Terkadang, vagina terasa sangat gatal di waktu yang tidak tepat. Apalagi, ketika di keramaian, tidak mungkin untuk menggaruk area vital tersebut. Tahukah Anda, ternyata vagina gatal tersebut dapat disebabkan oleh sesuatu yang remeh seperti penggunaan produk kewanitaan yang salah. Namun, waspadalah karena vagina gatal juga dapat disebabkan oleh masalah serius seperti infeksi dan lainnya.
Panduan berikut ini akan menjelaskan beberapa penyebab vagina gatal dan pilihan  pengobatannya. Akan tetapi, akan lebih baik jika Anda tetap berkonsultasi terhadap penyedia layanan kesehatan reproduksi untuk mendapatkan diagnosis dan tips perawatan yang tepat.
Beberapa Penyebab Vagina terasa Gatal
Kesalahan saat mencukur
Ada beberapa wanita yang memiliki kebiasaan mencukur rambut kemaluan. Memang, ketika setelah dicukur, kulit kemaluan akan terasa halus dan bersih. Namun, keadaan tersebut hanya berlangsung sebentar. Beberapa waktu kemudian, rambut pubis akan tumbuh kembali. Saat itulah, Anda akan merasa gatal. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Cobalah untuk trim ujung rambut atau bisa juga dapatkan bikini wax.
Bacterial Vaginosis
Alasan umum yang terjadi akibat vagina gatal adalah bacterial vaginosis atau disingkat dengan BV. Tahukah Anda, BV ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan bakteri jahat dan bakteri baik serta perubahan pH vagina.
Gejala yang ditunjukkan oleh bacterial vaginosis adalah rasa gatal pada vagina. Namun, ada juga gejala lain yang membedakannya dengan infeksi jamur vagina yaitu tekstur keputihan yang lebih cair, warnanya kuning atau putih susu keabuan, dan baunya amis. Ingat, catatlah semua gejala yang Anda rasakan dengan detail termasuk ciri keputihan supaya dokter dapat mengindikasi masalah tersebut dan memberikan resep dengan benar.
Untuk mengatasi BV, dokter akan memberikan antibiotik berbentuk pil, krim, atau kapsul yang akan dimasukkan pada vagina Anda. Kalaupun sedang hamil, maka resep antibiotik berbentuk pil dan akan mereda setelah 2-3 hari pengobatan. Akan tetapi, pengobatan ini berlangsung lama sekitar 7 hari. Jadi, habiskanlah resep yang telah diberikan dokter, bahkan ketika vagina sudah tidak lagi gatal.
Infeksi Jamur
Diagnosis penyebab vagina gatal lain yaitu infeksi jamur vagina. Ya, sekitar 3 dari 4 wanita diindikasi mengalami penyakit ini dalam hidupnya. Seperti halnya BV, infeksi jamur ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat dalam vagina serta pH. Akibatnya, vagina tidak hanya terasa gatal dan teriritasi melainkan keputihan yang bertekstur kental dan berwarna putih susu.
Memang, infeksi jamur pada vagina ini dapat diobati dengan obat non resep yang dapat diperoleh di apotek. Namun, para ahli kesehatan menyarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter dulu untuk mendapatkan perawatan lebih tepat. Sebab, bisa jadi, gatal-gatal yang Anda rasakan bukanlah diakibatkan oleh infeksi jamur.
Untuk mencegah infeksi jamur yang berulang, biasanya dokter akan meresepkan probiotik berupa bakteri acidophilus dengan konsentrasi yang tinggi guna menekan pertumbuhan jamur.
Menopause
Kondisi lain yang menyebabkan vagina gatal ketika hormon tubuh mengalami naik turun baik ketika menstruasi, kehamilan, penggunaan alat kontrasepsi, bahkan menopause.
Pada saat menopause, maka kadar estrogen akan menurun sehingga menyebabkan dinding vagina menipis dan mengering. Kondisi penipisan vagina juga ditemukan pada ibu menyusui. Begitu pula saat menstruasi, penggunaan produk kewanitaan yang mengandung pewangi maupun pewarna akan memperburuk rasa tidak nyaman pada vagina.
Nah, untuk mengatasi rasa gatal pada vagina akibat perubahan kadar hormon, maka dokter akan meresepkan krim hormon tipikal yang dioleskan ke area yang gatal. Namun, ketika gatal tak kunjung menghilang, dapat beralih ke versi pil.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.