Arteriosklerosis adalah pengerasangt;pembuluh arteri akibat penurunan elastisitas pembuluh darah arteri, yang disebabkan oleh adanya timbunan lemak pada lapisan dinding bagian dalam pembuluh darah.
Arteriosklerosis biasanya digunakan untuk menyatakan kekakuan pembuluh darah yang merupakan penyebab dari adanya stroke atau serangan jantung, namun belum banyak orang tau apa itu sebenarnya arteriosklerosis. Oleh karena itu pada artikel ini kita akan membahas mengenai pengertian arteriosklerosis, penyebab beserta gejala yang ditimbulkannya.
Pengertian Arteriosklerosis
Istilah arteriosklerosis berasal dari Yunani yang terdiri dari kata arteria yang berarti pembuluh darah dan sklerosis yang berarti pengerasan. Jadi dapat disimpulkan arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh arteri akibat penurunan elastisitas pembuluh darah arteri, yang disebabkan oleh adanya timbunan lemak pada lapisan dinding bagian dalam pembuluh darah.
Aterosklerosis dan arteriosklerosis merupakan istilah yang mirip dan terkadang digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi penyakit yang sama, namun istilah arteriosklerosis dan aterosklerosis perlu dibedakan satu sama lain.
Arteriosklerosis berarti penurunan elastisitas pembuluh darah atau kekakuan pembuluh darah yang disebabkan oleh hilangnya elastisitas otot-otot arteri. Ketika usia muda, arteri fleksibel karena adanya protein yang disebut elastin ketika usia bertambah, ada kehilangan komponen ini sehingga menyebabkan penebalan dinding arteri, sedangkan aterosklerosis adalah proses pengerasan pembuluh darah yang ditandai dengan penimbunan plak ateroma pada dinding bagian dalam pembuluh darah. Lebih lanjut silahkan baca: Aterosklerosis.
Apa Penyebab Arteriosklerosis?
Menurut perkiraan para ahli arteri secara alami akan mengalami pengerasan, penyempitan, dan pengurangan elastisitas seiring dengan bertambahnya usia. Ada beberapa penyebab arteriosklerosis yang dapat mempercepat proses ini yaitu:
- Diet yang tinggi Lemak & kolesterol seperti mengkonsumsi biskuit, kue, sosis, daging olahan, es krim dan mentega, akan menyebabkan kelebihan lemak yang kemudian akan dipecah menjadi LDL yaitu suatu Jenis kolesterol jahat yang dapat memblokir arteri. Kolesterol LDL akan menempel pada dinding arteri bagian dalam kemudian membentuk deposit yang secara bertahap akhirnya akan menyumbat aliran darah.
- Tekanan darah tinggi pada arteri dapat merusak dinding arteri bagian dalam, karena arteri hanya dirancang untuk memompa darah sesuai dengan tekanan tertentu sehingga dinding arteri akan mengalami keruskan akibat tekanan yeng berlebihan.
- Merokok juga dapat merusak dinding arteri bagian dalam. Pada kondisi ini trombosit akan berkumpul pada daerah yang mengalami kerusakan. Hal ii tentunya akan meyebabkan peyempitan arteri.
- Diabetes mellitus atau kencing masnis tipe 1 atau tipe 2 akan menyebabkan kadar glukosa yang berlebih dalam darah yang dapat merusak dinding arteri dan memicu pembentukan plak arteroma.
- Alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah atau hipertensi dan meningkatkan pembentukan LDL dalam darah.
- Obesitas atau kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko darah tinggi, cenderung memiliki kolesterol tinggi dan berisiko untuk mengalami penyakit kencing manis yang tentunya dapat menyebabkan pembentukan plak arteroma.
- Riwayat keluarga dengan arteriosklerosis akan berisiko dua kali lebih besar untuk mengalami penyakit ini.
- Etnis afrika dan keturunan karibia cenderung lebih sering mengalami hipertensi dan diabetes dibanding orang asia ini berarti kelompok ini juga lebih sering untuk mengalami arteriosklerosis.
- Polusi pada udara seperti polusi kibat lalu lintas dapat menyebabkan peningkatan arteriosklerosis. Penelitain terbaru menunjukkan bahwa orang yang tinggal pada jarak 50 m dari jalan utama cenderung untuk memiliki arteriosklerosis.
Apa gejala yang ditimbulkan?
Sebelum arteri mengalami penyempitan atau penyumbatan yang terjadi secara mendadak, penyakit arteriosklerosis pada umunya tidak memibulkan gejala apapun. Gejala awal arteriosklerosis yang dapat terjadi berupa nyeri atau kram yang timbul sebagai kurangnya oksigen dan nutrisi pada jaringan. Arteriosklerosis dapat terjadi pada arteri di otak, jantung, dan organ vital lainnya.
Apabila arteriosklerosis terjadi pada arteri yang menuju otak (arteri karoid) maka arteriosklerosis bisa menyebabkan stroke dengan gejala berupa kelemahan atau kelumpuhan pada otot wajah dan otot anggota gerak. Apabila arteriosklerosis terjadi pada arteri yang menuju jantung (arteri koroner) maka arteriosklerosis bisa menyebabkan serangan jantung dengan gejala nyeri dada yang terjadi secara tiba - tiba yang yang tidak hilang meskipun dengan beristirahat.
Diagnosis Arteriosklerosis
Berikut adalah serangkaian tes pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendiagnosis arteriosklerosis:
- Tes darah, untuk mendeteksi peningkatan kadar kolesterol dan gula darah yang bisa meningkatkan risiko terjadinya arteriosklerosis.
- Kateterisasi jantung, untuk melihat apakah terjadi penyumbatan atau penyempitan di dalam arteri jantung dengan bantuan kateter.
- Pemindaian (CT scan atau MRA), untuk mendeteksi endapan kalsium dan aneurisma di arteri.
- Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam sinyal elektrik yang dikirimkan jantung dalam satu waktu tertentu.
- USG Doppler, untuk mengukur tekanan dan kecepatan darah yang melewati pembuluh arteri melalui lengan atau tungkai.
- Stress test, untuk mengetahui respons yang ditunjukkan pasien ketika jantung bekerja keras.
- Ankle-brachial index, untuk memeriksa kemungkinan terjadinya arteriosklerosis di tungkai dan kaki.
Upaya Pengobatan Arteriosklerosis
Perubahan gaya hidup, seperti diet yang sehat dan berolahraga, merupakan pengobatan yang paling tepat untuk arteriosklerosis. Kadang-kadang, obat atau prosedur bedah dapat direkomendasikan juga.
Obat yang digunakan
Berbagai obat dapat memperlambat - atau bahkan memulihkan arteriosklerosis. Berikut adalah beberapa pilihan yang umum:
- Obat kolesterol. Tujuannya untuk menurunkan lipoprotein (LDL) kolesterol low-density, kolesterol "jahat" dan Meningkatkan high-density lipoprotein (HDL), kolesterol "baik". Contoh obat kolesterol yang dimaksud antara lain statin dan fibrat. Selain menurunkan kolesterol, statin memiliki efek tambahan yang membantu menstabilkan lapisan arteri jantung dan mencegah arteriosklerosis.
- Obat anti-platelet. Dokter mungkin meresepkan obat anti-platelet, seperti aspirin, untuk mengurangi kemungkinan penimbunan trombosit pada arteri yang menyebabkan penyumbatan lebih lanjut.
- Obat beta blocker. Obat-obat ini biasanya digunakan untuk penyakit jantung koroner. Obat ini dapat menurunkan denyut jantung dan tekanan darah, mengurangi beban jantung dan sering meringankan gejala nyeri dada. Beta blockers mengurangi risiko serangan jantung dan beberapa masalah irama jantung.
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Obat-obat ini dapat membantu memperlambat perkembangan arteriosklerosis dengan menurunkan tekanan darah dan memberikan efek yang baik pada arteri jantung. ACE inhibitor juga dapat mengurangi risiko serangan jantung berulang. Contoh obatnya captopril.
- Calcium channel blockers. Obat-obat ini menurunkan tekanan darah dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati angina. Contoh obatnya amlodipine dan nifedipine.
- Pil kencing (diuretik). Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama terjadinya ateriosklerosis. Diuretik akan menurunkan tekanan darah.
- Obat lain. Dokter mungkin menyarankan obat tertentu untuk mengendalikan faktor risiko spesifik, seperti diabetes.
Prosedur bedah
Kadang-kadang obat tidak dapat mengatasi penyakit. Jika pasien memiliki gejala yang parah atau penyumbatan pembuluh darah sampai mengancam kelangsungan hidup jaringan otot atau kulit, maka terapi selanjutnya adalah prosedur bedah.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?