Protein adalah zat nutrisi utama tubuh yang diperlukan untuk sebagian besar fungsi tubuh yang vital. Kekurangan protein dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan dan juga penyakit seperti kwashiorkor dan marasmus. Dan masih banyak penyakit-penyakit akibat kekurangan protein lainnya, akan kita ketahui sebentar lagi.
Tahukah Anda, bahwa protein yang masuk ke dalam tubuh digunakan untuk membangun, dan bangunan yang dibentuk pada akhirnya akan dihancurkan dalam rangka melakukan fungsi tubuh yang normal.
Oleh sebab itu tubuh selalu membutuhkan protein, jika asupan tidak memadahi sedangkan penghancuran protein dalam tubuh lebih tinggi, maka tubuh akan mengalami defisit dan inilah latar belakang terjadinya penyakit akibat kekurangan protein, otot-otot akan mengecil, tubuh akan menyusut.
Penyakit kekurangan protein sering terjadi di negara berkembang karena kemiskinan serta kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan gizi akan protein.
Di daerah yang hancur akibat perselisihan, perang, kekeringan, kelaparan, banjir dan bencana alam, makanan yang dikonsumsi seringkali di luar standar dan umumnya mengandung protein yang sedikit hingga tidak mencukupi kebutuhan.
Di negara-negara maju, meskipun kekurangan protein dalam gizi sangat jarang, hal itu bisa terjadi pada anak-anak yang terlantar.
Pada pasien dengan penyakit kronis dan cachexia pada kanker, masalah pencernaan yang buruk, malabsorpsi dan pemanfaatan nutrisi yang tidak efisien, asupan protein yang normal menjadi kurang karena sejatinya tubuh akan membutuhkan lebih banyak protein.
Kenali Gejala Kekurangan Protein
Mengingatnya pentingnya fungsi protein, maka kurangnya protein memiliki tanda dan gejala yang digambarkan dalam perubahan tubuh. Jika Anda mengalami salah satu gejala atau beberapa tanda berikut, maka disarankan untuk mencari perhatian medis segera. Beberapa gejala kekurangan protein:
- Lemah otot dan sakit otot
- Peningkatan retensi cairan, ditandai dengan bengkak pada kaki, perut bahkan seluruh tubuh (edema)
- Kulit kering dan ruam
- Mudah lesu
- Berat badan menurun
- Gampang gelisah
- Mual
- Sering mengalami borok di kulit
- Luka sukar menyembuh
- Sakit kepala terus menerus
- Insomnia
- Perubahan mood
- Depresi
- Perubahan warna kulit
Seperti dijelaskan disini: Tanda Tubuh Kekurangan Protein
Inilah Daftar Penyakit Akibat Kekurangan Protein
Penyakit Utama Akibat Kekurangan Protein
# Marasmus
Anak-anak dan bayi rentan terhadap kekurangan protein. Marasmus adalah kurangnya nutrisi penting yang parah. Marasmus adalah penyakit fatal yang menyebabkan penurunan berat badan, dan dehidrasi. Anak terlihat kurus kering dengan rambut kemerahan.
# Kwashiorkor
Kurangnya protein dan karbohidrat seperti beras, ubi jalar, dan pisang menyebabkan kwashiorkor. Ini adalah penyakit gizi buruk yang sering terjadi pada anak agak besar.
Gejala kwashiorkor termasuk perut bengkak karena retensi cairan, kulit mudah mengalami borok yang tak kunjung sembuh. Ini juga memiliki gejala umum untuk marasmus seperti mudah marah, diare, kelelahan, pertumbuhan terbatas dan gangguan perkembangan kognitif serta kesehatan mental.
# Cachexia
Cachexia adalah penyakit yang menyebabkan melemahnya otot rangka akibat kekurangan protein. Hal ini terkait dengan penyakit kronis seperti AIDS, kanker, gagal ginjal kronis, penyakit paru obstruktif kronik dan rheumatoid arthritis.
Hal ini menyebabkan penurunan berat badan dan juga bisa mengakibatkan kematian. Asupan protein yang kurang sering terjadi pada pasien yang menderita kanker kolon, lambung, hati, pankreas dan saluran empedu.
Penyakit Kekurangan Protein Khusus
Ada tiga kondisi utama yang merupakan akibat kekurangan protein khusus pada tubuh:
- Kekurangan Protein C. Seseorang yang mengalami kondisi ini kebanyakan disebabkan oleh penyakit keturunan yang mempengaruhi produksi antikoagulan alami tubuh. Hal ini menyebabkan pembekuan darah yang abnormal (trombosis) khususnya di vena.
- Kekurangan protein S juga mempengaruhi produksi antikoagulan alami. Namun penyebabnya dapat menjadi genetik atau diperoleh melalui kekurangan vitamin K.
- Kekurangan Alpha-1 antitrypsin, satu jenis sindrom kekurangan protein, menyebabkan kesulitan bernafas, mengi, masalah penglihatan dan kelemahan.
- Kekurangan protein trifungsional mitokondria menyebabkan gula darah rendah, kelemahan jantung dan masalah hati, otot mengencil dan lemah serta bayi akan kesulitan dalam menyusu.
Penyakit Akibat Kekurangan Protein Asam Amino Esensial
Protein tersusun dari asam amino. Ada 22 asam amino yang telah ditemukan dalam jaringan tubuh manusia. Banyak dari asam amino dapat disintesis sendiri oleh tubuh kita (asam amino non-esensial).
Namun sembilan dari mereka adalah asam amino penting (asam amino esensial) yang harus didapatkan dari luar tubuh (makanan) karena tubuh kita tidak dapat mensintesisnya. Ketidakcukupan setiap jenis asam amino esensial ini juga dapat menyebabkan fungsi abnormal dan berbahaya bagi tubuh.
Bahkan asam amino non esensial juga diperlukan sebagai pelengkap dalam membangun protein. Berikut ini 9 asam amino esensial dan efek buruk akibat kekurangan zat protein ini:
- Histidin. Kekurangan L-histidin dalam sumber makanan dapat menyebabkan gejala seperti anemia, menurunkan produksi histamin, menurunkan penyerapan zinc, dan menurunkan respon imun atau kekebalan tubuh.
- Isoleusin. Apabila tubuh kekurangan Isoleusin dari sumber makanan, maka dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, kelemahan, depresi, kebingungan dan mudah marah.
- Leusin. Kekurangan protein asam amino Leusin dalam diet menunjukkan gejala yang mirip dengan hipoglikemia. Gejala termasuk sakit kepala, pusing, kelemahan, kurangnya stabilitas mental, disorientasi, mudah marah dan depresi.
- Lysine. Akibat kekurangan protein asam amino Leusin, seseorang dapat menunjukkan gejala seperti mudah marah, pusing, kelelahan, anemia, mood swing, rambut rontok dan pertumbuhan terhambat.
- Metionin. Asam amino Metionin juga tak kalah penting, karena kekurangan zat ini dalam diet dapat menyebabkan penurunan sintesis sistein, yang melindungi sel-sel hati dari kerusakan. Peningkatan peroksidasi lipid, depresi, dan peningkatan risiko aterosklerosis.
- Fenilalanin. Manifestasi klinis akibat kekurangan fenilalanin diantaranya; kebingungan, kelesuan, kekurangan energi, retensi cairan, depresi, lesi kulit, penurunan kewaspadaan, kerusakan hati, masalah memori, pertumbuhan yang lambat dan kurang nafsu makan.
- Treonin. Gejala kekurangan treonin termasuk lekas marah, mood swing, impulsif dan masalah memori. Ketidakmampuan yang berkaitan dengan fungsi otak.
- Tryptophan. Kelangkaan makanan triptofan dapat menyebabkan rendahnya tingkat serotonin. Kadar serotonin yang rendah berhubungan dengan depresi, kecemasan, panik, mudah marah, perubahan suasana hati, sabar, impulsif, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, peningkatan berat badan, mengidam makanan, agresivitas dan insomnia.
- Valin. Akibat kekurangan protein valin dalam diet dapat mempengaruhi proses penyelubungan myelin saraf. Ketidakmampuan untuk metabolisme leusin, isoleusin, dan valine menyebabkan penyakit Maple syrup urine disease (MSUD). Urin dari orang-orang yang terkena penyakit ini berbau seperti sirup maple.
Solusi agar tidak terkena penyakit-penyakit tersebut adalah selalu mencukupi kebutuhan protein dengan mengonsumsi makanan sumber protein tinggi. Sekian, semoga bermanfaat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.