Benjolan merupakan gangguan kecil yang biasa menyerang kulit. Namun bagaimana jadinya jika benjolan tersebut berada di dalam tubuh, terlebih di dalam vagina? Lantas apa perbedaan keduanya?
Bisa jadi benjolan tersebut merupakan hal biasa yang tidak perlu dikhawatirkan, namun bisa juga merupakan pertanda akan penyakit berbahaya yang harus segera ditangani.
Kista vagina
Beberapa hal bisa menjadi penyebab utama terbentuknya benjolan pada vagina, diantaranya sumbatan kelenjar, kongenital, infeksi, hingga tumor. Terdapat berbagai macam jenis kista vagina, diantaranya kista Bartholin, kista Mullerian, kista inklusi serta kista Gartner.
Dari keempat jenis tersebut, sebagian besar kasus kista termasuk dalam jenis kista inklusi. Kista ini biasanya akan muncul setelah proses melahirkan terjadi atau setelah vagina mengalami cedera.
Dalam keadaan normal, kelenjar di dalam vagina tidak terdeteksi keberadaannya. Namun pada keadaan tertentu seperti terkena infeksi, kelenjar ini akan membesar dan terbentuklah kista.
Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan nyeri, dan hanya bisa ditandai dengan perabaan pada bibir kemaluan. Jika salah satu dari kista vagina ini sudah mulai menimbulkan rasa nyeri, maka kemungkinan besar kista tersebut sudah semakin membesar masuk pada tahap kronis.
Gangguan lain pada vagina disebut dengan abses vagina, yakni gangguan yang muncul akibat terbentuknya nanah dan cairan sehingga menyebabkan terjadinya benjolan. Benjolan ini akan memerah dan membengkak serta menyebabkan nyeri.
Kulit tumbuh di vagina
Benjolan di vagina juga bisa disebabkan oleh kulit yang tumbuh di dalam vagina atau vaginal skin tag. Biasanya benjolan tersebut menyerupai warna kulit atau lebih gelap. Kulit tumbuh ini bisa menyerupai polip vagina atau kutil kelamin.
Jadi jika benjolan tidak segera hilang segera periksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Varises vagina
Sama halnya yang terjadi pada kaki, varises vagina juga merupakan pembengkakan pembuluh darah atau vena pada area vagina. Gangguan ini bisanya berupa benjolan kebiruan akibat pembengkakan yang terjadi di sekitar labia minora dan mayora.
Biasanya varises vagian terjadi pada 10% wanita yang sedang hamil atau mereka yang mengalami masa menopause. Penyakit ini tidak menyebabkan rasa sakit, namun akan memberikan rasa tidak nyaman serta gatal atau bahkan pendarahan.
Varises vagina yang terjadi pada wanita hamil tidak memerlukan pengobatan karena akan hilang setelah melahirkan.
Herpes genital
Herpes genital merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Penyakit ini ditandai dengan adanya benjolan pada lubang vagina atau benjolan yang mengandung air pada alat kelamin, anus atau bahkan mulut.
Selain itu, penyakit ini juga akan disertai dengan demam dan rasa sakit di sekitar bokong.
Selain dapat ditularkan melalui aktivitas seks, penyakit ini juga bisa menular melalui air cebok yang telah terkontaminasi. Pertama kali virus menyerang tubuh, ia akan diam dan menunggu waktu yang tepat ketika daya tahan tubuh menurun.
Oleh karena itu penyakit ini tidak dapat sembuh secara permanen dan dapat kembali datang jika tubuh tidak dalam keadaan fit.
Tersumbatnya kelenjar minyak
Penyebab lain dari benjolan di vagina adalah tersumbatnya kelenjar minyak di dalam vagina. Hal ini terjadi ketika vagina berisi cukup banyak kelenjar minyak. Kelebihan tersebut akhirnya menyebabkan sumbatan dan menimbulkan benjolan kecil berwarna putih kekuningan yang biasa disebut dengan Fordyce spot.
Tidak hanya di dalam vagina, namun Fordyce spot ini juga bisa muncul di bagian tubuh lain seperti pipi, tepi bibir, bahkan di penis sekalipun. Pada umumnya benjolan ini akan muncul menjelang pubertas hingga dewasa dan tidak berbahaya karena tidak menimbulkan rasa sakit.
Walaupun dari beberapa penyakit di atas tidak berbahaya. Namun jika Anda merasakan perubahan yang tidak beres pada organ vital Anda, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan memastikan apakah terdapat gangguan pada tubuh Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.