Sunblock atau Sunscreen, Mana Yang Lebih Cocok Untuk Anda?

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit
Sunblock atau Sunscreen, Mana Yang Lebih Cocok Untuk Anda?

Bicara soal perlindungan kulit terhadap terik matahari, ada produk yang dijuluki sunblock dan ada pula yang dinamai sunscreen. Banyak orang mungkin tak terlalu memikirkan perbedaan istilah ini. Sebagian bahkan tak tahu kalau ada perbedaan mendasar antara sunblock dan sunscreen. Kebanyakan menyangka bahwa sunblock sama dengan sunscreen.

Padahal penting sekali untuk mengetahui perbedaan sunblock dan sunscreen itu, apalagi kalau kulit gampang bermasalah seperti rawan terkena jerawat, berubah warna, atau bertipe sensitif. Mengetahui perbedaan kedua produk ini bisa membantu Anda memutuskan mana yang lebih baik untuk kulit, apakah menggunakan tabir surya jenis sunscreen ataukah sunblock.

Seberapa bahayakah sinar matahari?

Memang ada banyak manfaat sinar matahari, beberapa di antaranya bisa membangkitkan mood dan membantu produksi vitamin D dalam tubuh. Namun pusat tata surya ini juga memiliki efek samping karena memancarkan ultraviolet (UV) yang radiasinya dapat merusak kulit.

Sunblock dan sunscreen penting untuk mencegah sunburn (kulit gosong akibat sinar UV)

Nah dikarenakan efek sinar matahari khususnya saat siang, sangat berbahaya bagi kulit, maka setiap orang butuh perlindungan dari sengatannya. Itupun kalau ia tak ingin mengalami penuaan dini atau gangguan kulit lainnya seperti sunburn hingga kanker kulit. Baca: Manfaat Sinar Matahari dan Efek Sampingnya Bagi Tubuh

Dan bukan hanya ketika matahari tampak terik saja, kita juga mesti tetap melindungi kulit setiap hari, bahkan saat cuaca sedang mendung. Toh saat mendung, matahari tetap terbit dan bersinar juga kan?!

Apa itu Sunblock?

Sunblock (mineral sunscreen) merupakan produk yang bertindak sebagai penghalang (secara fisik) antara kulit dan sinar UV. Sunblock bekerja dengan cara menciptakan lapisan pelindung di permukaan kulit.

Dengan kata lain, krim ini tidak menyerap sinar UV, melainkan memantulkannya kembali. Sunblock biasanya mengandung bahan organik dan nonorganik yang bisa bertahan di permukaan kulit untuk mencegah sinar matahari merasuk dalam kulit.

Apa itu Sunscreen?

Sunscreen (chemical sunscreen) biasanya lebih populer ketimbang sunblock. Jika sunblock bekerja secara fisik, lain halnya dengan sunscreen yang bekerja secara kimiawi dengan cara mencegah kerusakan jangka panjang akibat sinar matahari. “Produk ini menyerap sinar UV, dan bukan memantulkannya seperti sunblock tadi,” terang hasil laporan terbaru Skin Care and Repair dari Harvard Medical School.

Setelah diserap oleh sunscreen (bukan kulit), sinar UV lalu disaring dan efek buruknya diputar-balikkan sehingga tak sampai merusak kulit. Oleh karenanya, setiap orang disarankan mengoleskan sunscreen kapanpun ia keluar ruangan. American Academy of Dermatology merekomendasikan penggunaan sunscreen dengan rating SPF minimal 15.

Lalu, Apa SPF itu?

Mayoritas produk sunblock dan sunscreen sungguhan (bukan yang abal-abal) pasti menyertakan informasi mengenai kadar SPF-nya. SPF atau Sun Protection Factor merupakan kadar estimasi sinar UV yang bisa membakar kulit.

Melaluinya, Anda bisa mengira-ngira sampai berapa lama kulit tetap aman dan kapan saatnya mengoleskan sunscreen ulang, berdasarkan dari berapa lama waktu yang diperlukan kulit untuk terbakar tanpa perlindungan dan SPF.

Contoh, kalau SPF-nya 30, dan kulit biasanya mulai mengalami sunburn setelah 20 menit tanpa memakai sunblock atau sunscreen, maka Anda hanya perlu mengalikannya untuk mencari tahu berapa lama kulit bisa terlindungi saat memakai sunscreen. Jadi dalam hal ini rumusannya adalah 30x20=600 menit perlindungan atau sekitar 10 jam.

Penjelasan gampangnya, bila Anda menggunakan produk ber-SPF 30, maka ini artinya Anda aman berada di bawah sinar matahari 30 kali lebih lama jika dibanding tidak pakai sunscreen atau sunblock.

Lantas mengapa ada bermacam-macam SPF dalam label kemasan? Apa artinya itu? Secara global, semakin tinggi SPF-nya, makin lama pula periode perlindungannya

Perbedaan Sunblock dan Sunscreen

Sunblock : Perlindungan, Kandungan, kelebihan dan kekurangan

Perlindungan

Fungsi utama sunblock adalah melindungi kulit dari sinar UVB. Huruf “B” di sini mewakili istilah “burning” (membakar). Ini artinya, sunblock akan melindungi lapisan terluar kulit dengan menciptakan suatu perisai sehingga semua sinar UV berbahaya dipantulkan kembali dan tidak sampai masuk ke dalam kulit.

Dan jika dibandingkan sunsreen, sunblock lebih efektif dalam memberikan perlindungan terhadap UVA dan UVB, jenis radiasi yang menyebabkan luka bakar dan kanker kulit.

Kandungan

Di dalam sunblock, biasanya terdapat zinc oxide atau iron oxide, titanium oxide sebagai bahan utamanya. Bahan ini membuat tekstur sunblock lebih pekat dan tebal sehingga agak sulit untuk dioleskan.

Konsistensi

Karena perannya lebih kepada sebagai perisai, maka jelas krim ini memiliki konsistensi yang pekat dan tidak tembus cahaya (tidak bening).

Kelebihan

  • Sunblock mungkin lebih bermanfaat untuk mencegah kulit terbakar. Jadi kalau Anda menghadapi cuaca panas ekstrim atau sinar matahari menyengat, ada baiknya gunakan sunblock.
  • Keuntungan lain dari produk ini adalah tidak perlu sering dioleskan ulang.
  • Tak hanya itu saja, bahan sunblock yang disebutkan tadi  juga jarang menimbulkan iritasi sehingga aman untuk tipe kulit sensitif.

Kekurangan

Karena konsistensinya yang tebal, maka sunblock bisa membuat kulit dipenuhi bercak-bercak putih, apalagi kalau saat mengoleskannya kurang rata. Selain itu, sunblock juga agak susah dibilas dibanding sunscreen.

Tips tambahan:

  • Oleskan ulang sunblock sesuai kebutuhan, tak perlu menunggu 30 menit seperti sunscreen agar sunblock bisa bekerja efektif.
  • Sudah ada produk sunblock yang tidak membuat kulit terlihat terlalu putih, Anda hanya perlu menemukan merk yang pas saja.
  • Kebanyakan sunblock dibuat tahan air, jadi kalau Anda hobi berenang, pilihlah jenis itu.

Sunscreen : Perlindungan, Kandungan, kelebihan dan kekurangan

Perlindungan

Sesuai namanya, sunscreen memfilter sinar UV berbahaya yang mengenai kulit. Kalau sunblock melindungi kulit dari sinar UVB, sunscreen memagari kulit dari UVA, “A” di sini berarti “aging” (penuaan). Meskipun sinar UVB juga dapat diminimalisir efeknya.

Jadi seperti disebutkan sebelumnya, jika sunblock bekerja secara fisik, maka sunscreen lebih ke segi kimiawinya, yakni dengan mencegah dan memperbaiki kerusakan di kulit.

Kandungan

Kandungan aktif dalam sunscreen biasanya meliputi avobenzene dan oxybenzene. Namun ada juga bahan aktif lain seperti benzophenones yang berfungsi melindungi kulit dari UVA, cinnamates dan salicylates sebagai anti-UVB, maupun ingredients lain seperti octinoxate, octisalate, methyl anthranilate, octyl salicylate atau octyl methoxycinnamate.

Konsistensi

Tingkat kepekatan sunscreen mirip dengan losion biasa, jadi mudah dioleskan.

Keunggulan

Teksturnya bisa bening dan tak terlalu pekat sehingga tak kentara serta mudah diaplikasikan. Selain itu, sunscreen juga tidak membuat kulit tampak berminyak atau mengilap sehingga takkan merusak penampilan. Untungnya, kini ada beberapa merk sunscreen yang mampu menyediakan perlindungan lebih lama melawan sinar UVA dan UVB.

Kelemahan

  • Tidak memberikan perlindungan maksimal saat matahari terik.
  • Selain itu, bahan sunscreen tidak lagi efektif setelah beberapa jam terekspos sinar matahari sehingga mengharuskan pemakainya untuk mengoleskan ulang.
  • Dan sayangnya, beberapa bahan aktif sunscreen seperti avobenzene dan oxybenzenememiliki kecenderungan untuk mengiritasi kulit. Jadi pastikan untuk membaca label ingredients-nya terlebih dulu sebelum membeli.

Tips lainnya:

  • Pihak American Academy of Dermatology menyarankan kita menggunakan sunscreen minimal SPF 15. Sementara mereka yang berkulit putih atau memiliki risiko tinggi terkena kanker kulit, disarankan menggunakan SPF lebih tinggi dari itu.
  • Oleskan 30 menit sebelum keluar ruangan karena sunscreen butuh waktu untuk meresap agar efektif. Aplikasikan ulang setelah berkeringat atau berenang, bahkan kalau produk memuat label waterproof.
  • Gunakan krim yang SPF-nya tinggi saat cuaca panas.
  • Aplikasikan ke setiap inci kulit yang kiranya terpapar sengatan matahari. Jangan sampai ada yang terlewatkan.

Kesimpulan

Belakangan ini, kebanyakan produsen sudah menciptakan produk yang memiliki fungsi ganda, baik sebagai sunblock maupun sunscreen. Namun keputusan mau pakai sunscreen atau sunblock, tergantung selera dan kebutuhan tiap orang karena masing-masing memiliki plus-minusnya sendiri.

Yang pasti, sebelum memilih jenis sunscreen atau sunblock-nya, pemilik tipe kulit sensitif atau yang gampang berjerawat, sebaiknya memilih produk yang menyertakan label non-comedonal.

Jangan sampai pekatnya konsistensi kedua produk ini menyumbat pori-pori sehingga memicu munculnya jerawat. Lebih dari itu, ada baiknya Anda juga memilih produk yang bebas pewarna, perwangi, dan paraben.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Lisa Fayed, Sunscreen vs. Sunblock (https://www.verywellhealth.com/sunscreen-or-sunblock-514381), 27 January 2020.
Cynthia Cobb, DNP, APRN, Sunscreen vs. Sunblock (https://www.healthline.com/health/sunscreen-vs-sunblock), 16 April 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app