Memar Kulit Dan Sering Mimisan, Mungkin Gejala Anemia
Pernahkan Anda atau keluarga Anda mengalami memar pada kulit yang tidak diketahui penyebabnya? Atau pernahkah Anda mengalami mimisan, gusi berdarah dan perdarahan yang terjadi sedara belebihan? Jika hal ini sering terjadi pada Anda, mungkin hal tersebut merupakan tanda awal dari gejala anemia apalstik.
Mungkin masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang bahaya penyakit anemia yang satu ini. Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang bisa terjadi pada pria dan wanita di segala usia. Khususnya di Indonesia, saat ini kasus penderita dengan anemia aplastik telah mengalami penigkatan. Kondisi ini juga bisa muncul secara tiba-tiba. Jika anemia aplastik terjadi pada seseorang dengan kadar darah yang sangat rendah, kondisi ini bisa berdampak fatal dan mengancam nyawa hingga menyebabkan kematian. Untuk itu pada artikel ini akan membahas lebih mendetail lagi tentang anemia aplastik. Selamat membaca.
Apakah Anemia Aplastik itu?
Anemia aplastik merupakan anemia akibat penurunan tingkat sel darah merah yang disebabkan oleh ketidakmampuan sel induk dalam sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel baru. Berbeda seperti anemia pada umumnya, pada anemia aplastik ini tidak hanya sel darah merah yang berhenti produksinya, akan tetapi juga sel darah putih dan trombosit.
Pada umumnya sel darah merah berperan sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh, sel darah putih bertugas melawan infeksi, sedangkan trombosit berfungsi untuk mencegah perdarahan. Jika terjadi masalah dalam memproduksi sel-sel tersebut maka akan muncul masalah-masalah di dalam tubuh.
Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang bisa terjadi pada pria dan wanita di segala usia. Namun, kelainan ini lebih banyak ditemukan pada orang dewasa berusia 20-an dan usia lanjut yang tinggal di negara-negara berkembang.
Apa Penyebab Anemia Aplastik?
Penyebab
Anemia Aplastik terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan sehingga memperlambat produksi sel darah baru baik itu sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang baik sementara ataupun permanen.
Berikut faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia aplastik, yaitu:
- Penggunaan obat-obatan tertentu. Terdapat beberapa obat rheumatoid arthritis dan antibiotik yang dapat menyebabkan anemia aplastik.
- Gangguan autoimun. Gangguan ini menyebabkan sistem imun menyerang sel-sel yang sehat, termasuk sel punca yang berada di dalam sumsum tulang
- Paparan bahan kimia beracun. Paparan bahan kimia beracun, seperti beberapa yang digunakan dalam pestisida dan insektisida, dapat menyebabkan anemia aplastik. Paparan benzene, bahan kimia dalam bensin juga telah dikaitkan dengan terjadinya anemia aplastik
- Infeksi virus. Ada beberapa infeksi virus yang dapat mempengaruhi sumsum tulang belakang. Infeksi tersebut antara lain hepatitis, HIV, dan cytomegalovirus
- Kehamilan. Anemia aplastik yang terjadi pada kehamilan mungkin terkait dengan masalah autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang sumsum tulang selama kehamilan
- Radiasi dan kemoterapi. Dua jenis pengobatan kemoterapi dan radiasi umumnya bertujuan untuk membunuh sel kanker. Namun terkadang pengobatan ini turut merusak sel-sel yang sehat dan memicu terjadinya anemia aplastik
- Faktor congenital (kelainan bawaan) : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya
Tanda dan gejala
Berikut tanda dan gejala- gejala yang sering dialami pada penderita Anemia Aplastik, hal tersebut meliputi:
- Lemah dan mudah lelah
- Lebih mudah terkena infeksi bakteri
- Demam
- Kesulitan bernapas dan sesak
- Pusing dan sakit kepala
- Nyeri dada
- Detak jantung tidak teratur
- Wajah menjadi pucat
- Sering mimisan dan berdarah pada gusi
- Hepatosplenomegali
- Pemebesaran kelenjar limfa
- Muncul luka memar pada kulit yang tidak diketahui penyebabnya
- Mudah mengalami perdarahan
Pencegahan Anemia Aplastik
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan sejak dini untuk mencegah terjadinya anemia aplastik adalah:
- Mencuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di luar ruangan.
- Mengurangi olahraga berat guna menurunkan risiko perdarahan karena kontak fisik.
- Beristirahat secara cukup bila perlu.
- Menghindari kerumunan masyarakat umum agar tidak mudah tertular penyakit.
Bagaimana cara mengobati penderita Anemia Aplastik?
Diagnosis
Untuk mendiagnosis anemia aplastik, dokter akan menanyakan rincian riwayat medis serta gejala-gejala yang dialami. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk membantu menentukan diagnosis. Bila hasil tidak mencukupi, beberapa tes penunjang akan dilakukan termasuk:
- Pemeriksaan darah. Pada penderita anemia aplastik, salah satu atau ketiga sel darah (antara sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit) berada di bawah batas normal.
- Biopsi sumsum tulang. Pada sumsum tulang penderita anemia aplastik hanya mengandung sedikit sel darah.
Pengobatan
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi sebagai berikut :
- Terapi Kausal. Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab. Hindarkan pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang tidak diketahui. Akan tetapi,hal ini sulit dilakukan karena etiologinya tidak jelas atau penyebabnya tidak dapat dikoreksi
- Terapi suportif. Terapi suportif bermanfaat untuk pengobatan yang dapat membantu mengatasi gejala anemia aplastik yang muncul, dan terapi ini tidak untuk menyembuhkan. Tetapi suportif ini seperti, transfusi darah, terapi khelasi besi untuk mengobati kelebihan zat besi, faktor pertumbuhan, serta antibiotik untuk mencegah atau mengatasi infeksi agar infeksi yang terjadi tidak menjadi semakin parah.
- Terapi Definitif. Terapi definitif merupakan terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang. Terapi definitif untuk anemia aplastik terdiri atas dua jenis pilihan yaitu terapi imunosupresif dan transplantasi sumsum tulang.
- Stimulan sumsum tulang. Pilihan pengobatan ini bertujuan agar sumsum tulang bisa kembali memproduksi sel darah yang baru. Pemberian obat-obatan stimulan seperti sargramostim, filgrastim, pegfilgrastim, dan epoetin alfa dapat diberikan. Metode ini sering dikombinasikan dengan imunosupresan
Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang telah dijelaskan di atas penting untuk Anda untuk mencegah terjadinya gejala yang semakin parah dengan beristirahat yang cukup, mengurangi olahraga berat untuk menurunkan risiko perdarahan, menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan secara teratur untuk menghindari terjadinya infeksi dan penularan penyakit. Semoga bermanfaat.
Dokter, saya mau tanya.. anak saya usia 2 thn 4 bln, skrng kadar sel2 darahnya di bawah normal semua, lekosit rendah, hb rendah, bahkan trombosit hanya 8rbu saja, sekitar 2 minggu yg lalu anak saya melakukan BMP utk pengecekan sumsum tulang, tpi sampe skrng tidak kunjung normal, diagnosa terakhi...