Benfotiamine adalah turunan dari tiamin, atau yang dikenal sebagai vitamin B1. Bahan kimia ini dapat digunakan untuk mengatasi kerusakan saraf yang disebabkan oleh diabetes (neuropati diabetik) dan alkoholisme.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa benfotiamine juga bisa membantu menangani penyakit Alzheimer hingga arthritis. Namun, sampai saat ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat benfotiamine tersebut.
Secara alami, benfotiamine dapat ditemukan pada bawang putih dan bawang merah. Turunan vitamin B1 ini larut dalam lemak dan lebih mudah diserap oleh tubuh daripada tiamine itu sendiri.
Mengenai Benfotiamine
Golongan
Suplemen vitamin
Kemasan
-
Kandungan
Benfotiamine
Manfaat Benfotiamine
Ketika dikonsumsi secara oral, tubuh akan mengubah benfotiamine menjadi tiamin alias vitamin B1. Tubuh cenderung lebih mudah menyerap benfotiamine daripada vitamin B1 itu sendiri.
Itu artinya, konsumsi benfotiamine bisa meningkatkan jumlah tiamin dalam tubuh. Maka tak heran jika bahan kimia yang satu ini bisa membantu mengatasi penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 dalam tubuh.
Selain itu, benfotiamine juga dapat mengatasi sejumlah gangguan kesehatan berikut:
- Neuropati diabetik (kerusakan saraf akibat diabetes);
- Alkoholisme;
- Penyakit Alzheimer;
- Arthritis;
- Sakit punggung;
- Depresi;
- Fibromyalgia;
- Penyakti tiroid;
- Kecemasan.
Efek samping Benfotiamine
Pada dasarnya, benfotiamine aman dikonsumsi selama mengikuti dosis dan aturan penggunaannya. Namun, sama seperti obat pada umumnya, penggunaan benfotiamine dapat menimbulkan efek samping. Reaksinya mungkin berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping benfotiamine yang dapat terjadi antara lain:
- Sakit perut;
- Ruam kulit;
- Mual;
- Pusing;
- Rambut rontok;
- Berat badan naik;
- Bau badan tak sedap;
- Tekanan darah menurun.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Benfotiamine
Dosis benfotiamine bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Dosis benfotiamine yang umum digunakan antara lain:
- Alkoholisme: 600 mg benfotiamine per hari, diminum selama 6 bulan;
- Neuropati diabetik:
- 150-600 mg benfotiamine per hari dalam 3-4 dosis terbagi selama 3-6 minggu;
- Obat yang mengandung kombinasi 50 mg benfotiamine dan 250 mcg vitamin B12: 3 x sehari selama 3 minggu;
- Obat yang mengandung kombinasi 40 mg benfotiamine, 90 mg vitamin B6, dan 250 mcg vitamin B12: 3 x sehari 1 kapsul atau 4 x sehari 2 kapsul per hari, diminum selama 6 minggu.
Interaksi Benfotiamine
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan benfotiamine adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi maupun penyakit tertentu;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan benfotiamine saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
- Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping dan memperparah kondisi Anda.
Artikel terkait: