Wanita hamil cukup rentan terhadap gangguan medis, mulai dari morning sickness, sakit punggung, hingga penyakit langka seperti mirror syndrome.
Mirror syndrome adalah kondisi kehamilan langka yang berbahaya yang ditandai dengan preeklamsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan) dan kelebihan cairan pada bayi. Kondisi mirror syndrome disebabkan oleh pembengkakan atau edema yang berbahaya bagi nyawa bayi dalam kandungan.
Mirror syndrome juga sering disebut dengan triple edema atau Ballantyne syndrome. Oleh karena itu, wanita hamil yang berisiko mengalami mirror syndrome harus memahami terlebih dahulu mengenai gejala, penyebab, dan penanganannya.
Baca juga: Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati Preeklamsia
Mengenal mirror syndrome pada masa kehamilan
Penyebab mirror syndrome sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Meski demikian, secara umum kondisi mirror syndrome dikaitkan dengan hidrops fetalis (fetal hydrops), yaitu penumpukan cairan di beberapa organ tubuh bayi, seperti pada jantung, paru-paru, atau perut. Hal ini bisa terjadi karena faktor genetik, infeksi, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme tubuh.
Meski termasuk penyakit langka, wanita hamil tetap harus mewaspadai gejala mirror syndrome. Beberapa gejala mirror syndrome adalah:
- Pembengkakan parah yang terjadi secara signifikan;
- Tekanan darah tinggi selama kehamilan;
- Terdapat kandungan protein dalam urine;
- Kenaikan berat badan secara berlebih dalam waktu singkat.
Baca juga: Hati-Hati, Ibu Hamil Rentan Alami 7 Keluhan Ini!
Untuk membantu mencegah mirror syndrome, penerapan pola hidup sehat sangat diperlukan selama kehamilan, di antaranya:
- Mencukupi asupan gizi yang seimbang;
- Olahraga secara teratur;
- Istirahat yang cukup;
- Menghindari stres berlebih;
- Tidak merokok atau minum alkohol;
- Mengonsumsi suplemen kehamilan.
Selain itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin, terutama di awal kehamilan, penting untuk dilakukan. Toh, pendeteksian awal dapat membantu mengurangi risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan bayi.
Baca juga: Vitamin Ibu Hamil Trimester 1 yang Penting untuk Dipenuhi
Bagaimana cara mengetahui mirror syndrome?
Meski belum ada tes khusus yang dapat mendiagnosis mirror syndrome, beberapa jenis pemeriksaan kehamilan dapat membantu menegakkan diagnosis tersebut. Contohnya adalah pemeriksaan kehamilan dengan USG dan cek tensi untuk mengetahui kenaikan tekanan darah dan protein dalam urine.
Pada beberapa kasus tertentu, mirror syndrome dapat dideteksi dengan tes darah, tepatnya dengan memastikan terjadi hemodilusi atau tidak. Hemodilusi adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan jumlah plasma dalam darah dan sel darah merah yang lebih rendah sehingga darah menjadi terlalu cair. Kondisi ini diakibatkan oleh penumpukan cairan dalam tubuh sebagai imbas dari pembengkakan.
Pemeriksaan mirror syndrome pada bayi dapat dilihat dari jumlah cairan atau air ketuban yang berlebihan serta penebalan plasenta. Kondisi ini dapat dipastikan melalui pemeriksaan USG. Selain itu, ada kemungkinan bayi mengalami pembengkakan terutama di bagian jantung, hati, dan limpa.
Baca juga: Pahami Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Anda
Penanganan mirror syndrome
Untuk mencegah komplikasi yang lebih parah, proses diagnosis dan penanganan mirror syndrome yang cepat dan tepat sangat penting dilakukan. Penanganan kondisi ini bergantung pada keluhan serta kondisi ibu dan janin. Dalam beberapa kasus mirror syndrome, mempercepat waktu persalinan merupakan salah satu solusi dalam menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.
Jika lahir lebih cepat dari perkiraan dokter, bayi prematur tersebut akan dirawat terlebih dahulu selama beberapa waktu di ruang khusus NICU (Neonatal Intensive Care Unit).Tujuannya adalah memastikan kondisi kesehatannya sudah membaik, termasuk mengeluarkan penumpukan cairan pada tubuh bayi.
Baca juga: Gangguan Paru-Paru pada Bayi Prematur
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.