Setiap orang dapat terkena stroke, akan tetapi ada perilaku atau gaya hidup tertentu dan kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke.
Faktor resiko stroke disini diartikan sebagai faktor-faktor penyebab stroke atau yang mendasari tejadinya stroke pada seseorang.
Kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan stroke
Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi, juga disebut hipertensi, dapat sangat meningkatkan risiko stroke. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat membuat pembuluh darah di otak menjadi pecah lalu terjadilah stroke (stroke hemoragik). Merokok, makananan yang mengadung tinggi garam, dan minum alkohol terlalu banyak semua dapat meningkatkan tekanan darah.
Kolesterol Tinggi. Kolesterol tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke, karena kolesterol tinggi dalam darah dapat membangun timbunan lemak (plak) pada dinding pembuluh darah. Deposit lemak (plak) tersebut dapat memblokir aliran darah ke otak, menyebabkan stroke (stroke iskemik).
Penyakit jantung. Gangguan jantung dapat meningkatkan risiko stroke. Misalnya, penyakit jantung koroner (CAD) meningkatkan resiko stroke. Kondisi jantung lainnya, seperti cacat katup jantung, denyut jantung tidak teratur (termasuk fibrilasi atrium), dan bilik jantung membesar, dapat membentuk penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak lalu menyebabkan stroke.
Diabetes. Memiliki penyakt diabetes atau kencing manis dapat meningkatkan resiko stroke dan bisa membuat stroke menjadi semakin parah. Diabetes adalah suatu kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi yang seharusnya gula tersebut masuk ke dalam sel-sel tubuh. Gula darah yang tinggi (diabetes) cenderung terjadi bersamaan dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi yang semuanya meningkatkan risiko stroke.
Kegemukan dan obesitas. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol total, meningkatkan tekanan darah, dan menjadi faktor resiko tejadinya diabetes.
Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic (TIA).
Jika Anda pernah mengalami stroke sebelumnya atau TIA ("mini-stroke," atau stroke ringan) ada kemungkinan besar bahwa Anda bisa mengalami stroke di kemudian hari.
Penyakit sel sabit. Penyakit sel sabit merupakan kelainan darah yang berhubungan dengan stroke iskemik, dan terutama mempengaruhi anak-anak Afrika-Amerika dan Hispanik. Stroke dapat terjadi jika sel-sel sabit terjebak dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah ke otak. Sekitar 10% dari anak-anak dengan penyakit sel sabit akan memiliki stroke.
Faktor Perilaku atau gaya hidup/kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan stroke
Merokok Merokok diyakini menjadi resiko stroke karena dapat melukai pembuluh darah dan mempercepat pengerasan arteri. Karbon monoksida dalam asap rokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Asap rokok dapat meningkatkan risiko stroke dibandingkan orang yang tidak merokok.
merokok dapat menyebabkan stroke
Minum Alkohol Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, yang meningkatkan risiko stroke. Hal ini juga meningkatkan kadar trigliserida, suatu bentuk kolesterol, yang bisa mengeras pada arteri.
Kurang Aktifitas Fisik Kurang Aktifitas Fisik atau olahraga dapat meningkatkan berat badan, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol. Ketidakaktifan juga merupakan faktor risiko untuk diabetes, yang semuanya merupakan faktor resiko stroke.
Semua faktor resiko di atas masih dapat dikendalikan, namun ada juga faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah atau dikendalikan.
Pengguna obat-obatan terlarang
Beberapa obat terlarang (narkotika dan psikotropika) dapat mencetuskan stroke. Obat tersebut berupa kokain dan methamphetamine.
Faktor Resiko stroke yang tak dapat diubah
Riwayat keluarga. Memiliki riwayat keluarga stroke meningkatkan kemungkinan seseorang terserang stroke.
Usia dan jenis kelamin. Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengalami stroke. Untuk usia 65 dan lebih tua, laki-laki berada pada risiko yang lebih besar daripada wanita.
Genetik
Ras . afrika amerika memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena stroke
Hormon. Penggunaan terapi hormonal atau pil kb yang mengandung estrogen meningkatkan angka kejadian stroke.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.