Alpara caplet adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin disertai batuk. Obat Alpara caplet mengandung paracetamol (obat yang memiliki aktivitas sebagai antipyretic sekaligus analgetic), phenylpropanolamine (obat nasal decongestan yang merupakan stereoisomer dari norephedrine), chlorpheniramine maleate (obat alergi golongan antihistamin generasi pertama), dan dextromethorphan (obat batuk dari kelas morphinan).
Berikut ini adalah informasi lengkap obat Alpara caplet yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Alpara caplet
Golongan
Bisa diperoleh tanpa resep dokter di apotek atau toko obat berijin resmi.
Kemasan
Alpara caplet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 15 x 10 caplet
Kandungan
Tiap kemasan obat Alpara tablet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Paracetamol 500 mg
- phenylpropanolamine HCl 12.5 mg
- chlorpheniramine maleate 2 mg
- dextromethorphan HBr 15 mg
Manfaat Alpara caplet
Kegunaan Alpara caplet adalah untuk mengobati gejala influenza seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin disertai batuk.
Penyakit/Kondisi terkait
- Batuk
- Demam Berdarah
- Flu Singapur
Kontraindikasi
- jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komponen obat ini.
- Pasien yang memiliki kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain seperti efedrin, pseudoefedrin, fenilefrin juga dikontraindikasikan menggunakan obat ini.
- Pasien penderita hipertensi parah, penyakit jantng, diabetes mellitus, dan gangguan fungsi hati yang parah tidak boleh menggunakan obat ini.
- Kontraindikasi juga bagi pasien yang sedang menggunakan obat-obat golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Efek samping Alpara caplet
Secara umum Alpara caplet bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Alpara caplet yang mungkin terjadi :
- Obat yang mengandung paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada pengguna alkohol.
- Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
- Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
- Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian obat yang mengandung paracetamol. Meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
- Obat ini juga menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, mengantuk, vertigo, gangguan psikomotor, aritmia, takikardi, mulut kering, palpitasi, dan retensi urin.
- Jika digunakan dengan dosis yang besar, dextromethorphan berpotensi menyebabkan kejang epilepsi.
Dosis Alpara caplet
Alpara caplet diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Dewasa : 3 x sehari 1-2 caplet.
- Anak-anak usia 6-12 tahun : 3 x sehari ½ caplet.
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi jika Alpara caplet digunakan bersamaan dengan dengan obat-obat lain :
- Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic paracetamol.
- Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
- Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
- Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.
- Hati-hati penggunaan bersamaan dextromethorphan dengan obat-obat jenis monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena MAO inhibitors memperpanjang efek obat ini.
- Dextromethorphan bisa mempotensiasi obat golongan depresan sistem saraf lain.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Alpara caplet adalah sebagai berikut :
- Pemakaian Alpara caplet harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
- Alpara caplet harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
- Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil. Penggunaan Alpara caplet oleh ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.
- Meskipun efek paracetamol terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya Alpara caplet dikonsumsi setelah makan.
- Jika anda mengkonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
- Hati-hati menggunakan Alpara caplet pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Alpara caplet menyebabkan kantuk. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi selama menggunakan obat ini.
Penggunaan obat Alpara caplet untuk ibu hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan paracetamol dan dextromethorphan kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung paracetamol atau dextromethorphan oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.
Ringkasan hal-hal penting terkait obat Alpara caplet
- Buang semua sisa obat Alpara caplet yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
- Gunakan obat Alpara caplet sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
- Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
- Penggunaan obat ini untuk penderita epilepsi dan pasien yang berisiko kejang, pasien yang mengalami gangguan hati dan ginjal, pasien lansia, ibu hamil dan ibu menyusui harus dilakukan secara hati-hati.
- Obat ini dapat mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan tinggi (misalnya mengemudi atau mengoperasikan mesin berat).
- Alkohol dan obat penenang lain dapat meningkatkan ngantuk.
- Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Alpara caplet harus sesuai dengan yang dianjurkan.
Artikel Terkait