Empagliflozin adalah salah satu jenis obat yang digunakan sebagai terapi kombinasi pada penyakit diabetes melitus tipe 2. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan obat diabetes melitus lainnya seperti metformin dan insulin. Obat empagliflozin dapat mengurangi kadar glukosa di dalam darah selama 24 jam.
Empagliflozin merupakan obat golongan Sodium- glucose cotransporter 2 atau SLGT2. Golongan SLGT2 bekerja dalam menyerap glukosa dari filtrasi glomerular pada organ ginjal. Efek tersebut menyebabkan penghambatan SGLT2 menurunkan penyerapan sistem saluran kemih dan menurunkan kadar glukosa dengan meningkatkan ekskresi glukosa. Setelah kadar glukosa di dalam darah menurun, ini akan membantu menurunkan berat badan dan tekanan darah.
Empagliflozin dapat meningkatkan ekskresi glukosa ke urin, tanpa menimbulkan dampak infeksi. Obat ini sangat efektif apabila dikombinasikan dengan obat metformin atau campuran 3 obat yaitu dengan penambahan metformin dan sulfonylurea. Dalam hasil uji laboratorium ditemukan bahwa adanya penurunan nilai hba1c dalam satu bulan pengobatan rutin empagliflozin. Obat empagliflozin juga dapat dikombinasikan dengan terapi insulin.
Mengenai Empaglifozin
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Obat terapi antidiabetes
Manfaat Empagliflozin
Obat empagliflozin merupakan obat yang digunakan sebagai terapi kombinasi pada penyakit diabetes melitus tipe 2.
Penyakit diabetes melitus menjadi salah satu penyakit tidak menular yang membahayakan. Kebiasaan hidup yang buruk menjadi penyebab utama yang dapat muncul mulai anak-anak dan orang dewasa. Penyebab terjadinya diabetes melitus tipe 2 adalah akibat makanan manis, kurangnya berolahraga, memiliki riwayat genetik terkait penyakit diabetes, obesitas, serta usia 40 tahun ke atas.
Gejala yang ditimbulkan pada diabetes muncul dengan lambat. Banyak orang tidak merasakan bahwa adanya peringatan pada peningkatan gula darah di dalam tubuhnya. Beberapa gejala yang dikeluhkan yang menjadi tanda awal diabetes melitus antara lain:
- Sering haus
- Sering lapar
- Badan cepat lemas
- Penglihatan kabur
- Sering sakit kepala
- Bibir kering
- Berat badan menurun perlahan meskipun makan banyak
- Sering kencing (terlebih pada malam hari)
Dosis dan cara pemberian obat Empagliflozin
Obat empagliflozin tersedia dalam bentuk tablet dengan sediaan 10 mg dan 25 mg. Pada penderita diabetes melitus tipe 2, dosis 10 mg dikonsumsi sebanyak satu kali sehari. Obat dapat ditingkatkan hingga 25 mg.
Obat empagliflozin juga dapat diberikan pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan resiko gangguan organ jantung dengan dosis awal 10 mg yang dikonsumsi pada pagi hari sebanyak satu kali sehari.
Selama pengobatan, pemeriksaan glukosa darah lengkap seperti Hba1c harus dipantau minimal sebulan sekali untuk melihat efek obat. Kombinasi obat lainnya seperti metformin atau metformin dan sulfonyurea seperti glimepirid dapat menjadi pilihan apabila penyakit diabetes melitus tipe 2 tidak dapat ditangani dengan hanya satu jenis obat (monoterapi).
Kombinasi tambahan seperti diet ketat nutrisi yang diberikan sehari-hari mulai dari makanan dan minuman, serta olahraga sedikitnya 3 hari seminggu secara rutin.
Efek samping Empagliflozin
Efek samping yang ditimbulkan pada pengobatan empagliflozin antara lain:
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Sulit menahan buang air kecil
- Warna air kencing menjadi keruh
- Nyeri pada punggung
- Diabeteik ketoasidosis
- Hipoglikemia
- Infeksi saluran kemih
Interaksi obat Empagliflozin dengan obat lain
Obat empagliflozin memiliki interaksi dengan obat lainnya seperti:
- Kombinasi obat metformin
- Kombinasi obat metformin dan sulfonylurea
- Kombinasi dengan obat diuretik seperti loop diureitk atau thiazide, meningkatkan resiko dehidrasi dan hipotensi
- Kombinasi dengan insulin, penurunan kadar glukosa signifikan
Perhatian khusus sebelum pengobatan dengan Empagliflozin
Informasi penting yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat empagliflozin yaitu:
- Obat ini tidak boleh dikonsumsi anak-anak
- Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita diabetes melitus tipe 1
- Obat ini dikontraindikasikan pada ibu hamil dan menyusui
- Tidak boleh diberikan pada penderita kolesterol tinggi
- Usia 65 tahun ke atas
- Memiliki riwayat hipotensi atau tekanan darah rendah
- Memiliki gangguan ginjal
- Mengonsumsi obat penurun tekanan darah
- Tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki riwayat infeksi saluran kemih