Sudah mati-matian diet keto tapi berat badan tak kunjung turun? Tenang, Anda tidak sendirian. Faktanya, beberapa orang yang melakukan diet keto tidak mengalami perubahan signifikan pada berat badannya.
Diet keto memang dapat membantu menurunkan berat badan, tapi dengan catatan harus dilakukan dengan tepat. Lantas, apa saja penyebab berat badan tidak turun setelah diet keto? Berikut informasi lengkapnya untuk Anda.
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
Apa itu diet keto?
Diet keto cukup banyak diandalkan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan badan langsing. Pasalnya, sudah banyak bukti bahwa diet keto dapat menurunkan berat badan dalam waktu singkat.
Diet keto adalah metode diet yang menganut prinsip tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Dengan membatasi asupan karbohidrat, tubuh akan mengalami ketosis, yaitu membakar lemak untuk menghasilkan energi. Bila dilakukan dengan benar, hal ini bisa membuat berat badan turun dalam waktu 3-6 bulan.
Penyebab berat badan tidak turun setelah diet keto
Hasil diet keto bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang berat badannya berhasil turun dengan cepat, tapi ada juga yang justru mengalami sebaliknya.
Kalau Anda termasuk salah satu orang yang berat badannya tidak turun setelah diet keto, coba ingat-ingat lagi. Apakah Anda sudah melakukan diet keto dengan benar? Alih-alih menurunkan berat badan, salah cara diet keto bisa menjadi bumerang bagi tubuh Anda.
Yuk, kita cek sama-sama. Bisa jadi berat badan tidak turun setelah diet keto disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
1. Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat 'tersembunyi'
Pada prinsipnya, diet keto mengharuskan Anda untuk membatasi asupan karbohidrat setiap hari. Anda mungkin sudah menghindari berbagai jenis makanan tinggi karbohidrat. Namun hati-hati, ada beberapa jenis makanan yang mengandung karbohidrat 'tersembunyi'.
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
Produk susu, kacang-kacangan, dan buah sebetulnya boleh dikonsumsi saat diet keto. Akan tetapi, jenis makanan tersebut juga mengandung tinggi karbohidrat.
Jika Anda tidak memperhatikan asupan karbohidrat setiap hari, maka jumlah karbohidrat dalam tubuh bisa jadi berlebihan dan menggagalkan diet Anda. Maka tak heran jika berat badan tidak turun setelah diet keto.
Asupan karbohidrat yang dianjurkan pada diet keto adalah 2-5% dari total kalori harian. Supaya lebih aman, perbanyaklah makan sayuran karena jumlah karbohidratnya lebih sedikit daripada susu, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
2. Tidak mengonsumsi makanan sehat
Apa pun jenis diet yang Anda lakukan, kunci menurunkan berat badan yang sehat adalah dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Dengan kata lain, percuma saja bila Anda sudah membatasi asupan makanan tapi ternyata jenis makanannya tidak sehat.
Konsumsi makanan cepat saji atau makanan olahan terlalu banyak juga bisa menggagalkan diet keto Anda. Pasalnya, sebagian besar makanan cepat saji cenderung miskin nutrisi, artinya tinggi kalori tapi rendah vitamin, mineral, dan antioksidan.
Apabila berat badan tidak turun setelah diet keto, coba perbaiki pola makan Anda. Perbanyaklah konsumsi makanan sehat dan bukan olahan, contohnya telur, ikan, daging sapi, unggas, dan lemak sehat seperti alpukat atau minyak zaitun.
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
Tambahkan juga berbagai sayuran non-tepung seperti brokoli, paprika, atau jamur. Cara ini dijamin dapat membantu menurunkan berat badan Anda sedikit demi sedikit.
Baca selengkapnya: 16 Contoh Makanan Diet Keto yang Mudah Ditemukan
3. Konsumsi makanan tinggi kalori
Untuk menurunkan berat badan, Anda harus memastikan banyak kalori yang dipangkas dari tubuh. Kalau berat badan tidak turun setelah diet keto, maka bisa jadi Anda selama ini mengonsumsi terlalu banyak kalori.
Anda memang boleh makan daging, keju, atau mentega saat diet keto, tapi bukan berarti Anda bisa mengonsumsinya secara berlebihan. Setiap gram lemak mengandung 9 kalori, sementara protein mengandung 4 gram kalori. Semakin banyak porsi lemak yang dikonsumsi, maka asupan kalorinya pun juga akan semakin banyak.
Supaya rencana diet keto Anda tidak gagal, coba perhatikan lagi porsi makan Anda. Hindari camilan berkalori tinggi seperti kacang-kacangan, keripik, minuman manis, mi ramen, hingga selai kacang.
Baca juga: Inilah Daftar Makanan yang Mengandung Kalori Tinggi
4. Terlalu banyak asupan protein
Diet keto sering kali disalahartikan sebagai diet tinggi protein. Hal ini salah besar. Perlu dicatat bahwa diet keto adalah diet tinggi lemak dengan asupan protein yang sedang.
Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein, tubuh justru akan sulit membakar lemak dalam tubuh alias ketosis. Orang yang melakukan diet keto harus mendapatkan 6-25% protein dari total kalori harian.
5. Stres atau kurang tidur
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa stres dan kurang tidur dapat membuat berat badan naik drastis. Saat sedang stres, tubuh akan memproduksi hormon stres alias hormon kortisol secara berlebihan.
Peningkatan hormon kortisol dapat merangsang timbunan lemak dalam tubuh, terutama di bagian perut. Terlebih jika Anda sering kurang tidur, maka jangan heran jika berat badan Anda tak kunjung turun meski sudah melakukan diet keto.
Studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengganggu kinerja hormon pengatur rasa lapar, seperti leprin dan ghrelin. Hal ini menyebabkan nafsu makan Anda semakin bertambah jika Anda terus-terusan kurang tidur.
Baca selengkapnya: 16 Cara Mengatasi Stres yang Mudah Dipraktikkan
6. Jarang olahraga
Apakah akhir-akhir ini Anda jarang menyempatkan diri untuk berolahraga? Jika iya, maka bisa jadi inilah penyebab berat badan tidak turun setelah diet keto.
Percuma saja jika Anda sudah mati-matian diet keto tapi tidak diimbangi dengan olahraga. Selain bisa membuat berat badan turun, olahraga juga bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, depresi, kecemasan, hingga obesitas.
Supaya berat badan lekas turun dengan diet keto, sempatkan diri berolahraga minimal 3-4 kali seminggu. Buatlah diri Anda tetap termotivasi dengan menyimpan tas olahraga di mobil agar bisa langsung olahraga sepulang bekerja. Atau, bisa juga dengan menyiapkan baju olahraga sebelum tidur supaya lebih semangat olahraga esok hari.
7. Penyakit tertentu
Hipotiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS), depresi, dan hiperinsulinemia (kadar insulin tinggi) adalah beberapa masalah medis yang menyebabkan berat badan bertambah dan sulit diturunkan.
Bila Anda mengalami salah satunya, tak perlu khawatir. Dengan pengaturan gaya hidup dan diet yang tepat, Anda masih dapat menurunkan berat badan dengan cara sehat. Konsultasikan pada dokter mengenai cara diet keto yang sehat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Baca juga:4 Hal yang Perlu Anda Tanyakan Pada Ahli Gizi Soal Diet
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.