Diclofenac merupakan salah satu jenis obat antiinflamasi non-steroid (OAINS). Obat ini dapat digunakan untuk masalah kesehatan yang berkaitan dengan reaksi peradangan dan membantu meredakan rasa nyeri.
Mengenai Diclofenac
Cara kerja Diclofenac adalah dengan menghalangi produksi prostaglandin. Prostaglandin merupakan senyawa yang dilepaskan tubuh sehingga kita dapat merasakan sensasi nyeri dan reaksi inflamasi.
Ketika prostaglandin terhambat, maka rasa nyeri atau sakit maupun reaksi inflamasi dapat diredam. Diclofenac sendiri dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Diclofenac Sodium dan Diclofenac Potassium.
Perbedaannya, Diclofenac Sodium memiliki reaksi obat yang lebih lama sehingga lebih berguna dalam membantu meredakan proses inflamasi. Sedangkan Diclofenac Potassium dapat lebih cepat diserap tubuh, sehingga lebih sering digunakan untuk meredakan rasa nyeri atau sakit.
Manfaat Diclofenac
Obat Diclofenac tersedia dalam bentuk tablet oral, kapsul oral, oral delayed release tablet, oral tablet extended release, cairan intravena, dan sirup. Sediaan umum di Indonesia adalah tablet oral dan sirup.
Beberapa manfaat Diclofenac adalah sebagai berikut:
- Membantu meredakan gejala osteoarthritis ataupun rheumatoid arthritis.
- Sebagai terapi pada kasus ankylosing spondylitis.
- Mengatasi nyeri yang timbul di masa awal periode haid atau selama Pre-Menstruation Syndrome (PMS).
- Terkadang, obat ini dapat membantu mengatasi masalah sakit kepala oleh karena migraine, namun bukan untuk mencegah kekambuhan dari sakit kepala tersebut.
Dosis Diclofenac
Dosis dari obat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
- Jenis penyakit
- Tingkat keparahan penyakit
- Apakah ada riwayat alergi obat ini
- Respon tubuh seseorang terhadap pemberian obat ini
- Ada-tidaknya penyakit lainnya yang dapat bereaksi jika mengonsumsi obat Diclofenac
Secara umum, dosis Diclofenac adalah:
- Dewasa: 75-150 mg dalam sehari. Dosis ini dapat dibagi 2-3 kali dalam 24 jam. Dosis maksimal penggunaan adalah 200 mg untuk Diclofenac Potassium, dan 150 mg untuk Diclofenac Sodium.
- Anak: disesuaikan dengan usia, berat badan anak, dan penyakit lain terkait yang ada pada anak.
- Dianjurkan untuk konsumsi obat ini dengan makanan atau setelah makan.
Pengobatan terkait dengan nyeri gangguan ginjal, nyeri penyakit liver, dan pasien dialisis harus berdasarkan anjuran dokter. Perlu diperhatikan sebaiknya dalam penggunaan obat ini, Anda harus mengikuti saran dokter yang merekomendasikan obat ataupun telah memeriksa Anda secara langsung mengenai dosis dan jumlah obat yang paling tepat untuk dikonsumsi.
Beritahukan kepada dokter apabila Anda sedang mengonsumsi obat lain selain Diclofenac.
Efek samping Diclofenac
Efek samping yang dapat ditimbulkan setiap obat dapat bereaksi berbeda-beda, sebab tergantung pada masing-masing individu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui efek samping yang dapat muncul dari penggunaan obat Diclofenac ini, antara lain:
- Sakit kepala
- Rasa kantuk
- Sesak napas
- Nyeri perut atau perut kembung
- Gangguan hati: hilang nafsu makan, urin berwarna gelap, penyakit kuning
- Gangguan ginjal: kencing lebih sedikit atau tidak sama sekali, bengkak kaki
- Konstipasi atau diare
- Ruam kulit
- Rasa lelah dan lemah otot
- Tinja darah atau kehitaman
- Batuk darah dan muntah, yang kadang dapat berwarna kehitaman (coffee grounds)
- Pembengkakan atau kenaikan berat badan
Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Segera hentikan pemakaian obat Diclofenac apabila Anda mengalami gejala efek samping yang tercantum.
Konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ulang dengan dokter yang memberikan obat tersebut, sehingga dapat dipikirkan alternatif lain sebagai solusi masalah kesehatan Anda.
Informasi overdosis
Jika menggunakan obat Diclofenac secara berlebihan, sebaiknya segera kunjungi dokter Anda. Perhatikan tanda dan gejala overdosis Diclofenac, yaitu:
- Muncul rasa gelisah
- Mual muntah
- Penglihatan kabur
- Meningkatkan risiko depresi
- Frekuensi pernapasan tidak normal
- Rasa tidak nyaman pada perut, dada, atau tenggorokan
- Muntah darahI
- Irama jantung tidak normal dan tidak teratur
- Penurunan kesadaran
Interaksi Diclofenac
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter sebelum menggunakan Diclofenac.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Diclofenac adalah sebagai berikut:
- Waspadai penggunaan obat Diclofenac dan ikuti anjuran dokter sebelum pemakaian. Bila Anda sedang mengikuti program hamil (promil), wanita yang sedang hamil ataupun dalam masa menyusui, maka dilarang untuk mengonsumsi obat Diclofenac.
- Beri tahukan dokter bila Anda memiliki riwayat penyakit lainnya, seperti penyakit jantung ataupun pembuluh darah, penyakit ginjal, kelainan sistem pembekuan darah, penyakit hati (liver), lupus, penyakit stroke, penyakit tukak lambung, gangguan ataupun inflamasi usus, tekanan darah tinggi, urtikaria, porfiria, dan penyakit asma.
- Dilarang menggunakan obat ini bila ingin mengemudi kendaraan atau menjalankan pekerjaan yang berkaitan dengan alat berat karena bisa menimbulkan rasa mengantuk, pusing, hingga nyeri kepala hebat.
- Segera hentikan pemakaian bila timbul reaksi alergi obat atau overdosis. Segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Penggunaan Diclofenac pada ibu hamil dan ibu menyusui
Diclofenac termasuk dalam kategori D, yaitu terdapat bukti yang benar menunjukkan risiko terhadap janin manusia. Obat ini hanya dapat digunakan bila memiliki manfaat yang lebih besar daripada risikonya, seperti untuk kasus yang dapat mengancam jiwa baik ibu atau janin di kandungannya.
Sangat tidak dianjurkan penggunaan obat ini pada trimester akhir kehamilan. Pada ibu yang sedang dalam masa menyusui, sebaiknya dapat menghindari penggunaan obat ini, karena Diclofenac positif dapat masuk ke dalam kandungan ASI.
Artikel terkait: