Setelah melakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa leukosit rendah. Itu artinya, kadar sel darah putih Anda berada di bawah ambang batas normal. Anda pun bertanya-tanya, kira-kira apa penyebab leukosit rendah dan apakah ini kondisi yang berbahaya? Jangan buru-buru panik, baca dulu ulasan berikut ini.
Sekilas tentang leukosit
Leukosit, atau dalam istilah umum lebih dikenal dengan sebutan sel darah putih, merupakan komponen darah yang memiliki peran penting bagi sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan atau imunitas dapat melindungi tubuh dengan membentuk antibodi yang dihasilkan oleh sel darah putih.
Berkat fungsi sel darah putih, sejumlah infeksi dan penyakit yang menyerang tubuh dapat diatasi dengan baik. Selain berperan dalam sistem imunitas, leukosit juga dapat membantu dalam melawan kelainan-kelainan yang terdapat di dalam sumsum tulang, sistem peredaran darah, dan sistem limfatik.
Oleh karena itu leukosit ini merupakan komponen yang penting bagi tubuh manusia. Apabila kadar leukosit rendah, tentu ini akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.
Baca Juga: Fungsi Sel Darah Putih (Leukosit), Limfosit, Neutrofil, Dll
Berapa kadar leukosit normal?
Leukosit diproduksi oleh sumsum tulang dengan jumlah sekitar 100 miliar sel leukosit setiap harinya. Dalam kondisi normal, jumlah leukosit atau sel darah putih yang sehat di dalam tubuh orang dewasa adalah berkisar antara 4.000-11.500 sel per mikroliter darah.
Pada anak-anak, jumlah sel darah putih tampak sedikit lebih tinggi dibandingkan jumlah pada orang dewasa, Sementara pada bayi yang baru lahir jumlah leukosit diperkirakan berkisar antara 9.000-30.000 sel per mikroliter darah.
Baca Juga: Memahami Nilai Normal Leukosit Pada Dewasa dan Anak
Apabila jumlah leukosit tersebut turun menjadi rendah di bawah 3.000 sel per mikroliter darah, maka kondisi ini disebut dengan leukopenia atau sel darah putih rendah. Kondisi sel darah putih rendah ini tentu akan berdampak terhadap melemahnya sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh akan rentan terhadap ancaman infeksi.
Selain itu, kekurangan limfosit juga dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka.
Apa Penyebab Leukosit Rendah?
Ada banyak hal yang menjadi penyebab mengapa kadar leukosit dalam darah dapat menjadi turun. Penurunan drastis dapat terjadi sebagai hasil dari adanya infeksi virus akut, kanker, kelainan bawaan dari sistem kekebalan tubuh dan kelainan pada sumsum tulang.
Beberapa obat-obatan seperti golongan imunosupresan, diuretik, serta clozapine, olanzapine, dan beberapa anti psikotik lain juga dapat menyebabkan turunnya jumlah sel darah putih dalam tubuh.
Secara lebih spesifik, berikut beberapa penyebab leukosit rendah:
- Gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yang diketahui memiliki potensi menghancurkan sumsum tulang dan menghambat produksi sel darah putih.
- Reaksi alergi yang berat terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh.
- Kondisi medis tertentu, seperti hipertiroid yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme pada tubuh.
- Gangguan pada organ hati atau limpa, yang dapat menyebabkan hipersplenisme sehingga sel-sel darah menjadi lebih banyak yang dihancurkan.
- Kekurangan vitamin dan mineral.
- Penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis dan penyakit lupus.
- Infeksi virus HIV/AIDS yang menurunkan kekebalan tubuh dengan cara merusak sel darah putih.
- Faktor penyebab lainnya termasuk tindakan kemoterapi, terapi radiasi, dan yang menyebabkan kematian sel darah putih dan kerusakan jaringan.
Kenali Gejala Leukosit Rendah
Sel darah putih rendah atau leukopenia dapat menimbulkan gejala-gejala yang sifatnya ringan hingga berat, tergantung dari tingkat keparahan kondisi yang dialami. Gejala yang ringan tentu bisa saja terjadi karena leukosit rendah belum sampai menimbulkan pengaruh yang berarti terhadap sistem kekebalan tubuh.
Gejala-gejala yang dapat terlihat pada seseorang yang mengalami sel darah putih rendah antara lain:
- Mudah mengalami penyakit karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Badan terasa lebih ringan seperti melayang.
- Wajah tampak pucat dan sering pingsan.
- Wanita yang terkena dapat mengalami siklus menstruasi berkepanjangan (menorrhagia).
- Tanda-tanda yang muncul pada anak-anak termasuk anemia, demam, sering sakit kepala.
- Sebuah kondisi yang disebut dengan hematoma, di mana darah cenderung menumpuk di bawah kulit juga salah satu dari gejala rendahnya sel darah putih.
- Gejala yang lainnya termasuk mudah lelah, gangguan keseimbangan emosi terutama lebih mudah marah.
Jika telah terjadi infeksi, maka dapat timbul gejala infeksi seperti demam tinggi, Infeksi pada daerah tertentu juga dapat menimbulkan gejala yang spesifik seperti:
- Infeksi pada saluran pencernaan: dapat menimbulkan gejala diare, perdarahan rektum, dan kram perut.
- Infeksi pada saluran pernapasan: dapat menimbulkan gejala batuk, sesak napas, dan nyeri dada.
- Infeksi pada saluran kemih: dapat menimbulkan gejala panas dan terbakar pada saat buang air kecil.
Apabila Anda melihat atau mengalami beberapa gejala tersebut seperti di atas, atau mengalami kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan sel darah putih, sebaiknya segeralah menemui dan berkonsultasi dengan dokter.
Dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan pemeriksaan sumsum tulang guna memastikan penyebabnya. Setelah kondisi yang mendasari tersebut telah didiagnosis, maka dokter akan memberikan penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, Anda juga wajib melakukan tindakan pencegahan terhadap infeksi. Hal ini bisa dilakukan baik dengan mengonsumsi obat antibiotik maupun dengan menjaga kebersihan diri hingga penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah agar tidak terkena infeksi yang berat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.