Apa itu tocilizumab?
Tocilizumab adalah obat imunosupresan yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala radang sendi (arthritis) tingkat sedang sampai berat. Obat imunosupresan sendiri dapat diartikan sebagai golongan obat yang digunakan untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Tocilizumab cairan yang disuntikkan secara intravena (lewat infus) untuk mengurangi reaksi peradangan dalam tubuh. Obat yang beredar di pasaran dengan merek dagang Actemra ini bekerja dengan cara mengikat interleukin-6 (IL-6), protein yang menyebabkan rasa nyeri, bengkak, dan peradangan pada persendian. Proses inilah yang akan mengurangi rasa nyeri pada sendi sekaligus mencegah agar kerusakan sendi tidak semakin parah.
Tak hanya mengatasi radang sendi, tocilizumab juga mampu mengurangi pembengkakan di pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Karena itulah, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati arteritis sel raksasa (giant cell arteritis).
Baca juga: Ciri dan Gejala Terserang Radang Sendi
Seperti apa penggunaan tocilizumab?
Tocilizumab diberikan melalui suntikan, baik melalui pembuluh darah vena sekitar 4 mg/kg berat badan setiap 4 minggu atau melalui lapisan lemak sekitar 162 mg per minggu. Karena sifatnya sebagai obat imunosupresan, penggunaan tocilizumab berisiko membuat seseorang rentan terhadap infeksi, luka di saluran pencernaan, dan gangguan hati, serta meningkatkan menderita jenis kanker tertentu.
Dengan begitu, orang-orang yang memiliki kondisi medis infeksi, kanker, penyakit hati, diabetes melitus, maupun penyakit saluran cerna, harus hati-hati menggunakan obat ini. Itulah sebabnya, konsumsi tocilizumab harus di bawah pengawasan ketat dokter.
Pada dasarnya prinsip utama pengobatan radang sendi adalah jangan tunda pengobatan. Telat dua atau tiga bulan saja, efek pengobatan bisa berbeda. Jangan lupa bahwa progres radang sendi pada setiap orang tidak sama. Ada yang dapat menyebabkan cacat dalam satu tahun pertama, ada juga yang tidak. Kalau sampai cacat, pengobatan tidak akan bisa memperbaiki 100% kecacatan tersebut. Oleh karena itu, semakin cepat pengobatan akan semakin baik.
Baca juga: Sederet Obat Radang Sendi Terbaik dari Dokter
Hati-hati dengan risiko efek samping tocilizumab
Meski tocilizumab menjadi andalan dalam pengobatan radang sendi, penggunaannya tentu tidak boleh sembarangan. Obat arthritis ini bisa menimbulkan efek samping pada sebagian orang, berupa:
- Sakit kepala;
- Tekanan darah naik (hipertensi);
- Infeksi saluran pernapasan;
- Infeksi bakteri.
Memang tidak semua pasien pasti akan mengalami efek samping tersebut. Berat ringannya efek samping dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, dosis obat, sistem imun, dan respons tubuh terhadap pengobatan.
Tocilizumab sebagai obat COVID-19, mitos atau fakta?
Nah, selain mengobati radang sendi, tocilizumab belakangan santer disebut sebagai obat COVID-19. Para ahli mengungkapkan bahwa tocilizumab memberikan hasil positif pada penurunan gejala COVID-19 pada pasien.
Studi terbaru mengungkapkan bahwa pengobatan berbasis antibodi seperti tocilizumab dapat mengobati sindrom pelepasan sitokin (CRS). Sitokin adalah sekelompok protein yang apabila dilepaskan secara berlebihan dapat memicu peradangan bahkan merusak jaringan tubuh. Respons ini disebut dengan badai sitokin.
Dalam penelitiannya, para ahli dari University of Michigan mengukur tingkat IL-6, IL-8, IL-10, hingga protein bernama plasminogen activator inhibitor-1 (PA-1). Protein PA-1 ini merupakan dalang penyebab terjadinya penggumpalan darah di pembuluh paru-paru dan organ lainnya.
Setelah menyuntikkan tocilizumab pada pasien, kadar PAI-1 ternyata mengalami penurunan. Itu artinya, risiko penggumpalan darah pada paru-paru dan organ tubuh bisa diminimalkan dengan baik.
Para ahli meyakini bahwa penggunaan tocilizumab menjadi angin segar bagi perkembangan medis, terutama sebagai pendukung pengobatan COVID-19. Manfaat serupa juga bisa dirasakan oleh pasien yang mengalami komplikasi pernapasan parah akibat infeksi virus corona.
Meski demikian, sejauh ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan infeksi virus corona pada pasien. Perlu diingat juga bahwa obat tersebut hanya berfungsi untuk membantu meredakan gejala dan mendukung pemulihan pasien, bukan untuk menyembuhkan. Tetaplah menjaga kesehatan diri dengan memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak fisik dengan orang lain (physical distancing) agar terhindar dari infeksi virus corona.
Baca Juga: Seberapa Efektif Face Shield Mencegah Paparan COVID-19?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.