Fordesia Tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati demensia ringan, sedang dan berat pada penyakit Alzheimer. Fordesia Tablet mengandung Donepezil hydrochloride, obat yang termasuk reversible inhibitor dari enzim acetylcholinesterase.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Fordesia Tablet yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Pabrik
Kalbe Farma
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Fordesia Tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 3 x 10 Tablet 5 mg
Kandungan
Tiap kemasan Fordesia Tablet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Donepezil hydrochloride 5 mg / tablet
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Donepezil adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer secara paliatif. Obat ini digunakan untuk memperbaiki kognisi dan perilaku pasien Alzheimer, namun tidak memperlambat perkembangan atau penyembuhan penyakit.Donepezil adalah reversible inhibitor dari enzim acetylcholinesterase. Aksi terapetik obat ini terkait dengan peningkatan fungsi kolinergik. Obat ini mengikat dan secara reversibel menginaktivasi cholinesterase, sehingga menghambat hidrolisis asetilkolin. Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi asetilkolin pada sinaps kolinergik sehingga defisiensi kolinergik bisa diatasi.
Indikasi
Kegunaan Fordesia Tablet (Donepezil) adalah untuk kondisi-kondisi berikut :
- Fordesia Tablet (Donepezil) adalah obat pilihan dalam pengelolaan penyakit Alzheimer ringan sampai sedang. Pada tahun 2006, FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) menyetujui Donepezil untuk pengobatan demensia ringan, sedang dan berat pada penyakit Alzheimer.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang mempunyai riwayat hipersensitif terhadap Donepezil hydrochloride atau derivat piperidine.
Efek Samping Fordesia Tablet
Berikut adalah beberapa efek samping yang diketahui :
- Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah, dan diare. Meskipun dalam kebanyakan kasus, efek ini bersifat sementara, kadang-kadang berlangsung satu sampai tiga minggu.
- Efek samping lainnya misalnya sulit tidur, kram otot dan kehilangan nafsu makan.
- Efek samping yang patut diwaspadai adalah detak jantung yang lambat dan pingsan. Efek samping ini lebih sering terjadi pada orang dengan masalah jantung. Gejala ini umumnya terjadi saat memulai pengobatan atau saat meningkatkan dosis.
- Meski kejang jarang terjadi, orang yang memiliki predisposisi kejang harus diobati dengan hati-hati.
- Fordesia Tablet (Donepezil) menyebabkan naiknya asam lambung. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko perdarahan dan ulkus pada saluran pencernaan. Risiko meningkat pada pasien penderita maag (atau ulkus lainnya), pasien yang sedang menggunakan aspirin atau obat-obat NSAID lainnya.
- Obat ini memperburuk masalah paru pada penderita asma atau penyakit paru lainnya.
- Efek samping yang berpotensi fatal : neuroleptic malignant syndrome.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama penggunaan obat Fordesia Tablet (Donepezil) adalah sebagai berikut :
- Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada penderita penyakit jantung, gangguan konduksi jantung, penyakit paru obstruktif kronik, asma, aritmia jantung berat dan sindrom sinus.
- Orang dengan penyakit tukak peptik atau sedang memakai obat-obat NSAID harus berhati-hati karena obat ini meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal.
- Health Canada pada tanggal 21 Januari 2015 memperingatkan tentang risiko yang jarang terjadi namun berpotensi serius yaitu kerusakan otot (rhabdomyolysis) dan gangguan neurologis yang disebut Neuroleptic Malignant Syndrome (NMS) terkait penggunaan Donepezil. Pasien harus menghindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang juga mempunyai efek samping tersebut, misalnya ciprofloxacin yang bisa memicu rhabdomyolysis.
- Fordesia Tablet (Donepezil) adalah penghambat cholinesterase sehingga bisa mempotensiasi efek obat anestesi.
- Karena efek farmakologisnya, obat-obat penghambat cholinesterase mungkin memiliki efek vagotonik pada nodus sinoatrial dan atrioventrikular. Efek ini dapat bermanifestasi sebagai bradikardia atau blok jantung pada pasien baik dengan dan tanpa diketahui kelainan konduksi jantung yang mendasarinya.
- Obat-obat cholinomimetik dapat menyebabkan penyumbatan aliran keluar urin.
- Tidak diketahui apakah obat ini diekskresikan dalam air susu ibu. Meski begitu, penggunaan Fordesia Tablet untuk ibu menyusui harus dilakukan secara hati-hati.
- Fordesia Tablet (Donepezil) bisa menyebabkan perlambatan detak jantung, kejang, bahkan pingsan. Oleh karena itu selama menggunakan obat ini sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Penggunaan Obat Fordesia Tablet Untuk Ibu hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Donepezil kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan acuan keamanan obat pada manusia, fakta bahwa obat ini terbukti memiliki efek buruk terhadap janin hewan harus menjadi perhatian serius. Jika tidak benar-benar dibutuhkan atau masih bisa menggunakan obat lain yang lebih aman, penggunaan Fordesia Tablet untuk ibu hamil sebaiknya tidak dilakukan.
Interaksi obat
Interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan adalah sebagai berikut :
- Karena mekanisme kerjanya, inhibitor cholinesterase berpotensi mengganggu aktivitas obat antikolinergik.
- Efek sinergis dapat diperkirakan saat inhibitor kolinesterase diberikan bersamaan dengan suksinilkolin, agen pembentuk neuromuskular serupa, atau agonis kolinergik seperti bethanekol.
- Terjadi peningkatan risiko neuroleptic malignant syndrome jika digunakan bersamaan dengan antipsikotik.
- Konsentrasi plasma meningkat bila digunakan dengan inhibitor CYP3A4 (misalnya ketoconazole, erythromycin) dan inhibitor CYP 2D6 (misalnya fluoxetine, quinidine).
- Konsentrasi plasma berkurang jika digunakan dengan induser enzim CYP3A4 (misalnya rifampicin, phenytoin).
Dosis Fordesia Tablet (Donepezil)
Fordesia Tablet (Donepezil) diberikan dengan dosis :
- Dosis Penyakit Alzheimer
Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg 1 x sehari, diberikan pada malam hari, tepat sebelum tidur. Dosis maksimum adalah 10 mg 1 x sehari. Dosis 10 mg sebaiknya tidak diberikan sampai pasien diberi dosis 5 mg selama 4-6 minggu.
Aturan pakai
- Obat diminum pada malam hari, tepat sebelum tidur.
- Obat bisa diminum dengan atau tanpa makanan.
Ringkasan hal-hal penting terkait obat Fordesia Tablet
- Buang semua sisa obat yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
- Gunakan obat sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
- Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
- Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.
- Jika Anda lupa meminum obat, tunggu sampai waktu minum berikutnya. Minum 1 x saja, jangan minum 2 dosis sekaligus.
Terkait
- Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Donepezil
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Fordesia Tablet (Donepezil) harus sesuai dengan yang dianjurkan.