Pernah merasa lelah, lemas, tidak nyaman, dan kurang sehat tanpa tahu penyebabnya? Ternyata dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal dengan istilah malaise.
Kondisi malaise pada setiap orang bisa berbeda, termasuk durasi waktu dan tingkat keparahannya. Ada yang bersifat ringan dan sementara, ada pula yang terjadi dalam waktu cukup lama dengan kondisi lebih berat.
Baca juga: Penyebab Tubuh Terasa Lemas
Apa itu malaise?
Malaise adalah kondisi kelelahan jangka panjang yang dapat terjadi secara mendadak atau muncul perlahan dan akan meningkat serta bertahan dalam waktu yang lama. Hal ini dapat membuat Anda merasa tidak enak badan terus-menerus walau sudah beristirahat.
Beberapa kondisi yang mungkin dialami dan merupakan gejala malaise adalah:
- Badan lemas atau tidak enak badan
- Merasa tidak nyaman pada tubuh
- Rasa lelah yang tak kunjung membaik
Baca juga: Makanan yang Dapat Membantu Mengurangi Depresi dan yang Perlu Dihindari
Apa penyebab malaise?
Malaise adalah istilah medis untuk menggambarkan perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan yang tidak diketahui apa penyebabnya. Kondisi ini bukan penyakit, melainkan gejala dari penyakit tertentu. Malaise berbeda dengan kelelahan biasa yang umumnya akan menghilang setelah kita beristirahat. Malaise bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga bertahun-tahun.
Malaise dapat muncul dengan cepat atau berkembang secara perlahan. Keluhan ini juga dapat terjadi untuk waktu yang lama, tergantung jenis penyakit yang diderita. Pada dasarnya, malaise dipicu oleh kondisi-kondisi berikut:
1. Penyakit jangka pendek (bersifat akut)
Penyakit akut yang dapat memicu malaise umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur. Beberapa contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS, pneumonia, bronkitis, fibromyalgia, penyakit Lyme, mononukleosis, dan hepatitis.
2. Penyakit jangka panjang (bersifat kronis)
Malaise juga dapat menjadi tanda keberadaan penyakit kronis, seperti anemia berat, gagal jantung kongestif, PPOK, radang sendi, penyakit ginjal, hati, dan diabetes. Malaise tidak hanya berkaitan dengan kondisi fisik, tetapi juga masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
3. Konsumsi obat-obatan tertentu
Malaise ternyata juga merupakan efek tindakan medis tertentu. Pada umumnya, malaise merupakan reaksi dari penggunaan obat-obatan berikut:
- Obat antikonvulsan;
- Obat beta blocker;
- Obat antihistamin;
- Obat antidepresan.
Apa tindakan penanganan dan pencegahan malaise?
Jika merasakan tanda-tanda malaise--terlebih disertai gejala lainnya--Anda disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Sebagai pemeriksaan awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebab malaise.
Informasikan dokter seluruh gejala atau kondisi yang Anda rasakan serta riwayat kesehatan yang dimiliki. Ingat kembali seluruh obat yang sedang dan pernah dikonsumsi, termasuk obat penenang. Seandainya mengonsumsi minuman beralkohol, Anda pun disarankan untuk terbuka ke dokter. Bukan tak mungkin hal-hal tersebut menjadi penyebab malaise yang Anda alami.
Pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis malaise adalah tes darah, X-ray, dan pemeriksaan pendukung lainnya. Meski malaise bukan penyakit, diagnosis yang tepat terkait penyebabnya sangat penting untuk mengendalikan gejala yang muncul.
Selain menjalani pemeriksaan mendalami, Anda juga perlu untuk menerapkan gaya hidup sehat berikut untuk mengatasi atau mengurangi malaise yang Anda rasakan:
- Beristirahat dengan cukup;
- Berolahraga secara teratur;
- Mengonsumsi makanan dan minuman sehat;
- Menghindari penyebab dan mengendalikan stres;
- Membatasi konsumsi kafein dan alkohol.
Baca juga: Dampak Minum Alkohol terhadap Kesehatan Ginjal
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.