Cyclosporin adalah obat immuno-suppresant yang berfungsi menurunkan sistem imun tubuh. Cyclosporin adalah obat yang digunakan untuk menangani gejala gejala infeksi ataupun reaksi penolakan terhadap transplantasi suatu organ dalam tubuh kita seperti transplantasi ginjal, jantung dan hati.
Selain itu, Cyclosporin juga bisa digunakan untuk penyakit seperti psoriasis dengan gejala timbul lesi tebal berskuama pada kulit serta Rheumatoid Arthritis yaitu gangguan nyeri pada sendi. Sediaan obat ini bermacam macam mulai dari tablet makan ataupun dalam bentuk vial/ampul untuk disuntikkan. Kenali lebih lanjut mengenai obat cyclosporin berikut ini.
Mengenai Cyclosporin
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Kapsul, sirop, suntik
Kandungan:
Manfaat Cyclosporin
Cyclosporin biasa digunakan sebagai obat pada pasien dengan reaksi penolakan transplantasi organ, psoriasis, penyakit peradangan kronis, autoimun sampai Rheumatoid Arthritis. Namun pemakaian obat ini dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker, sehingga kita pun sebagai konsumen harus bijak dalam menggunakan obat ini.
Sebagai imunosupresan, cyclosporin bekerja dengan cara menurunkan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki limfosit yang tidak kompeten dalam perjalanannya. Obat ini harus digunakan sesuai dengan penyakit, indikasi dan bisa digunakan baik oleh dewasa atau lanjut usia.
Dosis Cyclosporin
Berbagai sediaan Cyclosporin meliputi kapsul, sirup serta injeksi yang digunakan untuk masing masing keluhan yang berbeda beda. Sebenarnya dosis dari Cyclosporin tergantung dari indikasi pengobatannya.
- Reaksi penolakan transplantasi : 10 – 15 mg perhari.
- Psoriasis : 2,5 mg per hari.
- Sindroma nefrotik : 5 mg perhari.
- Rheumatoid Arthritis : 2,5 mg per hari selama 6 – 8 minggu pemberian.
Dikarenakan penggunaan obat ini harus menggunakan resep dari dokter, konsultasikan lebih lanjut kepada dokter yang telah memeriksa anda secara langsung sehingga mengetahui kondisi medis anda.
Bila memang memiliki keluhan keluhan medis seperti diatas ataupun hal lainnya, segera periksakan diri anda ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Bacalah petunjuk pada kemasan obat dan ikuti anjuran dokter dalam mengkonsumsi obat ini.
Efek samping Cyclosporin
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh Cyclosporin sendiri adalah
- Alergi seperti gatal, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah, lidah dan tenggorokan atau bahkan sampai pingsan.
- Nyeri dada, nyeri perut ataupun nyeri punggung
- Pandangan yang buram
- Nyeri kepala, ruam kulit serta radang tenggorokan
- Efek samping lain yang jarang terjadi antara lain, konstipasi, pembengkakan wajah dan bagian tubuh lain, suara serak, perubahan warna urin menjadi gelap, keringat malam, muntah darah, berkeringan berlebihan.
Tentunya tidak semua orang akan mengalami efek samping tersebut diatas, bila anda merasa khawatir dalam penggunaan obat ini ataupun mengalami salah satu keluhan yang telah disebutkan diatas, konsultasikan keadaan medis anda kepada tenaga medis atau dokter terdekat.
Penggunaan Cyclosporin bagi ibu hamil dan menyusui
Perlu diketahui bahwa penggunaan cyclosporin untuk ibu hamil dan menyusui termasuk dalam kagetori C, yaitu studi pada binatang mengindikasikan adanya efek pada janin ataupun belum dilakukannya studi pada manusia, sehingga obat ini dapat digunakan hanya jika dirasakan bahwa manfaatnya akan lebih besar dibandingkan dengan efeknya kepada janin.
Hubungi dan konsultasikan kembali kepada dokter anda bila anda ingin mengkonsumsi Cyclosporin dalam keadaan hamil atau menyusui.
Interaksi Cyclosporin
Obat cyclosporin dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, seperti:
- Ciprofloxacin
- Aminoglikosida
- Amphotericin B
- Colchicine
- Methylprednisolone
- Diltiazem
- Isoniazid
- Phenobarbital
- Ketoconazole
- Kotrimoxazol
- Phenytoin
- Rifampicin
- Obat antiinflamasi nonsteroid
Peringatan
Dalam menggunakan Cyclosporin, ada beberapa hal yang perlu di waspadai, seperti:
- Waspadai penderita gangguan ginjal dan hati. Obat ini bersifat racun bagi ginjal dan hati sehingga bila terpaksa digunakan pada penderita gangguan ginjal dan hati harus dimonitor fungsi organ organ tersebut secara berkala selama terapi
- Tempatkan obat ini di suhu 25˚c
- Konsultasikan kepada dokter lebih lanjut jika mengkonsumsi Cyclosporin bersamaan dengan jenis obat anti inflamasi NSAID lainnya, periksa kadar serum kreatinin secara berkala.
- Beritahu dokter anda bila anda sedang dalam regimen pengobatan lain, termasuk vitamin yang mengandung kalium
- Karena Cyclosporin menurunkan sistem imun tubuh, hindari orang orang yang memiliki penyakit seperti flu, batuk serta lainnya karena dapat meningkatkan resiko kita tertular
- Meningkatkan resiko kejang jika digunakan bersamaan dengan Methyl Predinisolon dosis tinggi
Overdosis Cyclosporin
Pada praktiknya, sangat jarang ditemukan seseorang yang mengalami gejala overdosis Cyclosporin karena ambangnya yang tinggi, namun bukan berarti kita bisa menggunakan obat ini dalam dosis yang tinggi ataupun tidak mengikuti aturan pakai. Gejala overdosis bisa berupa pingsan, kesulitan bernafas, pusing, detak jantung yang melambat serta gejala gejala gangguan ginjal serta hati karena bersifat racun bagi ginjal dan hati. Segera cari bantuan medis bila anda atau teman anda mengalami keluhan seperti ini.