Flucanol adalah obat untuk mengobati berbagai infeksi jamur, terutama infeksi candida pada vagina, mulut, tenggorokan, dan aliran darah. Flucanol mengandung fluconazole, obat anti jamur yang termasuk golongan triazole. Berikut ini adalah informasi lengkap Flucanol yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Flucanol
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Flucanol dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Larutan infus 100 ml
Kandungan
tiap kemasan Flucanol mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Fluconazole 2 mg / ml infus
Manfaat Flucanol
Berikut ini adalah beberapa kegunaan Flucanol (fluconazole) :
- Flucanol (fluconazole) digunakan untuk pengobatan infeksi non-sistemik oleh jamur candida pada vagina, tenggorokan, dan mulut.
- Efektif juga untuk pengobatan jamur candida pada saluran kemih, vaginitis (vagina), balanitis (penis) dan infeksi Candida di dalam aliran darah.
- Untuk mencegah infeksi jamur pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk paska kemoterapi kanker, orang-orang dengan infeksi HIV stadium lanjut, pasien transplantasi, dan bayi prematur.
- Sebagai obat anti jamur lini kedua pada pengobatan infeksi jamur pada sistem saraf pusat seperti meningoencephalitis kriptokokus .
Efek samping Flucanol
Berikut adalah beberapa efek samping Flucanol (fluconazole) :
- Efek samping yang umum diantaranya ruam, sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit perut, diare, dan peningkatan kinerja enzim hati.
- Efek samping yang lebih jarang misalnya anoreksia, tubuh yang lelah, dan sembelit.
- Efek samping yang sangat jarang seperti oliguria, hipokalemia, parestesia, kejang, alopecia (kebotakan) , angioedema, anafilaksis (jarang), lesi bulosa, nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, trombositopenia, diskrasia darah lainnya,dan hepatotoksisitas serius termasuk gagal hati.
- Pada pasien AIDS pernah dilaporkan terjadi reaksi kulit yang parah.
- gangguan irama jantung (pemanjangan interval QT)
Dosis Flucanol
Flucanol (fluconazole) diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Candidiasis rongga mulut hingga faring, kerongkongan
- Meningitis kriptokokus
- Profilaksis infeksi jamur pada pasien immunocompromised, setelah kemoterapi atau radioterapi
Pengobatan awal 200-400mg dosis dapat diturunkan 100-200mg satu kali sehari. lama pengobatan tergantung lokasi organ, kondisi pasien, tingkat keparahan dan respon terapi
dosis awal 400mg, dilanjutkan 200-400mg satu kali sehari minimal selama 6-8minggu . lama pengobatan tergantung lokasi organ, kondisi pasien, tingkat keparahan dan respon terapi.
Dewasa : 200-400 mg / hari disesuaikan dengan risiko infeksi. 400 mg / hari jika terdapat risiko tinggi terjadinya infeksi sistemik, misalnya setelah transplantasi sumsum tulang. Terapi dimulai sebelum terjadinya netropenia dan dilanjutkan sampai 7 hari setelah jumlah netrofil yang diinginkan tercapai.
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi obat-obat yang mengandung fluconazole termasuk Flucanol dengan obat-obat lain :
- Penggunaan bersamaan dengan obat-obat seperti cisapride, astemizol, erythromicin, pimozide, dan quinidine berpotensi meningkatkan risiko cardiotoxicity (interval QT yang berkepanjangan, torsade de pointes) dan kematian jantung mendadak. Kombinasi ini adalah kontraindikasi.
- Pada dosis 400 mg atau lebih besar tidak boleh digunakan bersamaan dengan terfenadine karena menyebabkan hal yang sama.
- Fluconazole mengurangi metabolisme tolbutamid, glibenclamide, dan glipizide sehingga meningkatkan konsentrasinya di plasma darah. Konsentrasi glukosa darah harus dipantau secara seksama dan dosis obat-obat ini harus disesuaikan seperlunya.
- Penggunaan dengan antikoagulan warfarin atau kumarin bisa meningkatkan protrombin time sehingga meningkatkan potensi terjadinya perdarahan. Penyesuaian dosis antikoagulan mungkin diperlukan.
- Fluconazole meningkatkan konsentrasi plasma fenitoin, teofilin, siklosporin, rifabutin, midazolam, tacrolimus, dan metadon.
- Rifampisin meningkatkan metabolisme fluconazole sehingga menurunkan efek farmakologisnya. Peningkatkan dosis fluconazole mungkin diperlukan untuk beberapa indikasi.
- Fluconazole memiliki potensi untuk meningkatkan eksposur sistemik obat golongan calcium chanel blocker (nifedipin, isradipin, amlodipine, verapamil, dan felodipin). Pemantauan efek samping dianjurkan.
- Penurunan dosis celecoxib mungkin diperlukan bila dikombinasikan dengan fluconazole.
Kontraindikasi
- Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi) pada fluconazole atau obat golongan triazole lainnya.
- Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki gangguan hati
- pasien yang sedang diterapi dengan terfenadin atau astemizol , cisapride, erythromycin, pimozide, dan quinidine.
- Kontraindikasi untuk pasien yang sedang menggunakan obat golongan SSRI seperti fluoxetine atau sertraline.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :
- Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi karena bisa berakibat fatal.
- Obat ini kadang-kadang menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
- Flucanol (fluconazole) harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati. Pemakaian harus dihentikan jika muncul tanda-tanda klinis dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati.
- Berikan dengan hati-hati jika pasien menderita disfungsi ginjal.
- Obat ini disekresi dalam air susu ibu dengan kadar yang hampir sama dengan kadar pada plasma. Oleh karena itu, penggunaan Flucanol (fluconazole) oleh ibu menyusui tidak dianjurkan.
- Penggunaan Flucanol (fluconazole) bisa menyebabkan perpanjangan interval QT, yang dapat menyebabkan aritmia jantung yang serius. Oleh karena itu, harus hati-hati jika digunakan untuk pasien dengan faktor risiko seperti penyakit jantung struktural, dan kelainan elektrolit. Hal ini juga menjadi dasar penggunaan bersamaan dengan obat penyebab perpanjangan interval QT dikontraindikasikan.
Penggunaan Flucanol oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan fluconazole kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Namun jika diberikan pada dosis tinggi, terutama pada trimester pertama kehamilan obat ini telah dikaitkan dengan kejadian cacat lahir pada bayi. FDA sekarang mengkategorikan penggunaan fluconazole dosis tinggi selama trimester pertama kehamilan ke dalam kategori D, dengan penjelasan sebagai berikut :
Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia, namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.