Mengalami masalah gangguan pernapasan seperti asma? Meski kondisi tersebut memang belum bisa disembuhkan, gejalanya dapat dikontrol agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ada sejumlah obat yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan, salah satunya adalah Combivent. Obat ini biasa digunakan untuk melegakan pernapasan dan mengatasi masalah penyempitan saluran pernapasan terutama yang disebabkan oleh PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dan asma.
Baca juga: Rekomendasi Obat Sesak Napas untuk Penderita Asma
Combivent obat apa?
Combivent yang berfungsi sebagai bronkodilator yang memiliki kandungan bahan aktif albuterol (salbutamol sulfat) bertindak sebagai antikolinergik dan ipratropium bromida yang merupakan bronkodilator jenis agonis beta-2. Tujuannya untuk melancarkan saluran napas dan mengurangi gejala sesak napas.
Combivent inhaler bisa digunakan pada orang dewasa maupun anak-anak di atas usia 12 tahun saat mengalami gangguan pernapasan. Combivent umumnya tersedia dalam kemasan inhaler aerosol dan UDV (Unit Dose Vial) untuk nebulizer yang bisa didapatkan dengan resep dokter. Combivent Inhaler ini mengandung salbutamol sulfat (Albuterol) sebanyak 100 mcg dan ipratropium bromida sejumlah 20 mcg.
Umumnya, dosis Combivent adalah 1-2 semprotan untuk setiap 1 kali penggunaan dan bisa digunakan sebanyak 4 kali atau mengikuti petunjuk dokter. Meski demikian, tidak disarankan untuk menggunakan Combivent lebih dari 6 kali dalam sehari.
Cara kerja Combivent dalam melawan asma
Combivent bekerja dengan cara melebarkan saluran pernapasan bagian bawah (bronkus) serta melemaskan otot di saluran pernapasan sehingga melancarkan pernapasan serta meningkatkan aliran udara menuju paru-paru.
Combivent bisa membantu meredakan gejala batuk, sesak napas, dan mengi yang mengganggu akibat asma atau penyakit PPOK yang meliputi bronkitis maupun emfisema.
Kegunaan Combivent dalam bentuk inhaler bisa terbentuk karena cairan di dalamnya dapat berubah menjadi uap sehingga mudah dihirup untuk membantu melancarkan saluran pernapasan hingga paru-paru. Itulah sebabnya, Combivent dapat menjadi pertolongan pertama yang efektif ketika terjadi sesak napas.
Baca juga: 5 Penyebab Utama Penyakit Asma (Sesak Napas)
Perbedaan Combivent dan obat pernapasan lain
Combivent seringkali dikaitkan dengan obat asma lainnya, seperti Ventolin. Meski sama-sama dapat membantu mengatasi gejala sesak napas akibat penyempitan saluran napas, kedua obat itu berbeda.
- Pembeda pertama adalah kandungan obat. Jika Combivent memiliki 2 bahan aktif, yakni albuterol dan ipratropium bromida, Ventolin hanya mengandung albuterol.
- Pembeda kedua adalah sediaan. Combivent tersedia dalam bentuk inhaler dan unit dose vial (UDV) untuk nebulizer, sedangkan Ventolin tersedia dalam bentuk inhaler, tablet, sirup, dan nebules.
Cara pakai Combivent Inhaler
Berikut ini adalah cara penggunaan Combivent Inhaler dalam meredakan gejala asma:
- Kocok botol inhaler hingga beberapa kali agar campuran di dalamnya merata;
- Buka bagian tutup corong Combivent Inhaler dan arahkan ke bagian mulut;
- Usahakan tubuh berada pada posisi duduk atau berdiri dengan tegak;
- Tarik napas panjang secara perlahan dan tekan semprotan inhaler;
- Tahan napas dan tutup mulut selama beberapa detik (kurang lebih 10 detik);
- Lalu, buang napas secara perlahan.
Lindungi mata saat menggunakan Combivent. Tutup mata saat menyemprotkan Combivent Inhaler. Jika terkena mata, segera bilas dengan air bersih karena obat ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti sakit mata, iritasi, dan penglihatan.
Baca juga: Begini Cara Memilih Obat Asma Inhaler Sesuai Kondisi
Perhatian sebelum dan selama menggunakan Combivent
Jika Anda memiliki reaksi alergi terhadap obat yang mengandung salbutamol atau ipratropium bromida, Anda tidak boleh menggunakan Combivent. Obat ini juga dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan obat diuretik, obat jantung, obat asam lambung, obat alergi, obat parkinson, hingga obat depresi.
Selain itu, Combivent sebaiknya tidak digunakan oleh penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, glaukoma, tiroid, dan penderita gangguan fungsi hati maupun ginjal.
Wanita hamil disarankan untuk berdiskusi dengan dokter sebelum menggunakan Combivent, sedangkan ibu menyusui tidak boleh menggunakan Combivent karena diperkirakan bisa masuk ke dalam ASI dan membahayakan bayi.
Walau bermanfaat untuk melegakan saluran pernapasan dan mengatasi gangguan sesak napas karena asma, Combivent bisa menimbulkan efek samping. Sejumlah efek samping yang mungkin terjadi adalah:
- Sakit kepala;
- Hidung tersumbat;
- Batuk;
- Sakit tenggorokan;
- Mulut kering;
- Kesulitan bernapas.
Beritahu dokter jika Anda mengalami efek samping di atas atau memiliki kekhawatiran tentang efek samping lainnya.
Baca juga: Obat Herbal Alami untuk Atasi Sesak Napas
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.