Fungsi dari obat memang digunakan untuk membantu mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit, tetapi jika obat dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dan tidak sesuai dosis pemakaian, tentu saja obat tersebut dapat berisiko merusak organ ginjal maupun hati. Walaupun tidak semua obat dapat merusak fungsi hati, namun sebaiknya Anda mengetahui beberapa jenis obat yang dapat merusak hati.
Beberapa jenis obat yang dikonsumsi tersebut akan diproses dan dipecah oleh hati sebelum digunakan oleh tubuh untuk mengobati kondisi tertentu. Lalu sisa zat kimia yang tidak terpakai dan terkandung dalam obat akan dibuang oleh hati agar tidak menumpuk menjadi racun dalam tubuh.
Booking Klinik Pemeriksaan Fungsi Liver (Hati) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket fungsi liver (hati) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Meski pembuatan obat telah melalui uji medis yang ketat untuk memastikan efeknya tidak akan merusak fungsi hati, tetapi jika obat tidak digunakan sesuai aturan pakai atau berlebihan maka dapat menimbulkan risiko kerusakan hati. Kerusakan hati terjadi karena obat secara tidak langsung merusak sel-sel hati.
Baca juga: Hindari 7 Kebiasaan yang Dapat Memicu Penyakit Hati
Tak hanya organ hati, tetapi obat yang disalahgunakan juga akan mempengaruhi kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit kuning, sakit perut, gatal, serta perdarahan. Selain obat medis, jenis obat yang juga berisiko menyerang bagian hati adalah penggunaan obat herbal yang berkelanjutan atau dikonsumsi secara berlebihan.
Akan tetapi tidak semua obat herbal berisiko merusak hati karena kadar yang dibutuhkan dalam merusak hati antara obat yang satu dengan yang lain belum tentu sama. Tetapi jika Anda mengonsumsi obat dalam jangka waktu yang cukup panjang dengan dosis besar, maka akan ada risiko kerusakan pada hati yang mungkin terjadi.
Daftar Obat yang Dapat Merusak Fungsi Hati
Berikut ini daftar obat-obatan yang dapat berdampak buruk pada kerusakan hati, antara lain:
1. Obat NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi)
Obat Non-Steroid Anti-Inflamasi merupakan jenis obat pereda rasa sakit yang biasa digunakan sebagai obat sakit kepala dan obat demam. Selain itu, obat NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi) juga seringkali digunakan untuk meredakan peradangan pada sendi maupun tulang.
Booking Klinik Pemeriksaan Fungsi Liver (Hati) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket fungsi liver (hati) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Jenis obat NSAID yang sering digunakan di antaranya aspirin, ibuprofen dan diclofenac, di mana kerusakan hati paling banyak disebabkan oleh penggunaan obat jenis NSAID jenis diclofenac. Kondisi kerusakan hati akan mungkin terasa setelah diclofenac digunakan selama berbulan-bulan.
2. Obat antibiotik
Penggunaan obat antibiotik sering digunakan untuk mengobati beberapa penyakit tertentu jika digunakan dengan dosis yang tepat, misalnya penggunaan amoxicilin pada penderita infeksi bronkitis, sinus, hingga infeksi tenggorokan. Tetapi apabila obat antibiotik tidak digunakan dengan dosis yang benar maka antibiotik juga dapat berisiko merusak hati.
Kerusakan hati akibat mengonsumsi amoxicilin dapat terjadi secara cepat meski tanda adanya kerusakan hati tidak disadari dan datang terlambat, bahkan hingga sudah menghentikan penggunaan antibiotik tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mewaspadai jenis obat antibiotik dan menggunakannya sesuai dengan dosis dokter. Beberapa jenis antibiotik yang dapat meningkatkan risiko kerusakan hati antara lain clindamycin, erythromycin, rifampin, tertracycline, dan nitrofurantoin.
Baca juga: Levofloxacin, Obat Antibiotik untuk Melawan Infeksi Bakteri
3. Obat acetaminophen
Ada beberapa obat yang mengandung acetaminophen, di antaranya obat penurun panas, obat pereda flu, maupun obat untuk menghilangkan rasa nyeri. Begitupun dengan sebagian besar obat nyeri yang memiliki label non aspirin mengandung bahan utama berupa acetaminophen.
Sebenarnya obat acetaminophen atau paracetamol sangat aman dikonsumsi jika digunakan sesuai petunjuk penggunaan namun jika dikonsumsi terlalu banyak atau dalam dosis tinggi secara terus menerus maka risiko kerusakan hati tentulah meningkat. Penggunaan paracetamol sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari 1000 mg per sekali minum atau tidak lebih dari 3000 mg dalam sehari.
Booking Klinik Pemeriksaan Fungsi Liver (Hati) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket fungsi liver (hati) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
4. Obat methotrexate
Obat methotrexate merupakan jenis obat yang biasa digunakan dalam jangka waktu panjang oleh penderita penyakit kanker, rheumatoid arthritis, psoriasis, serta penyakit Crohn.
Pengguna methotrexate yang sudah memiliki penyakit hati, mengalami obesitas, dan sering minum alkohol cenderung berisiko tinggi mengalami sirosis hati. Selain itu, obat methotrexate juga diklaim dapat menyebabkan perlemakan hati.
Oleh karena itu, dokter mungkin akan meresepkan jenis obat methotrexate dalam dosis yang rendah dalam waktu seminggu sekali. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan efek samping yang buruk dari obat jenis ini. Pemeriksaan dengan biopsi juga mungkin dibutuhkan untuk mendeteksi adanya gejala awal sirosis hati.
5. Obat penurun kolesterol (statin)
Jenis obat penurun kolesterol seperti atorvasastin, simvastatin, dan pravastatin yang termasuk dalam kategori statin dapat menimbulkan kerusakan pada hati. Selain itu, statin juga lebih sering mempengaruhi pada hasil dari tes darah fungsi hati. Statin memang aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, tetapi bisa meningkatkan kadar pada enzim hati.
Statin memang aman digunakan dalam jangka panjang, tetapi kondisi bisa menghentikan statin atau mengurangi dosis. Penggunaan statin dalam dosis wajar tidak dapat menimbulkan kerusakan permanen, tetapi statin dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati (hepatoksisitas) yang bisa merusak hati secara keseluruhan, termasuk gagal hati hingga membutuhkan transplantasi hati.
Baca juga: Suplemen Penting untuk Mengatasi Kolesterol Tinggi
6. Obat asam nikotinat atau niacin
Obat jenis niacin biasanya digunakan untuk mengobati peningkatan kadar kolesterol darah dan meningkatkan kadar trigliserida. Tetapi penggunaan obat dalam dosis tinggi pun juga bisa menimbulkan penyakit kuning ataupun gagal hati. Oleh karena itu, jangan mengonsumsi obat niacin lebih dari 2 gram dalam sehari. Penderita gangguan hati atau orang yang sudah terbiasa minum alkohol juga memiliki risiko tinggi mengalami toksisitas hati.
7. Obat antidepresan
Obat antidepresan biasanya digunakan oleh penderita depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, maupun penderita nyeri neuropatik maupun nyeri kronis, hingga migrain. Tetapi orang yang mengalami nyeri menstruasi dan ADHD juga bisa menggunakan obat antidepresan.
Beberapa jenis obat antidepresan yang dapat merusak fungsi hati antara lain paroxetine, sertraline, trazodone, fluoxetine, mirtazapine. Sementara risperidone dan quetiapine juga biasa digunakan sebagai antipsikotik dan antidepresan tetapi memiliki efek samping seperti menyumbat aliran empedu dari hati (kolestasis).
Selain obat-obatan di atas, obat lain yang dapat merusak fungsi kerja organ hati di antaranya pil KB, obat antijamur, obat infeksi HIV, obat asam urat, hingga obat penurun tekanan darah. Obat-obatan tersebut jika digunakan dalam dosis berlebih dapat meningkatkan risiko luka hati hingga hepatitis.
Baca juga: 5 Jenis Hepatitis Berdasarkan Penyebab dan Cara Pengobatan
Oleh karena itu, apabila Anda sudah mengetahui jenis obat yang dapat menimbulkan kerusakan pada hati, maka sebaiknya hindari penggunaan obat-obatan tersebut terlebih lagi dalam jangka panjang. Selain itu, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat. Perhatikan pula dosis aturan pakai agar tidak terjadi penyalahgunaan fungsi dan manfaat obat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.