Ada prinsip "lebih baik mencegah daripada mengobati". Hal itu tentu benar adanya, sebab pastinya tidak ada satupun orang yang mau jatuh sakit. Karena itulah, penting untuk melakukan medical check up untuk mendeteksi dini adanya penyakit dalam tubuh. Jangan sampai penyakitnya diam-diam berkembang dan baru disadari saat sudah parah. Sudah tahu berapa biaya medical check up yang harus dikeluarkan? Simak ulasannya berikut ini.
Apa itu medical check up?
Medical check up adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit dalam tubuh. Hal ini penting dilakukan secara rutin setidaknya tiap setahun sekali. Semakin cepat terdeteksi, maka diharapkan penyakit dapat segera ditangani agar tidak telanjur berkembang parah.
Booking Klinik Medical Check Up via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket medical check up hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Berikut kondisi-kondisi yang memerlukan medical check up (MCU):
1. Pemeriksaan rutin
MCU sebaiknya dilakukan secara berkala minimal setahun sekali oleh semua orang tanpa terkecuali, baik anak-anak maupun orang tua, wanita maupun pria, sehat maupun sakit.
2. Pemantauan penyakit
Pada orang yang sudah terdiagnosis suatu penyakit, maka MCU perlu dilakukan untuk memantau perjalanan penyakitnya, apakah sudah ada perbaikan atau justru mengalami perburukan.
3. Rencana menikah
Medical check up juga perlu dilakukan apabila ada pasangan yang ingin merencanakan pernikahan. Jenis pemeriksaan ini disebut dengan pre-marital check up.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan yang dapat mengganggu perkembangan janin saat kehamilan nanti. Sebagai contoh, jika ditemukan adanya infeksi toxoplasma pada wanita yang akan menikah, sebaiknya diobati dahulu sampai benar-benar sembuh sebelum merencanakan kehamilan.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk pasangan yang akan menikah tentu berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan pada saat medical chek up biasa.
Medical Check Up Paket Gold Di Path Lab Klinik
Medical check-up diperlukan baik oleh perempuan maupun laki-laki, baik anak muda maupun orang lanjut usia. Orang yang terlihat sehat pun perlu melakukan medical check-up, terutama untuk memeriksa tingkat kesehatan dan mencegah secara dini jika adanya penyakit serius yang belum menunjukkan gejala.
4. Syarat kerja dan sekolah
Medical check up juga kerap dijadikan salah satu syarat untuk mendaftar lowongan pekerjaan atau mendaftar ujian sekolah.
Yang harus disiapkan sebelum medical check up
Sebelum melakukan medical check up, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Beri tahukan dokter mengenai keluhan yang Anda rasakan, kemudian dokter akan membantu menentukan pemeriksaan apa saja yang Anda butuhkan.
Ada beberapa persiapan yang harus Anda lakukan sebelum medical check up, yaitu:
- Puasa minimal 10-12 jam. Hal ini bertujuan supaya hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan terakhir, sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat.
- Minum air putih yang banyak setelah bangun pagi. Disarankan menjelang analisis urin di klinik atau rumah sakit.
Secara umum, medical check up membutuhkan waktu kurang lebih 90 menit tiap orang. Lagi-lagi, hal ini tergantung dari seberapa banyak pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur medical check up
Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di laboratorium, klinik, atau rumah sakit. Jenis pemeriksaan yang akan dilakukan berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi pasien dan tujuan melakukan MCU.
Secara umum pemeriksaan yang dilakukan pada saat medical check up adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada medical check up meliputi :
Booking Klinik Medical Check Up via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket medical check up hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
1. Berat badan dan tinggi badan
Berat badan dan tinggi badan seseorang diukur berdasarkan kriteria BMI (Body Mass Index atau Indeks Massa Tubuh). BMI diukur dengan rumus membagi berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan kuadrat (dalam meter persegi).
Klasifikasi BMI berdasarkan WHO, yaitu :
- Nilai < 18.5 : underweight
- Nilai 18.5 – 24.9 : normal
- Nilai 25.0 – 29.9 : overweight
- Nilai 30.0 – 34.9 : Obesitas tingkat 1
- Nilai 35.0 – 39.9 : Obesitas tingkat 2
- Nilai 40 : Obesitas tingkat 3
2. Tanda-tanda vital
Pada saat MCU akan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi:
- Tekanan darah (normal 120/80 mmHg)
- Denyut nadi (normal 60 – 100 kali per menit)
- Laju pernapasan (normal 12 – 20 kali per menit)
- Suhu tubuh (normal 37,50 C)
3. Mata
Kesehatan mata juga akan diperiksa untuk mengetahui tajamnya penglihatan, ada tidaknya kelainan refraksi, astigmatisma, katarak, tekanan di dalam bola mata, pemeriksaan lapang pandang, buta warna, infeksi, dan sebagainya.
4. Hidung
Dokter akan melakukan pemeriksaan hidung guna mengetahui ada tidaknya septum deviasi, massa di dalam rongga hidung, dan sebagainya.
5. Rongga mulut
Dokter akan melihat kondisi rongga mulut Anda untuk melihat apakah ada tanda-tanda infeksi di rongga mulut, pembesaran kelenjar tonsil, pemeriksaan gigi dan sebagainya.
Jika dokter hanya menemukan karang, maka dokter akan langsung membersihkannya saja untuk menghindari risiko kerusakan gigi. Namun jika ada gejala masalah gigi atau mulut lainnya, Anda dapat disarankan melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan rontgen gigi (x-ray).
6. Telinga
Audiometri adalah tes untuk mendiagnosis risiko, tingkatan, maupun jenis gangguan pendengaran. Dokter akan menilai apakah gendang telinga masih intak atau tidak, ada tidaknya serumen, kemampuan pendengaran, dan sebagainya.
7. Rongga dada
Pemeriksaan dada penting dilakukan untuk menilai organ paru-paru dan jantung dan mendeteksi ada atau tidaknya kelainan pada organ tersebut.
8. Rongga perut
Tak kalah penting, dokter akan memeriksa kondisi rongga perut Anda untuk menilai organ hepar (hati), usus, dan limfe.
Baca juga: Yang Sebaiknya Diperiksa Ketika Menjalani Medical Check-Up
Pemeriksaan penunjang saat medical check up
Selain pemeriksaan fisik, dokter mungkin juga melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan pasien. Beberapa pemeriksaan penunjang medical check up yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan laboratorium darah
Melalui pemeriksaan darah dapat diketahui banyak hal seperti:
- Haemoglobin (Hb): pria normal 14 – 18 gr/dL dan wanita normal 12 – 16 gr/dL
- Leukosit (sel darah putih): normalnya 4.000 – 10.000 sel per mm3
- Trombosit: normalnya 200 – 400 ribu sel per mm3
- Kadar elektrolit: natrium, kalium, kalsium, dan klorida
- Kadar gula darah puasa (normal 80 – 100 mg/dL) dan kadar gula darah 2 jam setelah puasa (normal 120 – 140 mg/dL)
- Kolesterol: normalnya HDL > 60 mg/dL, LDL < 100 mg/dL, trigliserida < 150 mg/dL, dan kolesterol total < 200mg/dL
- Asam urat: pria normal 3.5 – 7 mg/dL dan wanita normal 2.5 – 6 mg/dL
- Fungsi hati: normalnya SGOT < 45 dan SGPT < 35
- Fungsi ginjal: normalnya ureum 10 – 50 dan kreatinin 0,5 – 1,3
Baca selengkapnya: SGOT dan SGPT: Nilai Normal, Tinggi, Rendah & Maknanya
2. Pemeriksaan urin (urinalisis)
Fungsi pemeriksaan urin adalah untuk mengetahui ada tidaknya risiko infeksi saluran kemih.
3. Rontgen dada
Rontgen dada berfungsi untuk melihat ada tidaknya infeksi pada paru-paru atau risiko pembesaran jantung.
4. Eletrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram atau EKG adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk merekam aktivitas listrik jantung. Tujuannya untuk melihat ada tidaknya pembesaran jantung, laju detak jantung irama jantung, potensi sumbatan, dan sebagainya.
5. Treadmill
Pemeriksaan menggunakan bantuan treadmill untuk mengetahui kemampuan kerja jantung.
6. Pemeriksaan laboratorium khusus
- Pemeriksaan laboratorium khusus untuk mengetahui adanya infeksi penyakit tertentu, seperti HBsAg untuk infeksi hepatitis B, penyakit menular seksual, dan sebagainya.
- Pemeriksaan laboratorium khusus untuk mengetahui adanya penanda suatu keganasan (Ca marker).
Yang harus dilakukan setelah medical check up
Setelah medical check up, tidak ada hal-hal khusus yang perlu dilakukan. Anda hanya tinggal menunggu hasil pemeriksaan beberapa jam setelah pemeriksaan dan konsultasi lanjutan.
Jika ditemukan adanya abnormalitas atau gangguan pada tubuh, dokter akan menjelaskan tahapan pemeriksaan lanjutan yang Anda butuhkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut masalah kesehatan tubuh sebelum nantinya melakukan penanganan sesuai dengan penyakitnya.
Sedangkan jika Anda dinyatakan sehat, maka itu artinya Anda harus terus menjaga kesehatan Anda. Tetap lanjutkan pola hidup sehat dengan mengatur asupan makanan dan rajin berolahraga. Jangan sampai tunggu jatuh sakit baru bisa memulai hidup sehat.
Adakah efek samping medical check up?
Pada dasarnya, medical check up hampir tidak menimbulkan efek samping apa pun. Anda mungkin hanya akan merasakan sedikit nyeri atau tidak nyaman pada saat proses pengambilan sampel darah.
Jika masih terasa nyeri atau nyut-nyutan, Anda bisa menggunakan kompres dingin untuk meredakannya. Namun secara umum, pemeriksaan ini tergolong aman dilakukan dan sangat minim efek samping.
Biaya medical check up di setiap klinik
Bicara soal harga medical check up di Indonesia, biayanya tergantung dari jenis pemeriksaan dan rumah sakit atau klinik yang menyediakan media checkup. Biaya medical check up untuk rumah sakit di Indonesia dimulai dari Rp 300.000 hingga lebih dari Rp 2.000.000.
Sebagai perbandingan, berikut harga medical check up di klinik yang bekerja sama dengan Honestdocs:
Medical check up basic
Path Lab: mulai dari Rp 401.850
Klinik Kiara: Rp 700.150
NK Health Clinic: Rp 2.122.300
Medical check up silver
Path Lab: mulai dari Rp 602.300
NK Health Clinic: Rp 2.423.450
Medical check up gold
Klinik Kiara: Rp 752.400
Path Lab: mulai dari Rp 1.847.750
NK Health Clinic: Rp 4.340.550
Medical check up platinum
Klinik Kiara: Rp 2.053.900
Path Lab: Rp 2.842.400
NK Health Clinic: Rp 10.340.750
Paket medical check up untuk umroh
Path Lab: Rp 902.500
Medical check up khusus wanita
Klinik Kiara: Rp 913.900
Cek langsung pilihan paket medical check up dan bandingkan harganya di klinik yang terdekat dengan Anda di sini. Jangan lewatkan promo paket kesehatan terbaru lewat aplikasi Honestdocs yang bisa Anda download langsung di sini.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.