Obat etraverine merupakan salah satu jenis obat yang digunakan sebagai terapi penyakit HIV. Obat ini dapat membantu menghambat replikasi DNA virus dan mencegah penularannya. Etraverine dapat menjaga sistem kekebalan tubuh sehingga mencegah terjadinya komplikasi yang semakin berat pada perjalanan infeksi HIV.
Obat etraverine termasuk dalam golongan NNRTI atau non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor. Obat ini mulai disetujui oleh Food and Drugs Administration pada tahun 2008 dan mulai digunakan di beberapa negara di dunia. Obat ini dapat menghambat perubahan enzim transkriptase Human immunodeficiency virus tipe 1 dari RNA menjadi DNA dan menghambat aktivitas polimerase DNA dan RNA tanpa menghambat polimerasa DNA alfa,beta, dan gamma.
Mengenai Etraverine
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Obat terapi HIV
Manfaat Etraverine
Etraverine secara garis besar merupakan obat yang digunakan sebagai indikasi terapi HIV/AIDS sekaligus mencegah resiko komplikasi yang lebih berat selama perjalanan penyakit HIV.
Virus HIV (Human Immunodeviciency Virus ) merupakan penyebab penyakit AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome di mana terjadi penurunan kekebalan tubuh akibat daya tahan tubuh yang rusak akibat infeksi. Penyakit AIDS menganggu imun. Meningkatnya infeksi HIV mengakibatkan tubuh menjadi rentan terkena infeksi yang berkembang menjadi AIDS. Gejala yang ditimbulkan dari infeksi virus HIV akan terlihat dalam rentang waktu 8 hingga 10 tahun yang dibagi menjadi stadium infeksi.
Kewaspadaan akan mulai timbul saat infeksi virus HIV mulai aktif, maka akan timbul gejala klinis yang digolongkan menjadi 4 stadium yaitu:
- Stadium 1 (Asimtomatik). Stadium ini hanya menimbulkan gejala minimal seperti pembesaran getah bening, diare, demam, dan sakit saat menelan.
- Stadium 2 (Ringan). Pada gejala stadium 2 akan timbul kelainan kulit seperti prurigo dan herpes zoster. Terdapat juga gangguan saluran pernapasan seperti sinusitis, faringitis, tonsilitis, dan otitis. Berat badan menurun sekitar kurang dari 10%.
- Stadium 3 (Lanjut). Gejala-gejala khas mulai timbul seperti penurunan berat badan lebih dari 10%, diare kronis, kandidiasis oral, stomatitis, oral hairy leukoplakia, dan anemia berat tanpa sebab. Infeksi bakteri pada pernapasan juga mengikuti gejala stadium 3 seperti tuberkulosis milier paru.
- Stadium 4 (Berat). Stadium 4 dikenal sebagai wasting syndrome, seperti gangguan paru-paru, infeksi otak akibat bakteri toksoplasma infeksi Cytomegalovirus pada organ-organ vitals seperti mata, limpa, hati, dan getah bening, tuberkulosis ekstrapulmonal, ensefalopati HIV, meningitis. Kaposis sarkoma, kanker kulit, dan resiko kanker serviks.
Dosis dan cara pemakaian obat Etraverine
Obat etraverine tersedia dalam bentuk tablet sediaan 25 mg, 100 mg, dan 200 mg. Dosis utama pemberian pada orang dewasa dengan gejala HIV diberikan 200 mg sekali sehari setelah makan.
Khusus untuk anak-anak diberikan dengan dosis berikut: (6 sampai kurang dari 18 tahun)
- 16 kg sampai kurang dari 20 kg: 100 mg secara oral dua kali sehari setelah makan
- 20 kg sampai kurang dari 25 kg: 125 mg secara oral dua kali sehari setelah makan
- 25 kg sampai kurang dari 30 kg: 150 mg secara oral dua kali sehari setelah makan
- 30 kg atau lebih: 200 mg secara oral dua kali sehari setelah makan
Efek samping obat Etravirine
Pada tahun 2009, obat etravirine dinilai memiliki efek samping berat terkait penggunaanya yang dapat memicu terjadinya sindrom steven-Johnson, toxic epidermal necrolysis, eritema multiforme, gagal organ hati, serta hipersensitivitas kulit lainnya yang sangat fatal. Sehingga penggunaan obat harus segera dihentikan apabila timbul reaksi kulit yang memungkinkan terjadinya penyakit di atas.
Efek samping lainnya yang dapat timbul antara lain:
- Nyeri otot
- Demam
- Menggigil
- Kejang
- Takikardia
- Keringat berlebih
- Insomnia
- Pembengkakan pada kelenjar tiroid
- Nyeri perut
- Diare berat
- Berat badan menurun
- Gangguan penglihatan
Interaksi obat Etraverine
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan interaksi apabila diberikan bersamaan dengan obat etravirine:
- Obat karbamazepin
- Obat untuk gangguan organ jantungs eperti amiodarone
- Obat antibiotik clarithromycin
- Cyclosporine
- Obat kejang diazepam
- Doxorubicin
- Ketokonazole
- Warfarin
- Tacrolimus
Perhatian khusus pada pengobatan Etraverine
Informasi penting terkait pengobatan HIV dengan etraverine yaitu:
- Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien HIV dengan gangguan hati seperti hepatitis
- Obat ini tidak boleh diberikan oleh ibu hamil atau yang sedang merencanaan kehamilan diluar petunjuk dokter
- Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat herbal
- Obat ini beresiko pada hipersensitivitas kulit. Pasien dengan gangguan kulit perlu diperhatikan