Muncul Benjolan di Lubang Vagina? Ini 4 Penyebabnya

Benjolan yang muncul pada lubang vagina memiliki risiko yang berbeda-beda dan akan menjadi lebih parah jika Anda membiarkannya begitu saja.
Dipublish tanggal: Jun 15, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Muncul Benjolan di Lubang Vagina? Ini 4 Penyebabnya

Benjolan pada vagina tidak hanya menimbulkan rasa sakit dan kurang nyaman, akan tetapi dapat mengganggu kenikmatan Anda saat berhubungan dengan sang suami. 

Benjolan yang muncul pada lubang vagina memiliki risiko yang berbeda-beda dan akan menjadi lebih parah jika Anda membiarkannya begitu saja.

1. Kutil kelamin

Kulit ternyata juga bisa dijumpai di area kewanitaan. Biasanya berupa benjolan kecil dan berwarna seperti warna kulit. Pada dasarnya, kulit kelamin ini dapat menghilang dengan sendirinya, meskipun ada beberapa orang yang harus mengalaminya dalam waktu lama hingga menyebabkan infeksi.

Penyebab dari kutil kelamin ini adalah virus human papilloma genital (HPV) dan sudah terbukti bahwa kutil kelamin sering berkaitan dengan kanker serviks pada wanita. Apabila muncul tanda-tanda adanya kutil kelamin, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter kelamin untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Varises vagina

Varises vagina merupakan suatu kondisi dimana pembuluh darah vena di sekitar vulva terjadi pembengkakan. Biasanya, varises ini terjadi pada sekitar 10% wanita yang mengalami masa menopause atau wanita yang sedang hamil.

Varises pada vagina ini berbentuk benjolan kebiruan karena pembuluh darah di sekitar labia minora dan majora mengalami pembengkakan. Kondisi ini terkadang tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi terkadang menyebabkan rasa gatal, merasa mengganjal hingga bisa terjadi pendarahan.

Pada umumnya, varises pada wanita hamil tidak mendapatkan pengobatan serius karena biasanya varises ini akan hilang sekitar 6 minggu setelah masa melahirkan. Kondisi ini bisa muncul kembali pada kehamilan selanjutnya. 

Meskipun tidak begitu mengkhawatirkan, tidak ada salahnya jika Anda berkonsultasi pada dokter.

3. Herpes genital

Penyakit kelamin ini disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV) yang ditandai dengan adanya bentol berair pada alat kelamin, mulut atau anus dan bisa juga berupa benjolan pada lubang vagina. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui sentuhan, akan tetapi lebih sering tersebar melalui hubungan seksual.

4. Kista

Kista berbentuk benjolan bulat berwarna kekuningan pada daerah intim kewanitaan. Kista yang muncul pada bagian vagina akan terasa seperti kerikil lembut atau bola kecil yang mudah digerakkan. Folikel rambut yang tersumbat dapat menjadi salah satu penyebabnya.

Kista vagina dapat berlanjut pada kondisi yang semakin parah jika terus dibiarkan. Oleh karena itu, akan lebih baik jika Anda segera berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sehingga kista vagina dapat segera diatasi.

Kondisi kista vagina yang harus diperiksakan ke dokter

Beberapa penyakit di atas mungkin terlihat tidak berbahaya. Meskipun demikian, dalam kondisi tertentu, penyakit tersebut dapat menjadi masalah besar, seperti kanker. Benjolan pada vagina biasanya disebabkan karena hubungan seks yang tidak bersih dan terjadi penularan infeksi saat berhubungan seks.

Kemunculan pertama penyakit inipun sudah menjadi indikasi ada yang salah dengan kesehatan Anda sehingga baiknya Anda segera memeriksakan ke dokter untuk mengetahui diagnosisnya. Dengan demikian, bisa diberikan cara pengobatan yang tepat sehingga tidak menjadi masalah kesehatan yang serius.

Terlebih jika Anda menyadari akan adanya perubahan pada vagina, maka sebaiknya Anda menemui dokter untuk berkonsultasi. Benjolan baru yang tidak hilang dalam beberapa minggu bisa menjadi alasan bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan lanjut karena dikhawatirkan terjadi penyakit menular seksual, seperti HIV dan lainnya.

Demikian informasi mengenai 4 penyebab munculnya benjolan pada vagina. Pemeriksaan ke dokter menjadi solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit yang lebih serius dan lebih parah. Oleh karena itu, segera pergi ke dokter untuk berkonsultasi.  


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Taylor, J. S., Amado, A. (2010, August). Contact dermatitis and related conditions (http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/dermatology/contact-dermatitis-and-related-conditions/)
Pubic hair removal. Shaving. (2013, October) (http://www.pamf.org/teen/health/skin/pubichairremoval.html)
Molluscum contagiosum. (2015, May 11) (http://www.cdc.gov/poxvirus/molluscum-contagiosum/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app