Memiliki berat badan ideal adalah dambaan setiap orang, terlebih jika Anda seseorang yang memiliki berat badan di atas normal. Namun disaat seseorang telah melakukan usaha guna menurunkan berat badan, dengan mengurangi asupan makanan, seringkali hal tersebut hanyalah sia-sia karena ternyata berat badan berpengaruh terhadap hormon. Benarkah demikian?
Sebuah penelitian yang melakukan eksperimen diet rendah kalori terhadap 50 orang dengan berat badan berlebih (obesitas) menemukan sebuah fakta baru. Para peneliti mengukur kadar hormon kunci yang terlibat dalam makanan sebelum mereka melakukan diet, setelah melakukan diet, dan dampaknya pada 62 minggu berikutnya.
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
Penelitian tersebut menemukan perubahan gabungan dalam ujung skala campuran antara rasa lapar dan kembalinya berat badan. Setelah lebih dari setahun mengalami penurunan berat badan, terdapat ‘hormon lapar’ bernama Ghrelin dan terjadi penurunan hormon lain seperti Leptin yang mampu mempromosikan berat badan.
Gherlin merupakan hormon yang mengingatkan manusia untuk makan, sedangkan Leptin adalah hormon yang menyuruh manusia untuk berhenti memakan sesuatu. Kelebihan Gherlin dan kekurangan Leptin memberikan kesempatan berat badan kembali bertambah. Pengurangan hormon lain seperti Peptida YY dancholecystokinin membantu kembali berat badankembali naiksetelah penurunan berat badan berhasil dilakukan.
Salah seorang peneliti, Joseph Proietto mengungkapkan, secara penjabaran evolusi, seharusnya perubahan tersebut terjadi untuk mengatasi kelaparan ketika makanan sulit untuk didapatkan. Namun kini, dimana kebanyakan makanan dipenui dengan kalori tinggi dan aktifitas fisik sebagian besar tidak diperlukan, jika berat badan kembali naik bukanlah sesuatu yang terlalu mengejutkan.
Proietto juga menambahkan, penemuan tersebut turut menjelaskan mengapa sebagian besar orang sulit untuk mengatur hilangnya berat badan dalam jangka panjang. Selain itu fakta lain dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa berat badan kebanyakan orang yang telah melakukan diet ketat akan kembali hilang dalam waktu lima tahun.
ScottKahan, MD, seorang ahli obesitas di John Hopkins University juga menambahkan, kembalinya berat badan setelah berhasil lepas dari obesitas bukanlah kemauan orang tersebut, karena beberapa hal berubah secara hormonal.
Yang terpenting adalah melakukan pencegahan dibandingkan terlalu banyak membuang waktu untuk mengobati obesitas. Proietto menambahkan, beberapa tindakan seperti sarapan teratur, menimbang berat badan secara teratur, berolahraga setidaknya satu jam sehari serta mengonsumsi makanan rendah lemak, dipercaya dapat membantu seseorang untuk mengatur berat badannya menjadi lebih baik.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.