Radiasi adalah salah satu jenis terapi yang banyak dilakukan oleh penderita kanker. Meski ampuh membunuh sel-sel kanker, radiasi juga bisa menimbulkan efek samping seperti kelelahan, penurunan nafsu makan, hingga rambut rontok. Lebih dari itu, sinar radiasi ternyata dapat memicu peradangan di usus halus dan usus besar. Kondisi ini disebut dengan enteritis radiasi.
Apa itu enteritis radiasi?
Enteritis radiasi adalah radang usus yang terjadi setelah terapi radiasi. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang menjalani radiasi yang diarahkan ke perut, panggul, atau anus. Biasanya dilakukan oleh pasien kanker serviks, kanker perut, atau kanker anus.
Walaupun dapat membunuh sel-sel kanker, sinar radiasi dapat melukai sel-sel lapisan usus halus dan usus besar. Akibatnya, usus meradang dan membengkak hingga menyebabkan kondisi yang disebut dengan enteritis.
Enteritis radiasi umumnya bersifat sementara, sebab biasanya peradangannya akan berkurang beberapa minggu setelah pengobatan. Namun bagi sebagian orang lainnya, enteritis radiasi dapat terus berkembang berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah pengobatan berakhir.
Mengenai enteritis radiasi
Jenis
Enteritis radiasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Supaya lebih jelas, berikut selengkapnya.
- Enteritis radiasi akut
Enteritis akut terjadi secara cepat, tak lama setelah radiasi berakhir. Kondisi ini biasanya muncul sekitar 8 minggu kemudian.
- Enteritis radiasi kronis
Enteritis kronis umumnya baru muncul sekitar 18 bulan setelah terapi radiasi terakhir. Namun, jenis enteritis radiasi ini juga bisa muncul bertahun-tahun setelahnya, tergantung dari sistem kekebalan tubuh pasien itu sendiri.
Baca Selengkapnya: Apa Perbedaan Penyakit Akut dan Kronis?
Penyebab
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebab enteritis radiasi yang paling utama adalah paparan radiasi sinar-X. Selain itu, ada beberapa hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko enteritis radiasi, di antaranya:
- Dosis radiasi dan lamanya pengobatan
- Ukuran dan tingkat keparahan tumor
- Luas area tubuh yang diberikan radiasi
- Kemoterapi
- Pernah menjalani operasi perut sebelumnya
- Diabetes
- Penyakit radang panggul atau endometriosis
- Asupan nutrisi yang tidak tepat
Gejala
Tanda dan gejala enteritis radiasi meliputi:
- Mual
- Muntah
- Nyeri dan kram perut
- Sering buang air kecil
- Diare berair
- Keluar lendir dari anus
- Nyeri di sekitar anus
- Anus berdarah
- Berat badan turun
Gejala enteritis radiasi biasanya hilang beberapa minggu setelah perawatan berakhir. Namun terkadang, gejalanya bisa bertahan lama pada sebagian orang.
Semakin lama enteritis radiasi berlangsung, maka semakin besar risiko komplikasi yang dapat muncul. Komplikasi enteritis radiasi yang paling umum berupa anemia dan obstruksi usus sebagian.
Pencegahan enteritis radiasi
Ketika Anda menjalani perawatan radiasi, dokter akan mengambil langkah-langkah penting untuk menurunkan risiko terjadinya enteritis radiasi. Berbagai metode pencegahan enteritis radiasi ini meliputi:
- Memposisikan tubuh Anda sebaik mungkin supaya usus halus terlindungi dari radiasi.
- Memberikan perawatan radiasi ketika Anda ingin buang air kecil.
- Menyesuaikan banyaknya sinar radiasi yang diberikan, sesuai kondisi masing-masing pasien.
- Meletakkan klip di area tumor untuk mengantisipasi kelebihan dosis radiasi.
Pengobatan enteritis radiasi
Pengobatan enteritis radiasi bertujuan untuk mengurangi gejala enteritis radiasi sampai sembuh. Namun sebelum menentukan jenis perawatannya, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan terlebih dahulu pada pasien.
Berbagai pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap pasien enteritis radiasi adalah:
- Pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan pergerakan usus, seperti kapan diare dimulai, sudah berlangsung berapa lama, mengalami BAB berdarah atau tidak, dan seberapa sering Anda buang air besar setiap hari.
- Endoskopi, yaitu prosedur memasukkan tabung dengan ujung kamera ke dalam mulut guna melihat bagian atas usus halus.
- Kolonoskopi, yaitu prosedur memasukkan tabung dengan ujung kamera ke dalam usus besar, sehingga dokter dapat melihat bagian bawah usus halus.
- Endoskopi kapsul. Pasien diminta menelan pil kecil yang berisi kamera, sehingga dokter dapat melihat bagian usus halus secara lebih jelas.
- Tes pencitraan lainnya, seperti CT scan atau serangkaian X-ray perut yang disebut dengan serial gastrointestinal atas.
Setelah itu, dokter akan menentukan pengobatan enteritis radiasi sesuai kondisi masing-masing pasien. Pilihan pengobatan tersebut meliputi:
- Obat diare.
- Steroid.
- Obat pereda nyeri golongan kuat, seperti hidrokodon.
- Diet bebas laktosa dan rendah lemak.
- Antibiotik, untuk mengatasi bakteri berlebih di dalam usus.
- Operasi bypass usus, untuk mengangkat bagian usus yang rusak sekaligus menghubungkan bagian usus yang sehat.
Selain dengan obat-obatan, dokter juga sering menyarankan pasien untuk mengubah pola makannya. Perubahan ini dilakukan dengan tujuan mengurangi peradangan pada sistem pencernaannya akibat radiasi.
Hindari makan makanan berminyak, roti gandum, kacang-kacangan, sayur mentah, dan rempah-rempah beraroma kuat. Bagi Anda yang memiliki kebiasaan merokok atau minum alkohol, segera batasi jumlahnya supaya gejala enteritis radiasi tak mudah kambuh.
Sebagai gantinya, perbanyaklah makanan sumber protein seperti ikan, ayam, dan telur. Tambahkan porsi sayuran dan buah seperti bayam, kentang, wortel, pisang, apel, dan anggur untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh.