Saat ini penggunaan obat anti nyeri atau analgesik rasanya sudah tidak asing lagi, mengingat tingginya penderita yang mengalami nyeri. Penggunaan obat ini biasanya digunakan saat seseorang mengalami nyeri yang tidak tertahankan namun tanpa menghilangkan kesadaran pengguna tersebut.
Terdapat dua golongan obat analgesik, yang pertama yaitu golongan analgesik non-narkotik. Obat analgesik non narkotik ini mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem sususnan saraf pusat.
Sedangkan golongan yang kedua yaitu golongan analegesik opioid yang merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meringankan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fraktur dan kanker.
Namun pada artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai salah satu obat dari golongan analgesik opioid (narkotik) yaitu obat Butorphanol. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kegunaan, dosis dan efek samping dari obat Butorphanol. Selamat membaca.
Mengenai Butorphanol
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Larutan injeksi, larutan hidung
Kandungan:
Obat analgesic opioid
Apa sih obat Butorphanol itu?
Butorphanol merupakan obat agonis opioid-antagonis sintetis yang secara farmakologis terkait dengan morfin namun lima sampai tujuh kali lebih kuat. Obat ini biasanya diindikasikan paling umum untuk menangani masalah seperti migrain dengan menggunakan formulasi semprot intranasal.
Obat ini juga dapat digunakan secara parenteral untuk manajemen nyeri sedang hingga berat, sebagai suplemen untuk anestesi umum, dan manajemen nyeri selama persalinan. Butorphanol juga cukup efektif dalam mengurangi rasa menggigil pasca operasi.
Obat Butorphanol bekerja dengan cara berinteraksi dengan situs reseptor opiat pada sistem saraf pusat. Obat ini hanya dapat diberikan atas saran dan anjuran dari dokter. Sering terjadi penyalahgunaan atas obat ini karena memiliki efek ketagihan.
Berapa dosis yang biasa diberikan pada obat Butorphanol?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa obat ini bukanlah obat yang dijual bebas dipasaran, melainkan obat yang harus diberikan berdasarkan resep dokter. Berikut dosis obat yang biasa digunakan pada obat Butorphanol:
- Obat Nasal: Nyeri sedang hingga berat
Dewasa: Sebagai semprotan dosis yang diberikan: Dosis awal, 1 mg (1 semprot di 1 lubang hidung), diulang setelah 60-90 menit jika diperlukan. Pengobatan dapat diulang setelah 3-4 jam jika diperlukan. Nyeri yang parah: 2 mg (1 semprotan ke setiap lubang hidung), mungkin hanya diulangi setelah 3-4 jam.
Lansia: Awalnya, 1 mg, diulang setelah 90-120 menit jika diperlukan. Dosis berikutnya dapat diberikan jika diperlukan pada interval ≥6 jam.
- Obat Parenteral: Nyeri sedang hingga berat
Dewasa: 1-4 mg melalui injeksi IM (intramuscular) atau 0,5-2 mg melalui injeksi intravena, diulang setelah 3-4 jam jika perlu.
Lansia: Mulai dengan setengah dosis yang biasa. Sesuaikan dosis berikutnya sesuai dengan respon pada interval ≥6 jam.
- Obat Parenteral: Anestesi
Dewasa: Sebagai premedikasi: 2 mg melalui injeksi IM (intramuscular) 60-90 menit sebelum operasi. Sebagai anastesi: 2 mg melalui injeksi IV (intrvena) sebelum induksi dan / atau 0,5-1 mg secara bertahap selama anestesi.
- Obat Parenteral: Analgesia obstetrik
Dewasa: 1-2 mg melalui suntikan IM (intramuskular) atau IV (intravena) selama persalinan dini, dapat diulang setelah 4 jam, jika perlu.
Apa saja efek samping pada obat Butorphanol?
Berikut efek samping yang mumgkin muncul atau terjadi pada penggunaan obat Butorphanol. Efek samping akan berbeda-beda pada setiap individu, efek sampinya yaitu:
- Rasa lemas
- Sakit kepala dan pusing
- Sensasi panas
- Vasodilatasi dan palpitasi
- Anoreksia
- Konstipasi
- Mulut kering
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Rasa cemas, kebingungan euforia, dan perasaan mengambang
- Insomnia,
- Mengantuk
- Tremor
- Batuk, sesak, hidung tersumbat, iritasi hidung, faringitis dan rinitis,
- Berkeringat
- Pruritus
- Penglihatan kabur, nyeri telinga, dan tinnitus,
- Hipotensi
- Halusinasi
- Ruam
- Gangguan buang air kecil
Jika terdapat tanda dan gejala seperti yang telah diebutkan diatas atau terdapat gejala lain yang menetap dan mengganggu aktivitas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Interaksi Obat
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya termasuk:
- Alfentanil
- Alphaprodine
- Carbinoxamine
- Codeine
- Dihydrocodeine
- Fentanyl
- Fospropofol
- Hydrocodone
- Hydromorphone
- Levorphanol
- Meclizine
- Meperidine
- Methadone
- Morphine
- Morphine Sulfate Liposome
- Oxycodone
- Oxymorphone
- Propoxyphene
- Sufentanil
- Suvorexant
- Tapentadol
Perhatian dan peringatan penggunaan Butorphanol
Berikut beberapa hal yang perlu Anda ingat dan perhatiakan sebelum menggunakan obat Butorphanol:
- Hindari penggunaan obat ini pada anak dibawah usia 18 tahun
- Hati-hati pengguaan obat ini pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal
- Konsultasikan ke dokter jika Anda memiliki riwayat penggunaan obat-obatan sebelumnya, riwayat alergi dan riwayat penyakit terdahulu.
- Jangan menambah, mengurangi atau menghentikan pengobatan tanpa saran dan anjuran dari dokter.
- Karena obat ini memiliki efek samping mengantuk, sakit kepala dan pusing. Sebaiknya Anda menghindari aktivitas seperti mengemudi dan melakukan aktivitas berat lainnya.
- Jangan mengkonsumsi minuma beralkohol saat menggunakan obat ini.
- Hati-hati pemberian obat ini pada ibu hamil, berencana hamil dan ibu menyusi. Sebaiknya konsultasikan kembali ke dokter mengenai keamanan obat tersebut.
Penggunaan obat Butorphanol secara terus menerus dan berkepanjangan dapat menyebabkan ketergantungan fisik atau toleransi. Penghentian obat secara tiba-tiba oleh pasien dengan ketergantungan fisik juga dapat menyebabkan gejala putus obat.
Oleh karena itu jika setelah menggunakan obat ini tidak ada perbaikan atau terjadi perburukan kondisi mengenai masalah kesehatan Anda. Segera konsultasikan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.