Psoriasis merupakan suatu penyakit kulit kronik residif yang penyebab dan patogenesisnya belum diketahui dengan pasti. Pengobatan psoriasis membutuhkan waktu yang lama, dan obat-obatan yang selama ini digunakan menyebabkan efek samping yang buruk antara lain hepatotoksik dan nefrotoksik, teratogenik dan kanker kulit.
Meskipun penyebab dan patogenesis psoriasis belum diketahui secara pasti, namun terdapat bukti yang mendukung peran sistem imun, terutama sel T dan sitokin. Terapi atau pengobatan psoriasi yang bekerja pada molekul spesifik secara tepat, yang dikenal sebagai terapi biologis.
Obat-obat biologis ini berasal dari sumber protein manusia dan hewan, yang bekerja dengan menghambat sistem imun. Obat-obat yang termasuk bahan biologis adalah adalimumab, efalizumab, etanercept, infliximab, dan alefacept.
Khusunya pada artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai salah satu pengobatan psoriasis yaitu obat Alefacept. Berikut penjelasan mengenai kegunaan, dosis dan efek smaping obat Alefacept. Selamat membaca.
Mengenai Alefacept
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Suntik
Kandungan:
Obat imunosupresan
Apa sih kegunaan obat Alefacept?
Obat Alefacept merupakan obat imunosupresan. Obat ini berkerja pada sistem kekebalan tubuh dan digunakan untuk mengobati psoriasis plak (mengangkat, pengelupasan kulit).
Obat ini bekerja dengan cara menurunkan jumlah sel T yang patogen, menghambat migrasi dan adhesi sel T, serta menghambat sitokin efektor. Alefacept dapat diberikan intra muskuler (IM) dan intravena (IV) sekali seminggu selama 12 minggu. Obat Alifacept hanya diberikan oleh atau dibawah pengawasan langsung dari dokter.
Berapa pemberian dosis pada obat Alefacept?
Dosis yang direkomendasikan untuk penggunaan obat Alefacept yaitu, 7,5 mg IV sekali seminggu atau 15 mg IM sekali seminggu. Satu kali pemberian Alefacept dalam serum dapat terdeteksi dalam waktu 6 jam, level puncak terjadi antara 24–192 jam.
Waktu paruh obat ini rata-rata adalah 12 hari. Perbaikan psoriasis dengan Alefacept relatif lambat, respons pengobatan baru tampak setelah minggu keempat.
Apa saja efek samping dari obat Alefacept?
Sama seperti obat-obatan lainnya yang memiliki efek samping pengobatan. Semua obat-obatan mempunyai efek samping yang serius untuk pemakaian yang lama Penggunaan obat Alefacept untuk pengobatan psoriasis dilaporkan memiliki efek samping yang paling sering yaitu:
- Kelelahan
- Nyeri sendi dan otot
- Mual, muntah
- Sakit kepala
- Gatal
- Masalah pencernaan
- Nyeri atau bengkak pada bekas suntikan
Jika terdapat tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan di atas atau terdapat gejala yang menetap dan mengganggu aktivitas Anda. Segera datangi dokter atau layanan kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
Interaksi Obat
Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain beberapa obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi.
Selalu beritahukan dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain baik yang dijual bebas maupun dari resep dokter.
Perhatian dan peringatan penggunaan Alefacept
Dalam memutuskan penggunaan obat, risiko penggunaan obat juga harus dipertimbangkan kebaikan dan keburukanya. Hal tersebut diambil berdasarkan keputusan dari Anda dan dokter. Untuk penggunaan obat ini, berikut peringatan dan beberapa hal yang harus Anda perhatikan:
- Jangan menambah atau mengurangi dosis penggunaan obat tanpa anjuran dan saran dari dokter.
- Informasikan ke dokter jika Anda memiliki riwayat alergi, riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya seperti obat steroid dan obat kanker. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pemberian obat.
- Jangan gunakan obat jika telah berubah warna atau memilki partiekl didalamnya. Datangi dokter atau apoteker untuk obat baru.
- Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol atau tembakau dan obat-obatan tertentu pada saat mengkonsumsi obat Alefacept, karena dapat menimbulkan interaksi.
- Sebaiknya obat Alefacept ini tidak dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Namun untuk keamanan obat ini, konsultasikan kembali ke dokter.
- Hati-hati pemberian obat ini pada pasien lanjut usia.
- Penurunan sel T CD4+ pernah dilaporkan, sehingga perlu dilakukan monitoring terhadap jumlah sel T CD4. Monitoring dilakukan setiap minggu selama terapi dan baru dihentikan bila sel T CD4+ lebih dari 400 pada terapi minggu keempat.
Kehadiran masalah medis lainnya dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Oleh karena itu pastikan Anda memberitahu dokter jika memiliki masalah medis lainnya.
Hal yang perlu Anda ingat, Anda mungkin tidak akan melihat perubahan pada penyakit Anda segera setelah menggunakan obat ini, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat reaksi dari obat ini.
Namun bila tidak ada perubahan dalam jangka waktu yang lama setelah menggunakan obat ini bahkan terjadi perburukan pada kondisi Anda, segera konsultasikan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih baik. Semoga bermanfaat.