Analtram adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai berat. Analtram mengandung kombinasi tramadol (obat yang termasuk analgetik opioid) dengan paracetamol, obat yang mempunyai aktivitas sebagai analgetik sekaligus antipiretik.
Mengenai Analtram
Pabrik
Lapi
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Analtram dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:
- 3 x 10 film coated tablet
Kandungan
Tiap tablet analtram mengandung zat aktif sebagai berikut:
- Tramadol 37,5 mg
- Paracetamol 325 mg
Mekanisme kerja Analtram
Cara kerja Analtram dihasilkan dari kandungan bahan aktif di dalamnya, yaitu:
1. Tramadol
Tramadol adalah obat analgetik opioid yang digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai berat. Obat ini sering dikombinasikan dengan paracetamol untuk meningkatkan efek analgetiknya.
Tramadol bekerja dengan 2 mekanisme. Pertama, dengan mengikat secara stereospesifik reseptor µ-opioid di sistem saraf pusat untuk mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri (inflamasi). Kedua, menghambat pelepasan neurotransmitter, serotonin dan norepinephrine dari sistem saraf aferen yang sensitif terhadap stimulus yang berakibat terhambatnya impuls nyeri.
2. Paracetamol
Paracetamol, yang dikenal juga dengan nama acetaminophen, adalah obat yang digunakan sebagai analgetik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan.
Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim ini berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri.
Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang, sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.
Manfaat Analtram
Kegunaan Analtram adalah sebagai berikut:
- Mengobati nyeri sedang sampai berat, baik itu nyeri akut maupun kronis, misalnya nyeri pasca operasi.
- Menangani rasa sakit pada tindakan diagnostik atau terapeutik.
- The European League Against Rheumatism merekomendasikan penggunaan Tramadol untuk pengobatan fibromyalgia, suatu kondisi nyeri yang terjadi hampir di seluruh tubuh, terutama jika ditekan pada bagian tubuh.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan Analtram, terutama orang-orang dengan kondisi berikut:
- Memiliki riwayat hipersensitif pada tramadol atau opioid analgetik lainnya.
- Memiliki riwayat hipersensitif pada paracetamol.
- Sedang diterapi dengan obat-obat monoamine oxidase (MAO) inhibitors, obat-obat yang berefek hipnotik dan sedatif, analgetik yang mempengaruhi sistem saraf pusat, dan obat lain golongan opioid.
- Pecandu alkohol berat.
- Penderita depresi pernapasan yang signifikan.
- Penderita asma akut atau asma bronkial berat.
Efek samping Analtram
Berikut adalah beberapa efek samping Analtram, yaitu:
- Efek samping Analtram yang umum misalnya, mual, muntah, pusing, rasa kantuk, sedasi, rasa lelah, sakit kepala, berkeringat, pruritis, kulit kemerahan, mulut kering, dispepsia, dan sembelit.
- Meskipun tramadol bekerja dengan cara mengikat secara stereospesifik reseptor µ-opioid di sistem saraf pusat, efek samping berupa ketergantungan obat sampai sekarang relatif jarang terjadi.
- Obat yang mengandung paracetamol menyebabkan kerusakan hati, terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan dan pasien adalah pengguna alkohol aktif.
- Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, paracetamol dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
- Pada tahun 2013, FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) memberikan peringatan kemungkinan terjadinya efek samping pada kulit seperti sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian obat-obat yang mengandung paracetamol. Meski hal ini sangat jarang, namun bisa fatal jika terjadi.
- Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini bisa terjadi namun jarang. Jika terjadi, bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal.
Dosis Analtram
Analtram diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Dosis dewasa dan anak usia ≥ 16 tahun: awal 2 kaplet/hari. Jika dibutuhkan, obat bisa diberikan 1 kaplet setiap 6 jam.
- Dosis maksimal: 8 kaplet sehari.
Interaksi Analtram
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Analtram adalah:
- Obat-obat yang bekerja di sistem saraf pusat seperti tranquiliser, hipnotik, dan sedatif: meningkatkan efek analgetik dan sedatif tramadol.
- Carbamazepine: mengurangi efek analgesik tramadol. Penggunaan bersamaan kedua obat ini tidak dianjurkan.
- Tramadol bisa menyebabkan kejang, oleh karena itu hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat selective serotonine reuptake inhibitors, anorectic, anti depresan trisiklik, senyawa opioid lain, MAO inhibitors, atau obat lain yang menurunkan ambang kejang lainnya.
- Penghambat enzim CYP2D6 (amitriptyline, quinidine, fluoxetine, paroxetine) dan penghambat enzim CYP3A4 (ketokonazole, erythromycin): mengurangi klirens tramadol dari ginjal sehingga meningkatkan risiko efek samping yang serius.
- Metoclopramide: meningkatkan efek analgetik paracetamol.
- Carbamazepine, fenobarbital atau fenitoin: meningkatkan potensi kerusakan hati.
- Kolestiramin dan lixisenatide: mengurangi efek farmakologis paracetamol.
- Antikoagulan warfarin: paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi terjadinya perdarahan.
Perhatian
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pasien jika menggunakan Analtram, antara lain:
- Meskipun insiden terjadinya ketergantungan relatif jarang, penggunaan obat-obat yang mengandung tramadol dalam jangka panjang sebaiknya dihindari. Dokter sebisa mungkin akan mengatur durasi yang tepat disesuaikan kebutuhan.
- Selalu taati dosis dan durasi yang direkomendasikan dokter. Penghentian pemakaian obat akan menimbukan withdrawal sindrom.
- Bila digunakan bersamaan dengan obat-obat depresan sistem saraf pusat lain, misalnya NSAID, atau bila digunakan dengan dosis berlebihan bisa menyebabkan penurunan fungsi paru-paru.
- Dalam beberapa penelitian belum ditemukan efek buruk yang terjadi pada bayi, meskipun sejumlah kecil obat ini terdapat dalam air susu ibu (ASI). Meskipun demikian, mengingat efek buruk yang bisa disebabkan oleh tramadol, penggunaan selama menyusui sebaiknya dihindari.
- Analtram dapat menyebabkan pusing dan mengantuk, termasuk mengurangi refleks penderita. Oleh karena itu, hindari mengemudi atau menyalakan mesin selama menggunakan obat ini.
- Keamanan dan efektivitas tramadol pada anak usia di bawah 17 tahun belum bisa dipastikan.
- Pemakaian Analtram harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
- Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
- Meskipun efek paracetamol terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan.
Penggunaan Analtram oleh wanita hamil
FDA menggolongkan tramadol dan paracetamol dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.
Fakta bahwa obat ini memberikan efek buruk terhadap janin hewan harus menjadi perhatian serius bahwa obat ini juga mempunyai kemungkinan berefek buruk terhadap janin manusia, meskipun studi klinis yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia belum dilakukan. Penggunaan obat tersebut pada ibu hamil bisa dilakukan bila benar-benar dibutuhkan, atau manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko buruk yang mungkin terjadi.
Artikel terkait: