Aspilets adalah obat yang digunakan untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan sebagai antiplatelet (menghambat pembekuan darah). Dapat juga digunakan sebagai anti nyeri dan untuk menurunkan demam. Aspilets juga bisa digunakan untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan sebagai antiplatelet (menghambat pembekuan darah). Aspilets mengandung acetylsalicylic acid (acetosal), obat yang termasuk golongan NSAID.
Berikut ini adalah informasi lengkap obat Aspilets yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Aspilets
Golongan
Obat Keras (K) harus dengan resep dokter
Kemasan
Aspilets dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Box 100 tablet kunyah 80 mg
Kandungan
Aspilets mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Acetylsalicylic acid 80 mg / tablet
Manfaat Aspilets
Kegunaan Aspilets (acetosal) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
- Mengobati nyeri ringan sampai sedang misalnya pada sakit gigi dan setelah cabut gigi, sakit kepala, sakit telinga, nyeri otot, nyeri sendi, sebagai penurun demam, dan sebagai anti inflamasi (radang).
- Dalam dosis rendah dan penggunaan jangka panjang, obat ini digunakan untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan sebagai antiplatelet (menghambat pembekuan darah) pada orang yang berisiko tinggi terjadinya pembekuan darah. Aspilets (acetosal) bisa diberikan segera setelah serangan jantung untuk mencegah pembekuan dan mengurangi risiko serangan jantung atau kematian jaringan jantung.
Kondisi dan penyakit terkait :
- obat demam anak, pilih paracetamol, ibuprofen atau aspirin
Efek Samping Aspilets
Berikut adalah beberapa efek samping Aspilets (acetosal) yang mungkin terjadi :
- Seperti obat-obat golongan NSAID lainnya, Aspilets (acetosal) menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan misalnya : perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung atau usus yang bisa berakibat fatal. Gejala yang muncul sering dalam bentuk mual dan muntah. Jika Jika pemakaian dalam dosis tinggi atau untuk waktu yang lama, merokok, atau minum alkohol, meski digunakan bersama makanan tidak akan mengurangi efek samping ini.
- Obat ini diketahui bisa menyebabkan anemia hemolitik pada orang yang secara genetik memiliki penyakit defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase, terutama dalam dosis besar dan tergantung pada beratnya penyakit.
- Penggunaan dosis besar bisa menyebabkan tinnitus (telinga berdenging). Efek ini hanya sementara.
- Efek samping aspirin yang paling serius adalah sindrom reye. Meskipun kejadiannya jarang, namun sangat fatal. Sindrom Reye adalah sebuah penyakit yang jarang namun parah yang ditandai dengan ensefalopati akut dan hati berlemak. Penyakit ini dapat terjadi bila anak-anak atau remaja diberikan aspirin untuk demam atau penyakit lain atau infeksi.
- Untuk beberapa orang yang sensitif, obat ini dapat mengakibatkan gejala seperti alergi, termasuk gatal-gatal, bengkak, dan sakit kepala. Reaksi ini disebabkan oleh intoleransi salisilat.
- Aspilets dan NSAID lainnya, seperti ibuprofen, dapat menunda penyembuhan luka kulit.
Dosis Aspilets
Aspilets (acetosal) diberikan dengan dosis berikut :
- Dosis dewasa : 1 x sehari 1 tablet.
Note :
- penggunaan obat yang mengandung acetosal oleh anak usia di bawah 16 tahun sebaiknya tidak dilakukan karena potensi terjadinya sindrom reye. Jika digunakan, harus melalui petunjuk dari dokter.
Dosis Lazim
- Sebagai anti inflamasi pada penyakit ankylosing spondylitis, osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan Systemic Lupus Erythematosus terkait arthritis dan pleuritis
3 g/hari dalam dosis terbagi.
- Dosis lazim Dewasa untuk demam dan sebagai pereda nyeri
325-650 mg secara oral atau rektal setiap 4 jam sesuai kebutuhan.
Dosis maksimal : 4 g / hari.
- Dosis lazim Dewasa untuk mengobati demam rematik (Rheumatic Fever)
80 mg / kg / hari secara oral dibagi dalam 4 dosis.
Dosis maksimal : 6.5 g / hari.
- Dosis lazim dewasa untuk Myocardial Infarction
160-162.5 mg secara oral 1 x sehari.
Obat diberikan segera setelah pasien diduga menderita infark miokard akut dan lanjutkan selama 30 hari.
Pada dosis pertama, obat harus dikunyah, dihancurkan, atau dihisap.
- Dosis lazim dewasa untuk Stroke Iskemik
50-325 mg secara oral 1 x sehari.
Terapi harus dilanjutkan tanpa batas.
- Dosis lazim dewasa untuk Angina Pektoris
75 mg - 325 mg secara oral 1 x sehari.
Mulai segera setelah angina tidak stabil didiagnosa dan diteruskan tanpa batas.
- Dosis lazim dewasa untuk profilaksis (pencegahan) Angina Pektoris, tromboemboli Stroke, Myocardial Infarction, Stroke Iskemik, Prosedur Revaskularisasi
75 mg - 325 mg secara oral 1 x sehari.
Diteruskan tanpa batas.
- Untuk koroner artery bypass graft (CABG)
325 mg secara oral 1 x sehari.
Mulai 6 jam setelah prosedur dan berlanjut selama 1 tahun atau tanpa batas waktu.
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
- Perdarahan perut meningkat jika digunakan bersamaan dengan alkohol atau warfarin. Kombinasi dengan NSAID lainnya juga telah terbukti lebih meningkatkan risiko ini.
- Kombinasi dengan clopidogrel atau warfarin juga meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna atas.
- Menggunakan vitamin C dan obat yang mengandung aspirin bersamaan dapat menurunkan jumlah kerusakan lambung dibandingkan dengan mengambil aspirin saja.
- Acetazolamide dan amonium klorida meningkatkan efek intoleransi salisilat dan juga meningkatkan perdarahan gastrointestinal.
- Kortikosteroid mengurangi konsentrasi.
- Ibuprofen dapat meniadakan efek antiplatelet Aspilets (acetosal).
- Aktivitas farmakologi spironolactone berkurang jika digunakan bersamaan dengan Aspilets (acetosal).
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap aspirin, ibuprofen atau naproxen, atau NSAID secara umum.
- Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki intoleransi salisilat.
- Sebaiknya jangan memberikan obat ini untuk anak-anak usia di bawah 16 tahun, karena potensi terjadinya sindrom reye (penyakit yang terkait dengan penggunaan aspirin atau salisilat lainnya pada anak-anak selama episode infeksi virus atau bakteri).
- Jangan digunakan untuk orang yang memiliki tukak peptik yang aktif, hemofilia atau gangguan perdarahan lain.
- Penggunaan obat ini sebagai penurun panas pada kasus demam berdarah tidak boleh dilakukan karena bisa meningkatkan perdarahan.
- Orang yang memiliki penyakit ginjal, hiperurisemia, atau gout sebaiknya tidak menggunakan obat ini karena menghambat kemampuan ginjal mengekskresikan asam urat, sehingga dapat memperburuk kondisi pasien.
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien asma, rhinitis, dan polip hidung. Obat yang mengandung aspirin dapat menyebabkan urtikaria parah, angioedema, atau bronkospasme pada pasien ini.
- Penggunaan pada pasien dengan gangguan hati berat tidak dianjurkan karena potensi peningkatan risiko pendarahan yang signifikan secara klinis dan efek samping lainnya.
- Penggunaan pada pasien dengan gangguan ginjal berat (CrCl kurang dari 10 mL / menit) tidak dianjurkan karena potensi peningkatan risiko toksisitas salisilat.
- Tidak boleh digunakan oleh wanita hamil pada trimester 3 dan menyusui.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Aspilets adalah sebagai berikut :
- Aspilets (acetosal) harus digunakan setelah makan atau bersama makanan.
- Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
- Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Aspilets (acetosal).
- Aspilets (acetosal) dapat menyebabkan pusing atau mengantuk, yang akan lebih buruk jika pasien juga mengkonsumsi alkohol. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin selama pemakaian obat ini.
- Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
- Jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
- Hati-hati jika menggunakan Aspilets (acetosal) bersamaan dengan suplemen yang memiliki sifat menghambat COX-2, seperti ekstrak bawang putih, kurkumin, bilberry, kulit kayu pinus, ginkgo, minyak ikan, resveratrol, genistein, quercetin, resorsinol, dan lain-lain karena bisa meningkatkan erosi mukosa lambung.
- Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis, karena dapat menyebabkan penurunan sementara dalam fungsi ginjal.
Toleransi terhadap kehamilan
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan aspirin kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Pada usia kehamilan trimester 3 (jika digunakan dalam dosis penuh) dikategorikan ke dalam kategori D :
Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia. Namun jika manfaat yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung aspirin oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.