Salah satu dampak buruk dari stroke adalah hemiplegia dan hemiparesis. Kondisi ini dikenal juga sebagai kelumpuhan atau kelemahan beberapa bagian tubuh setelah terkena stroke. Faktanya hampir 80% pernderita stroke juga mengalami hemiplegia dan hemiparesis yang membuat sebagian sisi tubuh menjadi lumpuh atau lemah.
Pengertian hemiplegia dan hemiparesis
Hemiplegia adalah salah satu kondisi dimana salah satu kaki, tangan, atau satu sisi wajah menjadi lumpuh dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Sedangkan hemiparesis adalah kondisi dimana salah satu kaki, tangan, atau sisi wajah menjadi lemah namun tidak sepenuhnya lumpuh.
Kondisi ini bisa mempengaruhi satu tangan atau sisi wajah pada bagian tubuh yang sama ataupun satu kaki dan tangan di sisi yang sama.
Hemiparesis dan hemiplegia ini adalah kelumpuhan yang serius namun kondisinya bisa berangsur membaik dengan menjalani rehabilitasi dan terapi fisik.
Mengapa kelumpuhan hanya satu sisi tubuh?
Hemiparesis dan hemiplegia memang hampir selalu mempengaruhi salah satu bagian tubuh saja. Hal ini karena saraf tulang belakang dan otak terbagi menjadi dua bagian. Masing-masing bagian ini mengontrol hanya separuh sisi tubuh saja.
Salah satu bagian pada otak berfungsi untuk mengontrol pergerakan tubuh pada bagian yang berlawanan. Misalnya otak bagian kanan mengontrol tubuh bagian kiri dan sebaliknya.
Sehingga bila terjadi stroke pada korteks serebral sebelah kanan, maka akan menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada kaki, tangan, atau wajah bagian kiri saja dan tidak mempengaruhi tubuh bagian kanan.
Apa yang harus dilakukan bila mengalami hemiplegia dan hemiparesis?
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan bila mengalami hemiplegia dan hemiparesis setelah serangan stroke. Teknik ini bisa bermanfaat untuk mencegah terjadinya komplikasi serius akibat hemiplegia dan hemiparesis serta mengembalikan kemampuan tubuh seperti sedia kala.
- Latihan pelurusan – Latihan pertama adalah pelurusan. Cobalah untuk berlatih latihan pelurusan bersama terapis dengan menggunakan alat olahraga atau teknologi modern yang lain. Latihan ini berfungsi untuk memperkuat tangan, wajah, dan kaki yang melemah.
- Selain itu, latihan ini juga bermanfaat untuk menstimulasi otak agar memperbaiki diri serta merangsang bagian otak lain yang masih sehat untuk mengambil alih kendali tubuh.
- Peregangan – Setelah stroke, biasanya Anda tidak bisa secara aktif dalam mengontrol atau menggerakkan beberapa otot. Untuk mencegah komplikasi yang dikenal sebagai spasitisitas, Anda bisa melakukan peregangan. Spasitisitas adalah kondisi dimana otot menjadi kaku setelah kelemahan pasca stroke.
- Kondisi ini bisa diatasi dengan pengobatan medis, namuan bekerja dengan proaktif bisa lebif efektif untuk mencegah kekakuan otot.Pembentukan otot Setelah serangan stroke, penderita mengalami kondisi dimana masa otot menghilang atau dikenal dengan atrophy.
- Hal ini bisa mempengaruhi kekuatan otot sehingga tangan kaki, dan wajah juga menjadi melemah bahkan atrophy bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen.
- Otot yang melemah karena atrophy bisa menjadi semakin lemah dan menyebabkan siklus penyembuhan semakin sulit. Cara mencegah atrophy otot adalah dengan membentuk otot dan tidak mengistirahatkan terlalu lama. Selain itu, makanan tinggi nutrisi juga sangat penting untuk membentuk otot.
- Cegah cedera – Hemiplegia dan hemiparesis memang menyebabkan pergerakan tubuh menjadi tidak simetris. Sehingga sangat mudah untuk jatuh dan melukai diri sendiri. Untuk mencegah cedera, Anda bisa menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat atau melakukan tindakan lain untuk mencegah terjadinya cedera baik saat sedang berada dirumah maupun di luar rumah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.