamping supaya tidak tersedak.
Baca juga:
Pengobatan syok
Jika sudah ditangani tim medis, penderita syok bakal diberi infus cairan untuk menormalkan tekanan darah. Karena syok bermacam-macam dan penyebabnya berbeda, pengobatan dan perawatannya pun bakal berbeda.
1. Pengobatn syok hipovolemik
Untuk mengatasi syok hipovolemik, tindakan medis yang dapat dilakukan adalah transfusi darah, baik sel darah merah maupun faktor-faktor pembekuan darah seperti trombosit.
2. Pengobatn syok kardiogenik
Syok kardiogenik dapat ditangani dengan menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk memperbaiki pompa jantung. Contoh obat-obatan tersebut adalah dopamine dan dobutamin.
3. Pengobatan syok anafilaktik
Dalam penanganan syok anafilaktik, pasien akan diberi epinephrine suntik yang berfungsi untuk meredakan syok akibat reaksi alergi.
4. Pengobatan syok neurogenik
Obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah, seperti epinephrine, norepinephrine, atau dopamine, juga dipakai dalam penanganan syok neurogenik. Seandainya pasien mengalami penurunan denyut jantung, dokter akan memberikan atropin.
5. Pengobatan syok septik
Dalam mengatasi syok sepsis, dokter akan memberi obat golongan vasopressor, seperti norepinephrine, untuk meningkatkan tekanan darah. Untuk mengatasi infeksi, dokter dapat memberi antibiotik, antivirus, atau antijamur. Intinya, pemberian obat bergantung pada jenis infeksinya. Operasi juga dapat dilakukan untuk mengatasi sumber infeksi.
Baca juga:
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.