Grafazol adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob dan protozoa, contohnya seperti uretritis dan vaginitis karena Trichomonas vaginalis hingga amoebiasis di usus dan hati. Grafazol mengandung metronidazole, obat yang termasuk anti amuba golongan nitroimidazole.
Metronidazole adalah antimikroba yang termasuk golongan nitroimidazole. Bentuk tereduksi dan radikal bebas dari obat ini dapat berinteraksi dengan DNA, kemudian menyebabkan degradasi dan penghambatan sintesis asam nukleat yang selanjutnya mematikan mikroba.
Mengenai Grafazol Tablet
Pabrik
Graha farma
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Grafazol dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:
- Dos isi 10 strip x 10 tablet 250 mg
- Grafazol forte: Dos isi 10 strip x 10 tablet 500 mg
Kandungan
Tiap kemasan grafazol mengandung zat aktif sebagai berikut:
- Metronidazole 250 mg / tablet
- Grafazol forte: metronidazole 500 mg / tablet forte
Manfaat Grafazol
Berikut ini adalah beberapa kegunaan Grafazol:
- Mengobati infeksi trichomonal vaginitis dan bakterial vaginosis (infeksi Gardnerella vaginalis).
- Digunakan pada pembedahan dan sepsis ginekologi, terutama untuk menangani infeksi oleh bakteri anaerob kolon seperti Bacteroides fragilis.
- Metronidazol juga efektif terhadap pseudomembran kolitis (kolitis yang disebabkan oleh antibiotik).
- Sebagai pilihan pertama untuk mengobati disentri amuba invasif akut, karena obat ini efektif terhadap bentuk vegetatif Entamoeba histolytica.
- Metronidazol juga digunakan untuk kasus amoebiasis intestinal (usus) dan hepar (hati).
- Sebagai obat alternatif untuk terapi infeksi rongga mulut untuk pasien yang alergi terhadap antibiotik golongan penicillin (misalnya ampicillin dan amoxicillin) atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob penghasil enzim beta-laktamase.
- Mengobati acute necrotizing ulcerative gingivitis (Vincent’s infection) dan perikoronitis.
Kontraindikasi
Grafazol tidak boleh digunakan untuk orang-orang dengan kondisi berikut:
- Memiliki riwayat hipersensitif pada Grafazol atau obat golongan nitroimidazole lainnya.
- Ibu hamil trimester pertama.
Efek samping Grafazol
Berikut adalah beberapa efek samping Grafazol:
- Efek samping umum seperti gangguan pengecapan, lidah kasar, gangguan saluran cerna (mual, sakit perut, dan diare), kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, muntah, sakit kepala, pusing.
- Efek yang jarang misalnya hipersensitivitas (ruam, gatal, kemerahan, demam), sakit kepala, timbul rasa lesu, mengantuk, pusing, glositis, stomatitis, urin gelap, dan parestesia.
- Pada pemakaian sistemik jangka panjang dan dengan dosis tinggi berpotensi menyebabkan leukopenia, neutropenia, peningkatan resiko neuropati perifer, serangan epilepsi transien dan toksisitas sistem saraf pusat.
Dosis Grafazol
Grafazol diberikan dengan dosis sebagai berikut:
Amubiasis intestinal invasif
- Dosis lazim dewasa: 800 mg setiap 8 jam selama 5 hari.
- Anak usia 1-3 tahun: 200 mg setiap 8 jam.
- Anak usia 3-7 tahun : 200 mg setiap 6 jam.
- Anak usia 7-10 tahun: 200-400 mg setiap 8 jam.
Amubiasis ekstra intestinal (termasuk abses hepar) dan pembawa kista amuba asimtomatik
- Dewasa: 400-800 mg setiap 8 jam selama 5-10 hari.
- Anak usia 1-3 tahun: 100-200 mg setiap 8 jam.
- Anak usia 3-7 tahun: 100-200 mg setiap 6 jam.
- Anak usia 7-10 tahun: 200-400 mg setiap 8 jam.
Trikomoniasis urogenital
- Dewasa: 200 mg setiap 8 jam selama 7 hari, atau 400-500 mg setiap 12 jam selama 7 hari, atau 800 mg pada pagi hari dan 1,2 g pada malam hari selama 2 hari atau 2 gram dosis tunggal.
- Anak usia 1-3 tahun: 50 mg setiap 8 jam selama 7 hari.
- Anak usia 3-7 tahun: 100 mg setiap 12 jam.
- Anak usia 7-10 tahun: 100 mg setiap 8 jam.
Giardiasis
- Dewasa: 2 gram/hari selama 3 hari atau 2 x sehari 500 mg selama 1-10 hari.
- Anak usia 1-3 tahun: 500 mg/hari selama 3 hari.
- Anak usia 3-7 tahun: 600-800 mg/hari.
- Anak usia 7-10 tahun: 1 gram/hari.
Infeksi bakteri anaerob
- Dewasa (durasi lazimnya 7 hari): dosis awal 800 mg, kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam.
- Anak: 7,5 mg/kgBB setiap 8 jam.
Infeksi Gigi Akut
- Dosis lazim dewasa: 200 mg setiap 8 jam selama 3-7 hari.
Profilaksis bedah
- Dewasa: 400 mg setiap 8 jam dimulai 24 jam sebelum operasi, dilanjutkan sesudah operasi secara intravena atau rektal sampai pemberian oral dapat dilakukan lagi.
- Anak: 7,5 mg/kg BB setiap 8 jam.
Interaksi Grafazol
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Grafazol adalah:
- Disulfiram: bisa menimbulkan reaksi psikotik. Jangan menggunakan metronidazole kepada pasien yang telah menggunakan disulfiram dalam 2 minggu terakhir.
- Minuman beralkohol atau produk yang mengandung propylene glycol: muncul reaksi psikotik disulfiram like reaction seperti kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan flushing. Beberapa rokok elektronik mengandung zat propylene glycol.
- Antikoagulan seperti warfarin: memperpanjang protrombine time dan risiko perdarahan.
- Lithium: meningkatkan kadar lithium serum dan dalam beberapa kasus muncul tanda-tanda toksisitas lithium.
- Busulfan: metronidazole bisa meningkatkan konsentrasi plasma dari busulfan, yang dapat mengakibatkan peningkatan risiko toksisitas busulfan.
- Obat yang menurunkan aktivitas enzim hati, seperti cimetidine: dapat memperpanjang waktu paruh dan mengurangi klirens Grafazol, kemudian meningkatkan konsentrasi plasma.
- Obat yang menginduksi enzim hati, seperti fenitoin atau fenobarbital: dapat mempercepat klirens Grafazol sehingga kadar plasma berkurang.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan Grafazol adalah sebagai berikut:
- Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi karena bisa berakibat fatal.
- Obat ini kadang-kadang menyebabkan pusing dan mengantuk. Hindari mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
- Grafazol harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati. Penyesuaian dosis disarankan. Pemakaian harus dihentikan jika muncul tanda-tanda klinis dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati.
- Berikan dengan hati-hati jika pasien menderita disfungsi ginjal.
- Obat ini dieksresikan dalam air susu ibu (ASI) dengan kadar yang hampir mendekati dosis terapi bayi. Oleh karena itu, penggunaan Grafazol oleh ibu menyusui tidak dianjurkan.
- Hentikan penggunaan obat jika muncul gejala ataksia, vertigo, halusinasi, atau konfusi mental.
- Keamanan penggunaan obat ini pada anak belum dipastikan, kecuali untuk amoebiasis.
- Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien yang mengidap penyakit pada susunan saraf pusat dan perifer, karena terdapat resiko agravasi neurologis.
- Hentikan konsumsi minuman beralkohol atau produk yang mengandung propilen glikol saat menggunakan metronidazol sistemik sampai setidaknya 3 hari sesudahnya. Hal ini bisa memicu terjadinya disulfiram like reaction berupa kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan flushing.
- Grafazol hanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan protozoa, bukan untuk mengobati infeksi virus (misalnya flu, pilek, cacar, dan inveksi virus lain).
- Gunakan obat sesuai yang diresepkan, baik jumlah maupun durasinya. Jangan hentikan pemakaian meskipun sudah merasa sembuh, sebelum obat yang disarankan habis. Hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi.
Penggunaan Grafazol oleh wanita hamil
FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan metronidazole ke dalam kategori C pada trimester 1 dengan penjelasan sebagai berikut:
Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Metronidazole masuk dalam kategori B pada trimester 2 dan 3 dengan penjelasan sebagai berikut:
Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil.
Obat ini relatif aman pada usia kehamilan trimester akhir. Namun jika diberikan pada trimester pertama kehamilan, metronidazole telah dikaitkan dengan kejadian cacat lahir pada bayi. Oleh karena itu, sebaiknya tidak menggunakan obat ini pada trimester awal kehamilan.
Artikel terkait: