Diet yang Tepat untuk Mengobati Tuberkulosis (TBC)

Dipublish tanggal: Jun 1, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Diet yang Tepat untuk Mengobati Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru. TBC juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh seperti otak dan tulang belakang

Dalam kasus TBC kronis, seseorang yang menderita TBC mungkin harus menggunakan pengobatan medis, disertai dengan diet yang benar agar dapat membantu dalam mendukung proses dan memulihkan kesehatan dengan lebih cepat.

Jika Anda menderita TBC, sangat penting untuk menjaga pola makan yang sehat yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan memberikan kekuatan yang diperlukan untuk pulih kembali.

Nutrisi yang buruk sebenarnya dapat mendorong bertahannya penyakit TBC aktif, dan TBC aktif dapat menyebabkan memburuknya kondisi gizi buruk. Jadi untuk menjaga tubuh Anda agar tetap siap melawan bakteri TBC, Anda harus mengkonsumsi makanan dengan tepat dan benar.

Nutrisi dan Makanan untuk Diet Tuberkulosis (TBC)

Berikut beberapa sumber makanan yang dibutuhkan penderita tuberkulosis (TBC) untuk membantu proses pengobatan:

Makanan padat kalori:
Makanan yang terbaik untuk pasien TBC harus berupa makanan yang tinggi kalori dan kaya nutrisi untuk memenuhi permintaan metabolisme tubuh yang meningkat dan untuk mencegah penurunan berat badan lebih lanjut. Makanan padat kalori termasuk pisang, bubur atau sereal sereal, rava atau halwa, rava ladoo, gandum dan lain-lain.

Makanan kaya protein:
Peningkatan kebutuhan protein dipenuhi dengan mengkonsumsi kacang tanah, gingelly laddoo, atau campuran buah dan kacang kering. Jika Anda tidak dapat makan karena nafsu makan yang buruk, buah-buahan dan kacang-kacangan kering dapat diubah menjadi menjadi bubuk halus dan dicampur menjadi milkshake atau ditambahkan ke roti. Telur, paneer, tahu, dan potongan kedelai merupakan makanan kaya protein lainnya yang juga mudah diserap. Makanan tersebut dapat dipotong-potong kecil atau diparut dan ditambahkan ke sup atau bubur atau milkshake.

Vitamin A, E, C:
Beberapa makanan terbaik untuk penderita TBC termasuk buah dan sayuran berwarna kuning-oranye seperti jeruk, mangga, pepaya, labu manis, dan wortel yang kaya akan vitamin A, sementara Vitamin C ditemukan dalam buah-buahan segar seperti jambu biji, jeruk , tomat, jeruk nipis, lemon, dan capsicum. Vitamin E biasanya dapat ditemukan dalam bibit gandum, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak nabati.

Vitamin B-kompleks:
Sebagian besar vitamin B kompleks dapat ditemukan dalam sereal dan kacang-kacangan utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian. Untuk non-vegetarian, B kompleks dapat diperoleh dari telur, ikan (terutama ikan laut seperti salmon, tuna, mackerel dan sarden), ayam, dan daging tanpa lemak.

Selenium dan seng:
Kacang brazil adalah sumber selenium terbaik. Jamur dan sebagian besar kacang-kacangan dan biji-bijian, termasuk biji bunga matahari, biji chia, biji labu, wijen dan rami, juga merupakan sumber selenium dan seng yang baik. Pilihan non-vegetarian dapat termasuk tiram, ikan, dan ayam.

Selain asupan nutrisi di atas, penting untuk menyediakan makanan ringan dan camilan (camilan sehat!) di waktu yang tepat. Makanan ringan dapat mencakup kecambah rebus, segelas susu almond atau susu kedelai, kacang rebus, dll. 

Pengobatan tuberkulosis bersifat jangka panjang, dan membiasakan diri dengan rutinitas dapat membantu Anda untuk menyesuaikan diri dari penyakit tersebut. Buatlah jadwal untuk sarapan, cemilan tengah hari, makan siang, cemilan malam, dan makan malam.

Hal yang Harus Dihindari Saat Menderita Tuberkulosis (TBC)

Beberapa kebiasaan yang harus Anda kurangi atau hindari saat menderita TBC adalah:

  • Hindari kebiasaan merokok
  • Jangan minum alkohol karena dapat menambah resiko kerusakan hati dari beberapa obat yang digunakan untuk mengobati TBC.
  • Batasi konsumsi kopi dan minuman berkafein lainnya.
  • Batasi produk olahan, seperti gula, roti putih, dan nasi putih.
  • Hindari daging merah berlemak tinggi dan tinggi kolesterol dan sebaliknya gunakan sumber protein yang lebih baik seperti protein dari unggas, kacang-kacangan, tahu, dan ikan.

Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan TBC mungkin memiliki efek samping yang menyebabkan hilangnya nafsu makan dan perasaan mual. Namun, mengkonsumsi nutrisi yang tepat sangat diperlukan dan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk membantu proses penyembuhan. Oleh karena itu bicarakanlah dengan dokter tentang makanan yang dapat Anda konsumsi selama pengobatan TBC.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wilbur, Alicia & Farnbach, AW & Knudson, Kelly & Buikstra, Jane. (2009). Diet, Tuberculosis, and the Paleopathological Record. Current anthropology. 49. 963-77; discussion 977. 10.1086/592434.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/24357262_Diet_Tuberculosis_and_the_Paleopathological_Record)
What You Must Do If You Have Tuberculosis (TB). WebMD. (https://www.webmd.com/lung/what-you-must-do-if-you-have-tb#1)
The role of diet in the treatment of pulmonary tuberculosis. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2555577/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app