Stres dapat dialami siapapun dalam bentuk dan kadar tertentu. Kehadirannya tak dapat dipisahkan, terlebih dalam gaya hidup modern saat ini. Pemicunya pun beragam, mulai dari pekerjaan, asmara, keluarga dan lainnya.
Stres dapat memengaruhi kondisi fisik maupun mental seseorang. Karena itu, kenalilah gejala stres sedini mungkin agar dapat dikelola dengan baik dan tidak semakin merugikan.
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic
Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.
Inilah Gejala Stres yang Harus Dikenali
1. Sakit Kepala
Sakit kepala begitu identik dengan stres. Gejala stres satu ini hampir pasti dialami oleh para penderitanya, lantaran tegangnya otot juga saraf di kepala. Sakit kepala akibat stres dapat berupa sakit kepala tegang, migrain hingga kesemutan di satu atau kedua sisi kepala. Biasanya kondisi ini dapat bertahan hingga beberapa hari, sampai stresnya sendiri teratasi.
2. Jerawat
Di masa remaja, faktor hormonal kerap memegang kendali dari timbulnya jerawat, baik di wajah maupun di punggung. Namun, ketika masa pubertas itu terlewati dan telah memasuki usia dewasa, timbulnya jerawat justru lebih sering di picu karena pikiran juga stres di dalam tubuh.
Bahkan berdasarkan hasil dari beberapa penelitian, semakin tinggi tingkat stres seseorang, maka akan semakin buruk pula kondisi jerawat yang dialami.
3. Mudah Jatuh Sakit
Stres benar-benar dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga membuatnya rentan jatuh sakit. Dugaan ini pun diperkuat dengan sejumlah hasil penelitian. Salah satunya studi para ahli dari Ohio State University yang menyatakan bahwa, stres psikologis dapat mengganggu komunikasi juga kerja antara sistem saraf, sistem endokrin dan juga sistem imun.
4. Kelelahan
Gejala stres berupa kelelahan kerap menyelimuti penderitanya sepanjang hari. Kondisi ini di picu oleh pelepasan hormon kortisol juga adrenalin yang membuat jantung berdegup lebih cepat dan memicu pelepasan energi secara percuma.
Di tambah lagi dengan gangguan tidur yang kerap dialami saat stres, semakin memperparah kelelahan yang terjadi. Membuat penderitanya nampak begitu tak bergairah, lamban dan mudah mengantuk.
Standard Facial 1 Kali Di Reface Clinic
Sudah termasuk cuci wajah, peeling, ekstrak komedo, dan masker.
5. Perubahan Nafsu Makan
Seseorang yang sedang stres mudah sekali dikenali dengan melihat perubahan pada nafsu makannya. Ada yang menurun, bahkan tak jarang banyak yang berubah menjadi lebih rakus. Stres, baik yang terjadi secara intens maupun yang akan segera terjadi, dapat memicu respon fight-or-flight. Suatu reaksi fisiologis maupun psikologis yang timbul ketika tubuh mengalami shock atau ancaman.
Dalam kondisi tersebut, otak akan memproduksi hormon penekan nafsu makan dan merangsang kelenjar adrenal memompa jumlah adrenalin berlebih. Membuat tubuh sanggup menahan lapar dalam jangka waktu lama.
Di sisi lain, pada beberapa individu, stres dengan tingkat rendah hingga sedang akan merangsang otak melepaskan kortisol. Akibatnya nafsu makan menjadi sulit terkontrol, namun bukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, melainkan untuk mengalihkan perhatian dari stres yang dialami.
6. Keringat Berlebih
Stres mampu memicu kelenjar penghasil keringat-ekrin dan apokrin agar melepaskan keringat secara berlebih. Akibatnya, sekujur tubuh terutama telapak tangan dan kaki serta ketiak akan dipenuhi keringat.
Meski nampak biasa, ada baiknya untuk tidak meremehkan kondisi ini. Karena bukan tidak mungkin, produksi keringat berlebih secara terus-menerus dapat menimbulkan peradangan kulit, seperti eksim kering.
Baca: Eksim Kering : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic
Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.
7. Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan seperti konstipasi dan diare dapat timbul sebagai salah satu gejala stres. Bahkan pada penderita gangguan pencernaan seperti penyakit radang usus (irritable bowel syndrome, IBS) dan sindrom iritasi usus (inflammatory bowel disease, IBD), stres akan semakin memperparah kondisi kesehatannya.
8. Penurunan Libido
Stres amat sangat berdampak negatif terhadap kehidupan percintaan seseorang. Bagaimana tidak, stres dapat menyebabkan penurunan libido baik pada pria maupun wanita. Akibatnya, hasrat bercinta akan menghilang dan keharmonisan rumah tangga pun menjadi taruhannya.
Khusus bagi wanita, stres yang dapat memengaruhi kelenjar pituitary akan berdampak pada terganggunya siklus menstruasi yang menjadi tidak teratur bahkan berhenti sementara waktu.
9. Nyeri Otot
Umumnya nyeri otot terjadi akibat cedera ringan seperti keseleo atau olahraga berlebihan. Nyatanya, stres juga dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal. Menyebabkan otot menjadi tegang, nyeri bahkan kram. Jadi, jika leher atau punggung bawah terasa kaku, mungkin saja itu merupakan salah satu gejala yang timbul akibat stres.
Baca juga: 15 Penyebab Badan Sakit Semua dan Tips Mengatasinya
10. Gejala Stres Lainnya
Seseorang yang sedang stres cenderung memiliki kebiasaan menggertakkan gigi, menggigit kuku, sulit untuk fokus dan mudah tersinggung atau marah. Bila telah menjurus ke arah depresi, maka penderitanya akan sering mengurung diri di kamar, melampiaskan dengan minuman keras atau obat-obatan terlarang hingga dapat melakukan percobaan bunuh diri (tentament suicide).
Segera atasi gejala stres yang dialami agar tidak semakin larut dan memperparah kondisi kesehatan. Konsumsilah makanan yang dapat membantu menenangkan, lakukan aktivitas fisik dan luangkan waktu sejenak dari kesibukan sehari-hari guna merilekskan pikiran dan tubuh. Selengkapnya baca: 16 Cara Mengatasi Stres yang Mudah Dipraktikkan
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.