Aspartam adalah salah satu pemanis buatan paling populer yang beredar di pasaran. Biasanya, pemanis ini tersedia dalam minuman soda, es krim, yogurt, sampai permen karet.
Di dalam tubuh, aspartam dipecah menjadi 3 jenis senyawa yakni metanol, asam aspartat, dan fenilalanin. Meskipun metanol dapat meracuni tubuh, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi produk mengandung aspartam tidak mencapai tingkat toksik metanol.
Mengenai Aspartam
Golongan
Pemanis buatan
Kemasan
-
Kandungan
Aspartam
Manfaat Aspartam
Aspartam umum digunakan sebagai pemanis buatan pengganti gula. Jumlah kalorinya sama seperti gula yaitu 4 kalori per gram.
Namun, karena rasanya 200 kali lebih manis dari gula, Anda hanya membutuhkan sangat sedikit aspartam untuk memberikan rasa manis pada makanan maupun minuman favorit Anda. Hal inilah yang kerap dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk membantu menurunkan berat badan dan mengurangi kalori makanan.
Kontraindikasi
- Penderita fenilketonuria;
- Sedang minum obat skizofrenia.
Efek samping Aspartam
Setiap produk yang diberi label "bebas gula" biasanya mengandung pemanis buatan sebagai pengganti gula, termasuk aspartam. Hati-hati, American Cancer Society mengungkapkan bahwa aspartam justru 200 kali lebih manis daripada gula.
Meskipun tergolong sebagai pemanis buatan, aspartam bisa dikatakan aman selama tidak melebihi batas dosis yang dianjurkan. Namun sebaliknya, enggunaan aspartam secara lebihan dapat memicu efek samping berupa:
- Gerakan tak terkendali pada wajah dan bagian tubuh lainnya (tardive dyskinesia);
- Berat badan naik;
- Sakit kepala;
- Pusing;
- Kejang;
- Depresi.
Meskipun memang tidak semua produk bebas gula mengandung aspartam, penting untuk tetap mengecek kandungan produk makanan maupun minuman sebelum dikonsumsi. Aspartam paling sering diberi label mengandung fenilalanin.
Penelitian menunjukkan bahwa aspartam tidak memberikan efek buruk pada ibu hamil, janin, maupun ibu menyusui. Pasalnya, aspartam dapat dimetabolisme dengan cepat menjadi asam amino fenilalanin, asam aspartat, dan sedikit metanol sehingga tidak terbawa ke dalam ASI. Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut pada dokter sebelum menggunakan produk mengandung aspartam saat hamil atau menyusui.
Dosis Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya dalam batas tertentu. Berdasarkan Surat Kepurusan Kepala Badan POM No. H.K.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, batas maksimum penggunaan aspartam adalah 600 mg/kg untuk kategori pangan minuman berkarbonasi dan non karbonasi.
Nilai kadar asupan harian yang dapat diterima tubuh (acceptable daily intake / ADI) untuk aspartam adalah 50 mg/kg berat badan. Tidak disarankan untuk mengonsumsi produk mengandung aspartam melebihi dosis tersebut.
Interaksi Aspartam
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan aspartam adalah sebagai berikut:
- Aspartam cenderung aman untuk anak-anak. Akan tetapi, batasi jumlahnya dan jangan berlebihan. Tanyakan lebih lanjut mengenai dokter mengenai batas aspartam yang aman untuk anak;
- Hati-hati penggunaan produk mengandung aspartam untuk ibu hamil maupun ibu menyusui. Batasi jumlahnya agar tidak berlebihan;
- Makanan dan minuman yang mengandung aspartam kerap direkomendasikan sebagai alternatif pemanis selain gula untuk penderita diabetes. Namun, tetap batasi asupannya supaya tidak berlebihan;
- Sebagai alternatif, Anda dapat menggunakan pemanis alami seperti madu, sirup maple, nektar agave, jus buah, atau gula stevia yang lebih aman.
Artikel terkait: