Khawatir dengan benjolan di belakang telinga Anda? Sebelum panik, cermati baik-baik kondisi Anda. Ketimbang cemas tak menentu, ada baiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Terlepas dari menimbulkan atau tidak menimbulkan rasa sakit, yang pertama harus dipahami adalah penyebab benjolan di belakang telinga tersebut. Sebagai gambaran, simak ulasan berikut
Penyebab dan pengobatan benjolan di belakang telinga
Berikut adalah beberapa kondisi dan faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya benjolan di belakang telinga dan tips mengobatinya.
1. Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening yang bengkak dapat menyebabkan benjolan kecil di belakang telinga, biasanya seukuran biji jagung atau sebesar kelereng. Jika diraba, benjolan ini akan terasa lunak atau kenyal, bisa sakit atau tidak.
Gejala lain yang bisa menyertai antara lain kelelahan dan demam. Benjolan di belakang telinga pada kasus ini menunjukkan infeksi pada bagian kepala dan leher, misalnya borok di kepala, peradangan pada tenggorokan, dan sinusitis. Infeksi virus yang lebih umum, seperti campak dan cacar air, juga bisa menyebabkan beberapa pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga.
Ciri khas: Permukaan kulit halus, benjolan dibawah kulit bisa tunggal atau beberapa.
Pengobatan
- Oleh dokter: Antibiotik, obat anti-inflamasi, obat anti-parasit dan obat penghilang rasa sakit akan diresepkan untuk menangani infeksi ini.
- Obat alami: Kondisi ini juga dapat diobati dengan berkumur kunyit atau air garam.
Baca juga: Pembengkakan Kelenjar Getah Bening di Leher
2. Mastoiditis
Mastoiditis adalah infeksi pada tulang mastoid yang berada di belakang telinga. Infeksi telinga tengah dapat menyebar ke tulang mastoid dan menyebabkan kerusakan struktural dan peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan kemerahan, sakit telinga, pembengkakan, dan pembentukan benjolan di belakang telinga. Gejala tambahannya adalah demam, sakit kepala, lekas marah, dan penurunan pendengaran.
Ciri khas: Pembengkakan merata dan lebih besar daripada kasus di atas, terdapat gangguan pendengaran.
Pengobatan:
- Oleh dokter: Antibiotik intravena, ditambah obat tetes telinga yang diresepkan untuk membantu drainase.
- Obat alami: Cobalah menempatkan 1 sampai 2 tetes campuran minyak zaitun dan minyak bawang putih ke dalam telinga yang terinfeksi.
3. Jerawat
Tidak hanya pada wajah, jerawat juga bisa terdapat di belakang telinga yang membentuk bejolan kecil. Dalam istilah medis, jerawat disebut papula dan nodul kecil, yakni kulit yang menimbul berisi masa padat pada permukaan kulit (sama persis dengan jerawat di wajah). Jerawat disebabkan oleh perubahan hormonal (kadar androgen tinggi), infeksi bakteri Staphylococcus, stres, dan kecenderungan genetik.
Ciri khas: Penampakannya sama persis dengan jerawat pada wajah, tidak ada gangguan pendengaran.
Pengobatan:
- Jerawat biasanya sembuh sendiri seiring berjalannya waktu; Jika tak kunjung hilang, maka bahan kimia seperti retinoid atau benzoil peroksidase dapat diresepkan. Contoh retinoid: Vitacid
- Kasus infeksi Staph dapat menggunakan antibiotik ditambah lotion dan krim antiseptik.
- Pada kasus ketidakseimbangan hormon yang parah, terapi hormonal atau terapi anti-androgenik dapat diresepkan oleh dokter.
4. Kista
Kista disebabkan oleh penyumbatan kelenjar sebaceous (penghasil minyak kulit) yang disertai dengan penumpukan sebum (zat lemak) alias kista sebaceous.
Jenis kista lain yang dapat menyebabkan pertumbuhan benjolan di belakang telinga dan bagian tubuh lainnya adalah kista epidermis yang terbuat dari akumulasi keratin. Kondisi ini jangan dianggap remeh karena bisa menjadi infeksi dan bernanah.
Ciri khas: Benjolan sebesar kelereng ada bintik hitam di tengahnya. Jika kulit digerakkan, benjolan akan mengikuti.
Pengobatan :
- Pada kasus kista sebaceous, agen anti-inflamasi, gel hidrogen peroksida, dan bahkan antibiotik mungkin diresepkan jika ada formasi nanah.
- Bantalan pemanas dan kompres hangat dapat membantu mengalirkan nanah dan membanu meringankan peradangan.
- Dalam kasus yang parah, dapat direkomendasikan operasi kecil bedah eksisi kista dan bahkan terapi laser.
5. Abses
Abses adalah kantung abnormal dalam tubuh yang berisi nanah. Menimbulkan benjolan di belakang telinga apabila abses terbentuk di bawah ulit sebagai akibat dari proses infeksi. Perbedaan utama antara abses dan kista adalah bahwa abses penuh dengan nanah.
Ciri khas: Kulit bisa tampa normal atau kemerahan, benjolan di belakang telinga teraba sangat lunak seperti meraba plastik berisi cairan.
Pengobatan:
- Insisi dan darinase yaitu menyayat kulit untuk memberikan jalan agar nanah bisa keluar (Hanya bisa dilakukan oleh dokter).
6. Infeksi kulit
Ketika benjolan disebabkan oleh adanya infeksi kulit oleh bakteri, akan terlihat permukaan kulit yang memerah dan meradang, terkadang ditemukan pengelupasan kulit dan tentu saja terasa nyeri.
Beberapa faktor yang memudahkan infeksi kulit adalah stres, perubahan iklim, masalah persarafan, kelelahan, serta infeksi bakteri atau jamur. Orang yang memiliki penyakit Parkinson, AIDS, dan epilepsi lebih rentan terkena dermatitis seboroik, yaitu infeksi kulit yang disertai dengan penumpukan zat lilin berwarna kekunigan pada kulit dan terasa gatal.
Pengobatan:
- Lotion dan krim topikal yang mengandung kortikosteroid, seperti betametason dan hidrokortison, dapat diresepkan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan gatal-gatal.
- Agen antijamur, seperti Ciclopirox dan ketoconazole, dapat diresepkan dalam kasus infeksi jamur.
- Salep antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
- Cobalah untuk menutupi daerah yang terkena dengan berpakaian atau perban untuk menghentikan menggaruk pada daerah yang sakit.
7. Tumor jinak
Tumor bisa muncul sebagai benjolan di belakang telinga yang tidak terasa sakit, terasa lunak, dan dapat digerakkan. Tumor bisa tumbuh dari jaringan kelenjar ludah ke bagian belakang telinga. Jenis tumor yang mungkin jadi penyebab benjolan di belakang telinga adalah kolesteatoma. Tumor ini berasal dari tulang mastoid di belakang telinga. Pada kolesteatoma, terdapat struktur yang merusak jaringan di sekitarnya dan terlihat menyerupai benjolan di bawah kulit. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, keluar cairan dari telinga, dan pusing.
Pengobatan:
- Pada kasus tumor jinak yang tidak harus segera diobati, biasanya tumor jinak dibuang untuk alasan kosmetik.
- Jika tumor menyebabkan rasa sakit, membatasi gerakan rahang, dan mengganggu fungsi pendengaran, prosedur pembedahan bisa jadi solusi.
8. Kanker
Pertumbuhan kanker ganas (seperti kanker kelenjar ludah dan kanker kulit) bisa terjadi di belakang telinga. Benjolan dari pertumbuhan ganas (kanker) biasanya tanpa rasa sakit dan akan menjadi cepat besar dari waktu ke waktu.
Pengobatan :
Pertumbuhan kanker dapat dihancurkan oleh terapi radiasi, kemoterapi, dan eksisi (operasi). Pilihan pengobatann tersebut akan disesuaikan dengan tahap kanker dan jenisnya.
9. Lipoma
Lipoma adalah benjolan lemak yang terbentuk di antara lapisan kulit. Lipoma dapat muncul di mana pun pada tubuh dan hampir selalu tidak berbahaya. Tergantung pada ukuran dan di bagian mana terbentuknya, lipoma tidak selalu terlihat.
Ciri Khas: Kulit tampak sehat, ada benjolan di bawah kulit teraba lunak, tidak ada tanda peradangan dan rasa sakit.
Pengobatan:
- Bisa hilang sendiri, tidak berbahaya.
- Jika berukuran besar, diperlukan pembedahan.
- Pembedahan dilakukan hanya karena alasan kosmetik.
Kapan Harus ke dokter?
Benjolan di belakang telinga tidak selalu bicara tentang tanda-tanda yang mengharuskan Anda segera masuk ruang gawat darurat. Meski demikian, segera berkonsultasi dokter jika mengalami kondisi di bawah ini:
- Benjolan yang menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan;
- Kesulitan atau nyeri ketika mencoba untuk menggerakkan leher atau kepala;
- Kesulitan menelan;
- Benjolan tampak menyebar atau membesar;
- Kista menjadi meradang, nanah mulai bocor keluar, atau pecah sendiri;
- Benjolan di belakang telinga tidak kunjung hilang setelah beberapa hari atau minggu, bahkan ketika tidak menimbulkan rasa sakit;
- Gejala yang menyertainya tidak kunjung berkurang atau malah memburuk.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.