Manusia makan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Namun, makanan yang kita makan tidak bisa langsung diserap oleh tubuh tanpa diubah menjadi zat-zat yang lebih kecil di dalam saluran pencernaan. Proses memecah dan menyerap makanan inilah tugas dan fungsi usus halus yang paling utama.
Bagian-bagian usus halus
Usus halus merupakan organ pencernaan yang berbentuk tabung dimulai dari lubang pilorus pada lambung hingga ke katup ileosekal pada usus besar. Ukurannya hanya sebesar jari tengah dan memiliki panjang sekitar 6,7 meter dengan diameter 2,5 cm.
Dengan ukuran tersebut, usus halus menjadi organ yang paling panjang dalam sistem pencernaan manusia. Mengalahkan usus besar yang panjangnya hanya 1,8 meter dengan diameter 7,6 cm.
Baca juga: 8 Fungsi Usus Besar: Sekum, Kolon, dan Rektum
Usus halus terbagi atas tiga bagian, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
1. Duodenum (usus dua belas jari)
Duodenum adalah bagian pertama dan terpendek dari usus halus, panjangnya sekitar 20-25 cm. Bagian usus dua belas jari membentang dari lubang pilorus lambung menuju arah kanan hingga ke lilitan duodenojejunal di sebelah kiri.
Struktur usus dua belas jari berbentuk seperti huruf C dengan ukuran diameter paling besar dibanding bagian usus halus lainnya. Fungsi duodenum yang utama adalah mencerna makanan secara kimia dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yang sebagian berasal dari pankreas.
2. Jejenum (usus kosong)
Jejenum adalah bagian kedua dari usus halus yang berbatasan dengan usus dua belas jari dan ileum. Jejenum mewakili 2/5 dari keseluruhan panjang usus halus.
Ketika duodenum melakukan dan menyelesaikan pencernaan kimiawi, fungsi usus halus jejenum melakukan hampir 90% proses penyerapan nutrisi dari makanan yang dicerna.
Hampir seluruh usus halus memiliki jonjot usus dimana penyerapan nutrisi terjadi, namun fungsi penyerapan pada bagian jejenum lebih baik lagi. Hal ini didukung oleh sel epitel, lapisan villi dan microvilli yang membuat permukaan usus halus menjadi sangat luas. Dengan demikian, fungsi penyerapan usus halus akan sangat baik.
Struktur vili, microvilli, pada jonjot usus halus yang memperluas permukaan hingga meningkatkan fungsi penyerapannya.
Pada jejenum, nutrisi yang diserap jaringan epitel akan dialirkan keseluruh tubuh dengan bantuan transportasi aktif dan pasif. Untuk peptida kecil, asam amino, vitamin dan glukosa akan diangkut secara aktif sedangkan fruktosa diangkut melalu transportasi pasif.
Meskipun sekilas tidak ada perbedaan dari sisi eksternalnya, namun lapisan dalam jejenum ternyata lebih tebal dibanding ileum. Hal ini membuat jejunum mendapat suplai darah lebih banyak sehingga terlihat kemerahan.
Selain itu, lapisan mukosa bagian dalam nya memiliki lipatan menonjol yang khas yang disebut plica sircularis yang mengelilingi rongga dalamnya.
3. Ileum (usus penyerapan)
Ileum atau usus penyerapan adalah bagian ketiga dari usus halus, merentang dari jejenum hingga katup ileosekal. Panjangnya hampir 3/5 kali panjang keseluruhan panjang usus halus.
Dindingnya lebih tipis dan lebih banyak mengandung lemak mesenterika. Selain berfungsi menyerap nutrisi makanan yang belum diserap pada proses sebelumnya, ileum juga berperan dalam mengatur katup ileosekal agar tidak terjadi refluks dari usus besar ke usus halus.
Dalam fungsi pencernaan, ileum mengandung reseptor untuk menyerap vitamin B12 dan garam empedu. Bagian usus ini juga menyerap sisa nutrisi dari makanan yang dicerna dan 95% garam empedu terkonjugasi dari usus.
Selain itu, seorang ahli anatomi asal Swiss, Hans Conrad Peyer, menemukan adanya kumpulan sel-sel limfatik pada ileum. Kumpulan sel-sel ini dinamakan Patch Peyeri sesuai nama penemunya. Kumpulan sel ini cukup mudah diamati pada usus, karena area yang terdapat patch tersebut bentuknya menebal dan tanpa villi.
Setiap individu biasanya memiliki 30 sampai 40 patch ini di usus halusnya. Patch Payer memiliki sel B dan T yang serupa dengan yang ditemukan pada kelenjar getah bening. Itulah sebabnya, usus halus disebut berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Berbagai fungsi usus halus dan cara kerjanya
Secara umum, pencernaan makanan dibagi dalam 2 cara yaitu secara mekanis dan kimiawi. Pencernaan secara mekanis utamanya terjadi pada mulut saat mengunyah dan lambung yang mencampur makanan. Sedangkan sebagian besar proses pencernaan kimiawi terjadi pada usus halus.
Makanan dihaluskan dan dicerna oleh lambung hingga berbentuk seperti bubur semi padat (kimus atau chyme). Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus.
Pada usus halus, kimus akan terpapar cairan empedu dari hati dan enzim dari pankreas serta air dan mukosa dari usus itu sendiri. Campuran ini akan tetap cukup encer hingga terus bergerak (peristalsis) mencapai usus besar.
Berikut fungsi usus halus secara lengkap dalam sistem pencernaan:
1. Fungsi penetralan
Makanan yang sudah setengah cerna dari lambung, atau biasa disebut bubur chyme, memiliki kondisi yang sangat asam. Bubur chyme ini perlu dinetralisir agar kerja usus halus lebih optimal.
Untuk itu, doudenum akan mengeluarkan hormon secretin. Hormon ini menyebabkan pankreas mengeluarkan sejumlah besar natrium bikarbonat.
Sodium bikarbonat tersebut yang akhirnya meningkatkan pH chyme dari 2 menjadi 7 (dari asam menjadi netral). Selain itu, lendir dan cairan empedu juga dapat memiliki efek penetralisir asam.
2. Perlindungan dari asam
Kondisi bubur chyme yang asam dari lambung dapat merusak usus halus. Oleh sebab itu, usus halus harus melindungi dirinya dari kerusakan akibat asam ini. Sel goblet di epitel usus mensekresi lendir yang membentuk lapisan untuk melindungi usus halus dari kandungan asam tadi.
3. Melindungi dari mikroba
Pada dinding epitel usus terdapat sel antimikroba yang disebut sel Paneth. Sel ini akan mensekresi peptida antimikroba yang dapat membunuh mikroba berbahaya dalam makanan yang dicerna.
4. Fungsi usus halus sebagai pertahanan
Selain mencerna dan menyerap makan, usus halus juga membantu sistem imun tubuh. Adanya flora usus pada usus halus memberikan kontribusi positif pada tubuh.
Selain itu, juga terdapat peyer's patches yang berupa kumpulan nodul limfoid pada ileum. Struktur ini merupakan bagian penting sistem imun yang berada dalam saluran pencernaan.
Bagian ini juga merupakan bagian dari sistem limfatik yang menghasilkan antigen dari bakteri atau organisme berbahaya yang diambil dari saluran pencernaan, yang kemudian akan dikenali oleh sistem kekebalan tubuh.
5. Membuang limbah pencernaan
Salah satu fungsi usus halus lainnya adalah membantu dalam proses buang air besar dengan mengeluarkan limbah pencernaan. Kontraksi serat otot melingkar dan longitudinal pada dinding usus tidak hanya membantu mencerna makanan tapi juga membantu pergerakan limbah sepanjang usus halus hingga dikeluarkan dari tubuh.
6. Sekresi hormon
Beberapa bagian usus halus memiliki fungsi khusus mensekresi berbagai hormon yang bermanfaat yang mempermudah proses pencernaan. Berikut beberapa hormon penting yang dihasilkan oleh usus halus:
Secretin
Sel epitelian di dalam usus halus mengheluarkan hormon sekretin. Zat ini akan merangsang pankreas dan hati untuk melepaskan cairan kaya bikarbonat ke dalam usus halus melalui saluran pankreas dan saluran empedu.
Cairan kaya bikarbonat ini digunakan untuk menetralisir asam pada bubur chyme dan juga berfungsi mengemulsi lemak.
Cholcystokinin
Sel enteroendokrin di duodenum khusus mensintesis dan mensekresi hormon kolesitokinin. Dengan adanya hormon ini, pankreas dan kantung empedu akan melepaskan enzim pencernaan ke dalam usus halus. Fungsi lain dari hormon ini adalah menekan rasa lapar.
Polipeptida penghambat lambung
Sel K dalam mukosa duodenum dan jejenum mensintesis polipeptida penghambat lambung sebagai hormon endokrin. Zat ini akan diangkut bersama darah dan akan menghalangi sekresi asam klorida (HCl) ke dalam lambung. Hormon ini juga merangsang sel beta di pankreas untuk meningkatkan sekresi insulin, yang berfungsi mengatur kadar glukosa dalam darah.
Motilin
Lapisan bawah dari duodenum dan jejenum mengandung banyak sel endokrin M yang mengeluarkan hormon motilin. Untuk meningkatkan gerak peristaltik dan menyiapkan usus untuk mencerna makanan selanjutnya.
Selain itu, hormon motilin juga memroduksi enzim pepsin yang mencerna protein di lambung. Hormon ini juga berperan penting dalam meningkatkan produksi polipeptida pankreas dan somatostatin.
Baca juga: Fungsi Usus Buntu yang Belum Banyak Diketahui
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.