Kawat gigi alias behel sempat menjadi tren di kalangan masyarakat, khususnya bagi para remaja. Tak hanya sebagai gaya-gayaan, behel berfungsi untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak rata dan membuat senyuman Anda jadi kurang maksimal. Anda mungkin sudah lama berencana untuk pasang behel, tapi masih bingung harus pilih jenis behel yang mana? Tenang, simak tips memilih behel pada ulasan berikut ini.
Jenis-jenis behel
Pemasangan kawat gigi atau behel berfungsi untuk memperbaiki tampilan gigi yang tidak rata. Dalam beberapa kasus, gigi Anda mungkin lurus, tapi rahang atas dan bawah tidak bertemu dengan benar. Nah, masalah rahang tersebut juga bisa diatasi dengan pasang behel.
Orthodenti ( Kawat Gigi) di Tooth's Kingdom Dental Care
Orthodenti (kawat gigi) merupakan prosedur untuk merapikan gigi
Melansir dari American Dental Association, ada berbagai jenis behel yang bisa Anda pilih. Hal ini sebetulnya tergantung dari kondisi gigi dan selera masing-masing, juga finansial Anda.
Kalau masih bingung, berikut jenis-jenis behel yang tersedia beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing:
1. Behel metal konvensional
Behel metal adalah salah satu bahan behel konvensional yang paling umum digunakan. Jenis behel yang satu ini bekerja dengan cara memberikan tekanan pada gigi agar posisinya lebih rapi, cocok digunakan untuk masalah gigi yang kompleks.
Pemasangan behel dilakukan dengan cara menahan kabel baja menggunakan bracket berbahan logam (metal) yang direkatkan di bagian depan gigi. Dokter gigi biasanya akan melakukan pengencangan kawat secara berkala untuk membantu menggeser gigi dan rahang Anda.
Kawat gigi memang kerap mengganggu penampilan. Namun, Anda tak perlu khawatir karena ada berbagai warna bracket yang bisa Anda pilih sesuai selera. Jadi, Anda tetap bisa tampil fashionable meski sedang memakai behel.
Namun, perlu diperhatikan bahwa behel berkawat kerap menimbulkan rasa sakit dan membuat penggunanya susah mengunyah makanan. Anda juga harus berhati-hati dengan risiko makanan nyelip di antara bracket dan kawat. Berhati-hatilah saat ingin menyikat gigi, biasanya Anda membutuhkan alat khusus untuk membantu membersihkan gigi.
Orthodenti ( Kawat Gigi) di Tooth's Kingdom Dental Care
Orthodenti (kawat gigi) merupakan prosedur untuk merapikan gigi
Lama perawatan: 1-3 tahun, tergantung kondisi gigi
Klik untuk membeli paket pemasangan behel metal dengan promo spesial di HDmall
2. Behel keramik konvensional
Selain berbahan metal, behel keramik bisa jadi pilihan. Bahan kawat gigi ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu keramik, sapphire, atau komposit.
Kawat gigi keramik lebih tidak terlihat karena terbuat dari bahan yang bening, sehingga mirip seperti warna gigi. Akan tetapi, warna kawatnya akan tetap kelihatan.
Sayangnya, behel keramik lebih rentan berubah warna, terutama kalau Anda sering mengonsumsi makanan atau minuman yang mengotori gigi, contohnya kopi. Jenis behel ini juga lebih rapuh dan mudah pecah sehingga tidak cocok untuk masalah gigi yang cukup parah.
Lama perawatan: 1-3 tahun, sesuai kondisi gigi
Klik untuk membeli paket pemasangan behel keramik dengan promo spesial di HDmall
3. Behel sapphire konvensional
Disebut behel sapphire karena behel ini terbuat dari bahan batu sapphire atau monocrystal. Sebagian dokter gigi menyebutnya dengan ice bracket karena tampilannya yang bening menyerupai es.
Orthodenti ( Kawat Gigi) di Tooth's Kingdom Dental Care
Orthodenti (kawat gigi) merupakan prosedur untuk merapikan gigi
Sapphire adalah bahan yang kuat tidak mudah retak atau pecah saat digunakan untuk perawatan. Hal ini akan membantu jalannya perawatan menjadi lebih cepat dan tidak banyak kendala baik untuk kasus ringan ataupun berat. Behel sapphire memiliki kemampuan merapikan sama seperti behel berbahan metal. Karena itulah harganya pun lebih mahal dari behel keramik dan metal karena merupakan kombinasi keunggulan keduanya: Kuat dan bernilai estetis tinggi.
Klik untuk membeli paket pemasangan behel sapphire dengan promo spesial di HDmall
4. Behel self-ligating
Pada dasarnya, behel self-ligating tidak jauh berbeda dengan kawat gigi konvensional. Keduanya sama-sama memiliki bracket yang berfungsi untuk memperbaiki susunan gigi.
Bedanya, behel self-ligating, memiliki klip logam kecil pada bracket yang mampu 'mengunci' dengan sendirinya. Ini berfungsi untuk menghilangkan kebutuhan akan ikatan karet atau pita pada bracket.
Keunggulan lainnya, jenis behel ini juga memungkinkan untuk tidak cabut gigi. Rasa sakitnya pun minim dan memberikan hasil yang cepat dibandingkan jenis kawat gigi lainnya.
Serupa behel konvensional, behel self-ligating juga ada yang terbuat dari metal dan keramik. Pasien dapat memilih bahan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Salah satu merk behel self-ligating yang terkenal adalah Damon.
Lama perawatan: 1-3 tahun, sesuai kondisi gigi
Klik untuk membeli paket pemasangan behel self-ligating dengan promo spesial di HDmall
5. Behel transparan invisalign
Kalau Anda ingin tetap pakai behel tapi tidak ingin tampilan senyuman Anda terganggu, behel invisalign yang transparan bisa jadi solusinya. Jenis behel ini tampak transparan alias bening, sehingga Anda seperti tidak sedang memakai behel.
Banyak orang dewasa yang memilih behel berbahan transparan dengan alasan estetika. Behel ini cocok untuk memperbaiki kasus pergerseran gigi yang ringan, tapi tidak boleh digunakan untuk anak-anak dan usia remaja awal.
Beda dengan behel berkawat, behel transparan bisa dilepas-pasang. Ya, Anda bisa melepaskannya saat makan atau sikat gigi dan mudah dibersihkan. Keunggulan lainnya, jenis behel ini tidak akan memengaruhi cara Anda menyikat gigi layaknya bahan kawat gigi lainnya.
Agar hasilnya maksimal, behel transparan sebaiknya dipakai selama 20-22 jam setiap hari. Anda juga perlu rutin menggantinya setiap 2 minggu mengikuti perubahan dan pergerakan gigi, atau sesuai saran dokter.
Jika tidak rutin diganti, behel transparan akan menahan gigi Anda pada posisi yang sama. Alhasil, perawatannya malah bisa jadi lebih lama daripada kawat gigi konvensional.
Lama perawatan: 3-9 bulan. Ada juga yang sampai 30 bulan, tergantung kondisi gigi
Klik untuk membeli paket pemasangan invisalign dengan promo spesial di HDmall
Tips memilih behel yang cocok sesuai kebutuhan
Meski sudah mempelajari setiap jenis behel, beberapa orang masih saja bingung menentukan mana yang harus dipilih. Agar tak lagi bingung, coba ikuti tips memilih behel berikut ini:
1. Pahami kebutuhan Anda
Yang paling utama, Anda harus tahu dulu apa tujuan Anda memakai behel. Anda bisa mempertimbangkannya dari kondisi gigi, kebutuhan, harga, dan lama perawatan yang diinginkan.
Ada orang yang ingin memperbaiki tampilan gigi dengan behel, tapi tidak ingin orang lain tahu. Nah, Anda bisa menggunakan behel transparan atau kawat gigi lingual.
Kalau Anda mencari kawat gigi yang harganya paling murah, Anda bisa menggunakan behel konvensional alias behel berkawat. Sedangkan jika Anda ingin mendapatkan hasil yang cepat, maka self-ligating brace bisa jadi pilihan.
Maka dari itu, tentukan dulu kebutuhan Anda, baru Anda bisa menentukan jenis behel yang diinginkan.
2. Pertimbangkan kelebihan dan kekurangan setiap jenis behel
Setiap jenis behel memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Hal ini bisa membantu Anda memilih behel yang cocok dan sesuai kebutuhan.
Misalnya saja, behel berbahan kawat cocok untuk Anda yang ingin merapikan gigi dengan harga yang terjangkau. Namun, Anda harus siap dengan kemungkinan rasa sakit saat pakai behel.
Sementara itu, bagi Anda yang lebih mengutamakan estetika dan tidak ingin kelihatan pakai behel, maka jenis behel transparan bisa jadi pilihan. Akan tetapi, jangan kaget kalau harganya lebih mahal daripada kawat gigi konvensional.
3. Kunjungi dokter gigi
Bila Anda masih bingung memilih behel, segera temui dokter gigi. Dokter gigi akan melihat kondisi gigi Anda dan membantu menyarankan jenis behel yang cocok dan sesuai kebutuhan.
Pastikan dokter gigi yang Anda pilih tersertifikasi dan memiliki reputasi yang baik. Jangan ragu untuk konsultasi sebanyak-banyaknya agar Anda tidak ragu lagi dalam memilih behel.
Baca Juga: Daftar Anjuran dan Pantangan Makanan Setelah Pasang Behel
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.